7

3 1 0
                                    

Makan malam berlangsung cukup cepat, karena David memaksa untuk pulang lebih dulu

"Aku kecewa yaa sama papa".

"Maafin papa, shanon bilang kamu akan senang dengan perjodohan ini, jadi papa dan mama gak kasi tau kamu, lagian ini juga kebetulan banget, dan pas banget kamu sekarang lagi jomblo" .

"Aku udah punya pacar".

"Siapa?".

"Kenapa gak kenalin ke mama dan papa, coba liat mana pacar kamu?". Ucap mama David penasaran.

David hanya bisa diam, dia tidak mungkin bilang kalau pacarnya seorang pria, pasti orang tuanya akan sangat kecewa.

"Ada dijakarta, anaknya baik, cantik, kaya, jurusan kedokteran, blasteran Korea".

"Coba makanya kasi kenal ke mama papa dong".

"Gabisa kalau sekarang".

"Halah kamu pasti bohongkan".

"Beneran ma" .

"Yaudah fotonya aja sini mama liat, masa gak dikasih".

"Dahlahh pusing udah malem, aku banyak fikiran".

Dalam kamarnya David mencoba menghubungi Oky tapi Oky tidak bisa dihubungi, David juga menghubungi Shanon tapi sama juga shanon tidak dapat dihubungi.

David kesal langsung melemparkan handphonenya dan langsung memejamkan matanya mencoba untuk tidur.

Saat baru mulai tertidur lelap tiba-tiba David merasa ada yang membangunkannya

"David cepet bangun".

"Kenapa lagisih ma, David mau tidur".

"Ibunya mira gak sadarkan diri, ayo kita liat kerumah sakit".

"Kan bisa besok ma".

"Gak bisa David, ayo cepat bangun papamu udah nunggu di mobil".

"Astagaa..... Iya iya mama tunggu aja aku siap siap dulu ini".

"Yang cepet ya, mama khawatir banget ini, kasian Mira dan varel dirumah sakit".

" Iya mama, ini aku mau siap-siap mama keluar dulu".
.
.

Sesampainya dirumah sakit, kedua orang tuaku langsung memeluk mira, aku melihat seorang laki -laki yang juga menangis disamping ibunya mira, cukup ironis memang keadaan seperti ini, aku hampir saja menangis tapi tak bisa.

Aku bertanya ke laki-laki yang menangis disamping ibunya mira,
"apa kata dokternya tadi mas?".

Laki-laki tersebut hanya menapku tak berbicara apapun dan kaki-kaki itu menggenggam tangan ibunya mira dan mulai menangis kembali.

Mira pingsan dipelukan mamaku, dan ayahku keluar memanggil petugas medis

"Ibu bangun Bu, jangan tinggalin varel dan Mira"

Aku kaget mendengar hal tersebut, astaga bodohnya aku tak menyadari bahwa ibu Olla sudah meninggal dunia, aku turut berduka cita atas kejadian ini, sungguh aku tidak percaya karena tadi kami habis makan malam bersama dan ibu Olla seperti orang yang tidak sekarat, memang ajal tidak ada yang tau.
.
.
Jam 2 siang jasad ibu Olla dikubur disamping kuburan suaminya yang baru 5 hari lalu meninggal, apakah ini definisi cinta mati, alampun ingin mereka bersama. Aku melihat varel dan Mira tak kuasa menahan tangisnya, valer mencoba menenangkan Mira, papaku menenangkan ibuku. Pemakaman ini sangat ramai karena banyak sekali pengusaha dari berbagai daerah dan negara datang, banyak juga pengusaha yang mau menikahkan anaknya kepada varel dan Mira, salah satunya aku, orang tuaku sangat ingin aku menikahi Mira, tapi bukan karena harta dan bisnis, menurut orang tuaku Mira itu wanita yang sangat baik.

Tak lama pemakaman mulai sepi yang tersisa hanya varel karena Mira pingsan dan dibawa pulang, aku menghampiri varel mencoba untuk menenangkannya.

"Sekarang ibu udah gak sakit lagi kak, Kakak yang sabar ya". Aku memanggilnya kakak karena aku menghormati dia sebagai orang yang umurnya lebih tua dari aku

"Kamu davidkan?".

"Iya kak".

"Sebelum ibuku meninggal beliau ingin aku sebagai wali sahnya Mira untuk menikahkan kalian, entah mengapa ibuku memilih kamu. Tapi Mira bilang kamu menolaknya pada malam itu, mungkin ini berat untuk kamu tapi ini juga berat untuk aku dan Mira".

"Kak saya ini bukan laki-laki baik, saya tidak pantas untuk Mira".

"Malam ini kamu akan dinikahkan dengan Mira, ibu aku dan orang tua kamu sudah mengatur semuanya, aku harap tindakan kamu tidak membuat Mira menanggung malu nanti malam". Ucap varel lalu meninggal David sendirian

David sangat shock, apa-apaan semua ini, mengapa kisah cintaku seperti scenario amatir.

Aku langsung bergegas pulang kerumah, dirumahku hanya ada pelayan karena kedua orang tuaku masih berada dirumah Mira.

Kulihat handphoneku berdering dan melihat nama Shanon yang sedang menelfonku.

"Hallo dav".

"Hallo pasti Kamu yang atur semua inikan?". Aku sangat marah dan juga kecewa pada shanon

"Bukan aku, aku malah gak tau, aku baru tau tadi pas mama kamu nelfon aku".

"Terus kenapa kamu bilang ke orang tuaku kalau cuma sahabatan?".

"Karena aku dipaksa jujur, jadi aku jujur, dan untuk soal yang aku bilang kamu seneng dijodohin itu aku cuma bercanda karena kamu juga bercandain aku pas di LA, sumpah dav aku gak tau kalau bakal kayak gini, ini aku mau kekalimantan sekarang."
"Kamu jangan kemana-mana nanti aku bakal bantu kamu". Lanjut Shanon

"Aku mau kejakarta sekarang".

" davv,, dengerin aku sekali ini aja tolong, tetep disitu jangan kemana-mana, lagian kamu gak bisa kemana-mana juga sekarang, kalau kamu gak nikah sekarang pasti orang tua kamu bakal desak kamu untuk nikah ditahun-tahun berikutnya, pernikahan ini ambil dampak baiknya aja untuk kita, sisanya nanti biar berjalan seiring berjalannya waktu".

"Aku stress sekarang sha, kamu gila apa, pernikahan ini bukan mainan, lebih baik aku kabur aja sekarang".

"Please dengerin aku sekarang dav, aku bakal selalu bantu kamu, udah yaa, pesawat aku mau take off, jangan kamu macem-macem disana yaa".

.
.
.

REALITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang