🌴🌴🌴
Setelah selesai dari sholat Jum'at di kawasan rumah sakit, Zando disuruh untuk buru-buru pulang sama Umi dan Umaiza, karena mereka tahu sore ini adalah jadwal dirinya untuk bertausiah ba'da Ashar. Padahal masih lama banget, tapi nurut sajalah apa kata Umi.
Kalau dipikir-pikir, dari dulu jalanan ini selalu sejuk dengan pepohonan yang banyak di setiap rumah. Apalagi udara semeriwing yang menjadi khas udaranya. Tidak bisa diragukan lagi.Zando menarik napas dalam-dalam, lalu mengembusknnya secara perlahan. Tetapi, bersamaan dengan itu, dia mendengar suara jerit minta tolong seorang wanita. Saat matanya menemukan ada yang bergerak di sekitaran semak, sudah dipastikan ada korban lagi yang nyemplung di sana.
Zando mengedarkan pandangan ke sekitar. Untungnya ada bambu tanpa pemilik tergeletak begitu saja di pinggir jalan. Andainya itu adalah ranting pohon, Zando akan tetap mengambilnya.
Dia menghampiri wanita tersebut. Saat melihatnya, satu kata yang terlintas di dalam benak.
'kasihan'
Itu saja.
Gadis tersebut yang sudah kuyup air got dengan bau khasnya, mengucapkan kata terimakasih padanya karena sudah mau menolong.
Zando melihat arloji di pergelangan tangan. Sudah menunjukkan pukul setengah 3, dan sebentar lagi akan ada kajian yang dibawakan oleh dirinya.
Karena makin mepet waktu ashar, Zando enak tidak enak membuka suara pada gadis di hadapannya.
"Mau ke rumah?" tanya Zando ragu.
Dia masih sibuk memeras ujung celananya yang basah, agar cepat kering, meskipun tidak membuat benda itu jadi bersih. "Hah?" responnya begitu saja, seraya kembali berdiri untuk menghadap ke Zando.
"Apa kamu mau ke rumah saya, ganti baju?" jelas Zando dengan suara yang lumayan pelan. Bukan bisik-bisik, hanya saja Zando merasa sangat tidak enak menawarkan hal privasi kepada orang yang baru saja bertemu dengannya.
"Emang bisa?" Gadis itu cepat menggeleng. "Ah maksudnya, emang di rumah lo ada baju cewe?"
Zando mengangguk singkat. "Saya punya adik kandung perempuan, dan ukuran tubuhnya seperti kamu."
Zando merutuk dalam hati, apa yang barusan dia lakukan? Apakah dirinya sedang mengigau, sampai-sampai bisa dengan lancarnya berbicara hal yang tak terduga seperti ini?
Gadis itu nampak berpikir, dan akhirnya mengangguk juga setelah sekian lama. "Emm boleh deh, tapi lo jangan macam-macam ya pas di rumah nanti?"
Zando hanya berdehem saja seraya mengangguk tanggap. Setelahnya langsung berjalan mendahului.
Lagian siapa juga yang mau macam-macam?
🌴🌴🌴
Kirana mengikuti orang baik ini di belakang. Dalam hati ada dumalan-dumalan yang ingin sekali dia luapkan. Kenapa cowok itu tidak mau berjalan beriringan dengannya? Apakah dia merasa ke-bau-an? Atau jangan bilang dia jijik?
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR FROM ALLAH (On Going)
EspiritualHighest rank! #1 in Masjid #1 in Religi Siapa yang sangka kalau perempuan yang hobinya tawuran, bergaul dengan banyak laki-laki yang bukan mahram, sering melakukan hal yang melenceng dari agama, dan juga si pemberantas senior-senior sok jagoan di ka...