🌴🌴🌴
Melihat Zando yang baru saja keluar dari ruangan Pak Deri, spontan membuat Kemal, Omar, dan Nizam membuka mata serta mulutnya lebar-lebar. Pasalnya, jarang sekali lelaki itu berjalan gontai seperti kuyang. Wajahnya pun tidak menampilkan kalau dia sedang baik-baik saja. Dengan inisiatif seorang teman, Nizam lalu menegurnya.
"Eh, Do, kau kenapa?" semprotnya heran.
"Hah? Apa? Saya kenapa?" balas Zando gelagapan, karena suara Nizam yang barusan berhasil membuat dia tersadar dari lamunan.
"Heleh, bener pasti, kau lagi ada masalah kah sama Pak Deri? Kenapa juga sampai masuk ruangannya sepagi ini?" sambar Omar tepat pada sasaran.
Tetapi, Zando malah menampilkan senyum seraya menggeleng pelan, mencoba untuk terlihat biasa saja agar tidak ditanyai lebih lanjut. "Gak ada, cuma masalah sepele. Hari ini tema apa?" alihnya kemudian kepada Kemal.
"Tentang penyakit 'ain."
"Ah, gitu?" Zando mengangguk-anggukan kepala mengerti.
Memilih duduk di bangkunya sembari membaca buku yang setiap pagi selalu dia garap. Meski hanya mendapat 2 sampai 3 lembar materi perhari, setidaknya itu cukup untuk menambah wawasan. Sedikit tapi konsisten lebih baik, dari pada tidak sama sekali.
Namun, sudah beberapa kali dirinya mengulang bacaan, pikirannya sama sekali tak bisa meresapi apa yang sedang dia baca. Semua fokusnya tertuju pada percakapan yang tadi terjadi di ruangan Pak Deri.
Zando bekerja di sebuah kantor yang bergerak dibidang entertainment. Yakni, tempat yang menayangkan acara siaran langsung, berupa podcast maupun broadcast yang nantinya akan tersebar di berbagai media cetak dan digital.
Jabatan Zando lumayan besar, sehingga dia dipercaya oleh atasan, untuk memberikan dana gaji tiap bulannya pada para pekerja. Padahal baru tiga tahun lamanya Zando bekerja di tempat ini.
Selama satu tahun, semua berjalan dengan baik tanpa ada sengketa dana yang dikorupsi. Tetapi, pagi ini kasus itu menjerat dirinya. Alhasil, Zando jadi terkena teguran serius atas kasus tersebut. Dan SP 1 menyatakan bahwa dirinya akan dikeluarkan bila ketahuan melakukannya lagi.
Hingga tak terasa opening Ukhuwah Islamiah TV, lima menit lagi akan segera dilagsungkan. Zando menenggak sisa air putih yang ada di gelasnya.
Melangkah menuju ruang siaran bersama dengan Kemal yang sudah siap di sana.
"Halo, Mal," sapanya.
"Eh, Do. Sudah siap, 'kan?" tanya Kemal untuk memastikan.
Zando terkekeh. "Aih, saya selalu siap lah, Mal. Insyaallah."
"Mantap." Kemal melihat jam di pergelangan, lalu mengusap kedua permukaan tangannya yang mendingin. Untuk menyalurkan rasa grogi. Padahal Kemal sudah cukup lama bekerja di sini, tapi masih saja terkena demam panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR FROM ALLAH (On Going)
SpiritualeHighest rank! #1 in Masjid #1 in Religi Siapa yang sangka kalau perempuan yang hobinya tawuran, bergaul dengan banyak laki-laki yang bukan mahram, sering melakukan hal yang melenceng dari agama, dan juga si pemberantas senior-senior sok jagoan di ka...