Bagian 1.1

26 14 4
                                    

Annyeong haseyo yeorobuun~
Voment juseyo...

Enjoy your read!
•HAPPY READING•

•••

Beberapa informasi tentang para pengkhianat di masa lalu

PUKUL 00.00PM, Xena dan Reygan baru saja sampai di Mansion. Keduanya tadi sempat bersantai dulu di markas, untung saja tidak banyak anggota yang menginap di markas malam ini.

Keadaan Mansion sudah begitu sepi, yang lain sudah tertidur. Mungkin. Xena dan Reygan langsung menuju kamar mereka masing-masing, begitu sampai di kamar Xena langsung memasuki kamar mandi dan melakukan ritual mandinya.

Malam yang begitu sepi, di temani dengan dinginnya angin malam yang langsung menerpa tubuh Xena melalui piyama tipis yang Xena pakai. Pintu kamar yang mengarah ke balkon sengaja dia buka lebar, entahlah dia hanya merasa...gerah? Mungkin?

Di tatapnya keadaan sekeliling, gelap. Tidak ada rumah atau bahkan lampu jalanan, hey,, ini di hutan bukan di perkotaan. Samar-samar Xena sering menangkap Auman harimau, suara burung hantu atau bahkan Auman serigala saat bulan purnama.

Apakah Xena takut? Jawabannya tidak. Dia tidak takut, jika Xena tidak mengganggu mereka maka mereka pun tidak akan mengganggu Xena. Sekelebat pikiran terlintas di benaknya, apakah harus?

Tanpa basa-basi, Xena mengganti pakaiannya dengan pakaian serba hitam dan jaket anti peluru. Di punggungnya sudah ada pistol khas seorang pemburu. Ya, malam ini Xena ingin berburu di tengah hutan terlarang itu. Hutan dengan pepohonan tinggi dan tidak akan masuk cahaya, baik siang mau pun malam. Terlalu tinggi dan besar, juga rindang.

Hap!

Kakinya mendarat dengan mulus, kembali melangkah dan menuju dinding pembatas agar bisa keluar dan langsung masuk ke hutan itu. Dingin yang menyambut, Xena acuhkan.

Bola mata yang tadinya cokelat langsung berubah menjadi biru dan memancarkan cahaya membuat Xena tidak perlu membawa alat penerangan.

"Mana sih, biasanya suka ada hewan sekitar sini." Gumam Xena.

Dia mulai menyiapkan senjata pucuk api yang panjangnya sekitar satu kaki itu, di arahkannya pada sesuatu yang mencurigakan dan siap menarik peletuk api tersebut.

Dor!!

Bukkk

Terdengar benda jatuh dari atas sana, Xena tersenyum dan menghampirinya. Di lihatnya seekor burung dengan bulu cantik berwarna biru dan merah, kakinya terluka akibat peluru yang untungnya melesat entah kemana.

"Burung yang cantik, kenapa malam-malam berkeliaran seperti ini." Ucap Xena memangku burung itu.

Mengeluarkan kain dari tas kecilnya, lantas mencari dedaunan yang bisa di jadikan obat. Meraciknya sederhana dan menempelkannya pada kaki burung itu lalu di ikat.

"Kau mau ikut berburu dengan ku?" Ujar Xena dan meletakkan burung itu di pundak kirinya.

Perburuan sederhana itu terus berlanjut hingga jam menunjukkan pukul 5 pagi, menyadari waktu sudah menuju siang, Xena segera pulang.

Burung tadi masih bertengger manis di pundaknya, sepertinya burung itu menyukai Xena. Xena sendiri tidak keberatan jika harus mengadopsi burung itu.

Sepertinya, Xena cukup jauh berburu. Dia bahkan memerlukan waktu hampir satu jam untuk sampai di Mansion melalui jalan besar. Matanya sudah kembali seperti semula, berwarna cokelat yang nampak terang.

The Dark Side [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang