🌴🌴🌴
Entah kapan terakhir kali Kirana sholat berjamaah di masjid, rasanya seperti asing. Apalagi orang-orang yang memenuhi masjid cukup ramai. Bukan hanya penduduk kawasan saja, tapi juga orang luar yang sengaja datang untuk sekadar mendengarkan tausiah.
Ada rasa ragu di hati Kirana saat mengambil mukena yang mana memang sudah tersedia. Seperti kali pertama lagi dia menyentuh benda ini. Sebelum dipakai, tak lupa gadis itu mengambil air wudhu terlebih dahulu.
Sebisa mungkin Kirana berjalan biasa saja agar tidak terlalu kentara kalau dirinya grogi karena tak terbiasa. Meski sesekali berdesakan dengan yang lain, tak memungkiri kalau dirinya juga risih, ingin sekali rasanya waktu berlalu cepat, agar semua ini segera berakhir.
🌴🌴🌴
Hingga tiba di tempat wudhu, Kirana dengan sabar mengantri giliran. Canggung sih, sebenernya. Tapi, gapapa lah, anggap saja ini sebuah apresiasi atas pertolongan yang sudah diberikan kepadanya. Hitung-hitung menenangkan jiwa sejenak dari pikiran membuncah yang belakangan ini memenuhi kepalanya.
Nah, di tengah kegiatan Kirana yang tidak ngapa-ngapain, kebetulan ada dua orang gadis yang nampaknya sedang merona saat membicarakan seseorang.
Bukan mau menguping, tapi suara mereka itu lumayan keras, jadi mau tidak mau Kirana mendengarnya.
"Ya Allah, gak sabar banget gue nih," ujar ukhty yang pakai hijab hijau dengan senangnya, seraya melepas pentul bersiap wudhu.
"Iya, gue juga! Rasanya tiap hari tuh maunya hari Jum'at doang," timpal ukhty kerudung putih.
"Tapi, ustadz itu dingin sekali, susah buat di angetin sikapnya," gumam si kerudung hijau dengan nada lemas.
"Kamu kira lauk, yang kudu diangetin!"
"Kamu gatau aja, betapa susah merayunya. Bener-bener lah butuh perjuangan," kata si kerudung hijau.
"Kalau begitu, tenang aja, kamu inget gak, Jum'at lalu ustadz bahas apa?"
"Apa emang?"
"Ish, kamu lupa?"
"Taklukin dengan do'a?"
Si kerudung putih mengangguk. "Tuh tau, kalo emang ciptaanNya gak bisa dideketin, bujuk aja Penciptanya."
"Iya sih, tapi...,"
"Eh, udah selesai tuh, wudhu dulu," potong si kerudung putih begitu saja saat melihat antrian paling depan sudah selesai dengan wudhunya.
Kirana mendengus seraya memutar bola matanya malas. Kenapa juga mereka bertele-tele? Langsung saja bilang 'kan bisa. Kalau memang sama-sama suka ya, lanjutin, dan mundur kalau misalnya ditolak. Segampang itu padahal. Lagipula dingin bukan hal yang harus dipusingin juga. Dan yang paling penting nih, di dunia seluas ini lelaki gak cuma ustadz itu doang, kan!
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR FROM ALLAH (On Going)
EspiritualHighest rank! #1 in Masjid Siapa yang sangka kalau perempuan yang hobinya tawuran, bergaul dengan banyak laki-laki yang bukan mahram, sering melakukan hal yang melenceng dari agama, dan juga si pemberantas senior-senior sok jagoan di kampus. Justru...