Laskar From Allah - 003

178 40 13
                                    

🌴🌴🌴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌴🌴🌴

Zando menendang pelan kerikil kecil di sepanjang jalan yang dia pijaki menggunakan kaki polosnya. Sedikit menyalurkan rasa greget karena kehilangan sepatu yang sudah lama dia jaga. Ditambah dengan keberadaan Amel yang cukup membuatnya risih.

Benar-benar hari yang terasa sangat menyebalkan.

Hingga pada akhirnya, dia tiba di rumah. Tidak biasa tirai jendela terbuka dengan lampu teras yang masih mati. Ini Umaiza pasti lagi ceroboh tidak menutup tirai dan menyalakan lampu saat menjelang Maghrib tadi. Dengan penuh kehati-hatian, dirinya mengetuk pintu seraya memanggil nama adiknya itu.

"Assalamu'alaikum, Mai...." Sesekali Zando mengintip melalui celah jendela, terlihat lampu dalam juga mati semua. Tak terasa tangannya bergerak membuka kenop pintu. Bahkan Umaiza sampai lupa mengunci pintunya.

Segera Zando masuk ke dalam rumah. Yang pertama kali dia lakukan adalah memeriksa setiap bilik kamar dengan pencahayaan yang minim, tetapi tetap tidak menemukan siapa-siapa di sana.

Ini sebenarnya mereka pergi ke mana?

Zando menaruh tas kerja di kamar, tak lupa mengambil sandal miliknya yang ada di rak sepatu dekat pintu, menyalakan lampu seperlunya, lalu keluar. Dirinya mengedarkan pandangan ke sekitar. Beruntung ada ibu-ibu tukang nasi uduk yang tiap pagi dia beli, lewat di depan rumahnya.

"Bu, Bu," panggilnya seraya menghampiri.

"Eh? Ada apa, Nak?" balas ibu itu sedikit terkejut. Pasalnya, jarang sekali Zando memanggil orang, apalagi sampai begini.

"Bu, saya mau nanya, ini Umi dan Adik saya kok gak ada, ya? Apa Ibu tahu mereka ke mana?" tanya Zando lolos begitu saja.

Belum sempat Bu Malin menjawab, tetangga sebelah langsung menyahut tanpa disuruh. "Tadi sore saya lihat Umi pingsan, sampai beberapa orang bantu adikmu gotong badan Umi ke taksi," bebernya.

Zando membulatkan matanya, "pingsan? Kok bisa?"

"Oh kurang tau. Coba kamu susul aja ke rumah sakit yang di depan jalan itu," usulnya.

Zando mengangguk, dia langsung pamitan pada keduanya untuk menyusul ke rumah sakit menggunakan ojek yang biasa mangkal di dekat warung. Belum juga apa-apa, jantungnya sudah dibuat resah.

Zando membuang napas berat sepanjang jalan.

"Semoga Umi gak kenapa-kenapa," cicitnya pelan dengan langkah yang dipercepat.

🌴🌴🌴

"Syukurlah," lega Zando saat mendengar penjelasan Umaiza tentang keadaan Umi.

LASKAR FROM ALLAH (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang