Bagian 0.5

46 28 10
                                    

Annyeong yeorobun~
Kek agak telat gitu up-nya...

Langsung aja yuk..
Enjoy Your Read!

•Happy Reading•

•••

Rumah sakit

Alaska masih menunggu di luar ruangan, beberapa menit yang lalu pihak rumah sakit menghubunginya jika Alastair mengalami kecelakaan. Entah apa yang terjadi pada anak itu hingga dirinya kecelakaan, akan Alaska tanyakan nanti setelah keadaan Alastair membaik.

Pintu ruangan itu terbuka, menampakkan dokter yang telah selesai menangani Alastair.

"Gimana keadaan Alastair, Dokter?" Tanya Alaska.

"Tuan Alastair mengalami patah tulang, kakinya harus memakai gips untuk dua bulan ke depan. Karena patahnya cukup serius." Jawab Dokter.

Alaska menghela nafas, "baiklah, terima kasih Dok."

"Sama-sama Tuan, kalo begitu saya permisi. Lantas Dokter berusia kepala satu itu melenggang pergi dari sana, menyisakan Alaska yang masih menatap tubuh Alastair di atas brangkar rumah sakit.

"Ada masalah apa lagi Alastair, gue kira hidup Lo udah bahagia." Ujar Alaska. "Kayanya gue salah nyerahin Lo ke orang tua Lo, lagi." Sesalnya. Bagaimana pun juga Alaska sudah menganggap anak itu sebagai adiknya sendiri, Alastair juga salah satu anggota Phoenix.

"Apa perlu gue ngambil alih hak asuh Lo lagi."

•••

Saat ini teman-teman Alastair baru saja sampai di sekolah, seperti biasanya mereka akan memarkirkan motor mereka di parkiran utama. Jajaran anak-anak paling berpengaruh di sekolah, lagian siapa yang berani menghentikannya.

Di lihatnya tempat parkir di sebelah Varrel kosong, "tumbenan banget gak sih pak ketu belum datang?" Varrel berujar Ragu.

Kata mereka ber-empat, Alastair itu bucin basket. Dia akan datang lebih awal hanya untuk ekskul basket.

Gavin melirik ke arah yang di tunjuk Varrel, "bener juga ya, dia kan bucin banget sama basket."

"Iya, gak kaya Lo. Bucinin Sasha eh gak di anggap." Ledek Devian.

"Bangsat." Umpat Gavin. "Dahlah, kita tunggu di Rooftof aja kuy." Ajaknya kemudian.

Yang lain menghela nafas dan mengikuti langkah Gavin dan Varrel menuju Rooftof, Sabtu hari ini tidak banyak yang mengikuti Ekskul. Mereka kebanyakan akan beristirahat di rumah setelah panjangnya aktivitas di sekolah mau pun di luar.

"Gak ke kantin dulu Vin? Gue laper nih." Ujar Rey.

"Bangsat, tadi aja Lo makan banyak di rumah gue njing." Cibir Devian. Tapi apakah Rey peduli? Tentu saja tidak.

"Ke kantin aja sendiri sana Rey, gue sih males. Mau nyebat." Cengir Varrel.

"Kampang Lo kambing." Geram Gavin menjitak kening Varrel.

Varrel meringis, "sakit asu."

"Bacot banget Lo pada, dah lah gue duluan." Ucap Rey dan beranjak menuju kantin sekolah. Jujur saja dia masih sedikit lapar dan butuh beberapa camilan.

The Dark Side [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang