Laskar From Allah - 011

8 2 0
                                    

🌴🌴🌴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌴🌴🌴

"Eh?" Zando tersadar, ia menggeleng beberapa kali. "Saya gak tersenyum," ucapnya mencoba menetralkan kembali raut ekspresi pada wajahnya.

Kemal memicingkan mata, menelisik, "penglihatan ku loh masih normal, gak rabun. Hayoo, kamu liatin cewek itu, kan?" godanya tepat pada sasaran.

Zando mengedarkan pandangan, mencari kemungkinan apa saja untuk berdalih, lalu jari telunjuknya mengarah ke hewan paling menggemaskan sejagat raya semesta ini, "saya tersenyum karena kucing itu."

Omar menyenggol Nizam, "kayaknya baru satu hari Zando di sini, dia sudah mulai rada-rada," bisiknya yang didengar oleh sang empunya nama.

Zando terkekeh, "saya gak tersenyum karena siapapun, Mar, saya lagi merasa lucu melihat kucing itu." Dirinya mencoba meyakinkan.

Nizam mengangguk seolah percaya perkataan Zando, "kucing atau kucing?" ledeknya.

Zando tertawa pelan, "kali ini saya serius eh, Zam. Kalian pun ada-ada aja."

"Tapi aku melihat kamu tersenyum-senyum sendiri," tukas Kemal lagi-lagi tak mau kalah.

"Ah enggak, lah, Mal. Atau jangan-jangan kamu, ya? Aih, ngerinya Kemal sudah," balas Zando.

"Hoo ngaku saja lah, Do," seru Nizam membantu Kemal.

"Kamu liatin cewek itu sampai senyum," timpal Omar. Suasana memojokkan Zando pun semakin sengit.

Juan menengok arlojinya, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. "Heee, ya sudah ya sudah jangan berdebat," potong Juan, kali ini berhasil menyelamatkan Zando dari berbagai hujaman pengakuan.

Gelagat Juan barusan mudah ditebak, ekspresi Zando berubah tak bersemangat. "Sudah mau pulang kah, Ju?" tanya Zando.

"Iya pulang, Do, sudah habis jatah besuknya," jawab Juan.

Kemal merangkul bahu Zando, "kau tenang lah, Puh. Lain waktu, kita datang lagi, oke?"

Suara Kemal mengecil, ia kembali berbisik, "tapi aku yakin kamu tersenyum karena cewek itu," seraya menunjuk ke arah sel yang berada persis di sebelah sel Zando menggunakan mulutnya.

"Ooo, bener-bener kamu ini ya, Mal...." Zando meng-hah kepalan tangannya. Bersiap melayangkan tinju ke arah Kemal. Ingin sekali menyumpal mulut sahabatnya satu itu yang masih saja meledek.

Nizam tertawa puas, seraya memisahkan, "udah udah, pamit kita ya, Do," ucap Nizam menghabiskan tawanya.

"Pamit juga aku, Do," timpal Omar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LASKAR FROM ALLAH (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang