Ini adalah bulan ke dua Lily bersekolah di Palapa. Suasana panas kota Jakarta membuatnya ingin kembali ke Bandung. Tapi apa boleh buat? Selepas Oma-nya meninggal, tidak ada alasan lain untuk dia menetap di sana.
Pandangan Lily terkunci pada sosok yang sedang berdiri di atas lapangan, mengenakan seragam pramuka. Dia jadi heran sekaligus penasaran. Mengapa seorang Gilby bisa menduduki pangkat pradana di Palapa? Sedangkan sikapnya minus sembilan puluh derajat kalau di luar ekstra.
Baik, jika kalian berpikir Gilby anak basket, taekwondo, voli, futsal, atau blablablabla. Selamat, tebakan kalian salah.
"Ke kantin yuk. Ngapain sih di sini, nggak penting banget liatin anak pramuka latihan," protes Shera yang disetujui oleh Jean.
Lily terpaksa menyudahi pengamatannya terhadap Gilby. Cowok yang pernah menghukumnya saat dia mengikuti pramuka blok. Waktu itu Lily benar-benar masih baru di Palapa. Tidak kenal siapa-siapa. Jadi dia memutuskan untuk tak berpartisipasi dalam beberapa acara. Eh, malah kena marah.
Belum lagi, waktu itu beberapa cewek selalu menatap Lily sinis karena sudah banyak cowok yang terang-terangan menyatakan suka pada Lily. Ck, memangnya salah Lily kalau dia cantik?
Tapi beruntung, saat kegiatan itu berakhir Ayah Lily terlambat menjemputnya. Jadi, dia bisa berkenalan dengan Jean dan Shera yang waktu itu bingung harus pulang naik apa.
"Ly, mau pesen apa?" Pertanyaan Jean membuat lamunannya buyar.
"Aku siomay sama es teh aja deh," jawabnya sambil tersenyum. Jean mengangguk lalu lekas memesan. Sedangkan Lily dan Shera bercakap ringan.
"Boleh gabung?" Lily mendongakkan kepala. Melihat Kakak ketua osis yang sebentar lagi akan lengser, Senu.
"Boleh kok Kak!" ucap Shera.
Senu menaruh penampan berisikan makanan di meja, lalu menarik kursi tepat di depan Lily. Lagi dan lagi, Lily merasa aneh. Dia tidak pernah merasa dekat dengan ketua osis. Tapi cowok itu seolah-olah sudah mengenal Lily. Maksudnya, terlihat tidak sungkan untuk mendekatinya.
Tanpa sadar, mata Lily menyusuri cowok ganteng, kalem, pintar, tapi ....... Lily juga melihat aura kebrengsekan di sana.
Senu yang merasa diperhatikan pun berkata. "Kenapa liatin Kakak kayak gitu, hmm?"
Lily mengedipkan mata beberapa kali saat melihat senyuman sempurna Senu terlukis. "N-nggak liatin Kakak kok. Aku cuma heran aja. Kita kan nggak saling kenal, kok Kakak tiba-tiba duduk sama kita?"
Shera sedikit terkejut dengan pertanyaan yang bisa dibilang cukup menyindir. Ya, selama Shera kenal dengan Lily, cewek itu selalu penasaran dengan hal-hal kecil. Lalu dengan polosnya, dia akan bertanya tanpa berpikir dua kali.
Bukannya tersinggung, Senu justru semakin tersenyum. "Kakak kenal kamu kok. Kamu juga pasti juga kenal Kakak."
Lily menggeleng. "Enggak, maksud aku kita kan nggak akrab."
"Ya makanya ini mau mengakrabkan diri," jawab Senu.
Tak lama, Jean datang bersama dengan pesanan mereka. Dan setelah Lily melakukan suapan pertama, suara gaduh menggema dari pintu kantin.
Gilby sudah menyelesaikan latihan dan sudah berubah kembali menjadi sosok anak nakal. Tadi di lapangan, cowok itu menggunakan seragam lengkap dan memimpin barisan dengan gagah. Sekarang, jangankan lengkap. Seragam pramuka yang dia pakai bahkan tak dikancing, memperlihatkan kaos hitam yang lumayan ketat melapisi tubuh cowok itu. Lalu rambutnya acak-acakan. Beberapa atribut jelas sudah dia lepaskan.
Gerombolan cowok itu duduk di pojokan. Beberapa teman Gilby bahkan memalak dengan nyaman, cowok yang berpangkat pradana itu sama sekali tak memberi teguran.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILBYLILY
Teen Fiction[YIBO X LISA] Lily bingung, sebenarnya apa alasan Shera dan Jean menyuruhnya lekas putus dengan Gilby? Peringkat : #1 in Lalisa [ 02 - 11 - 21 ] 22 SEP, 2021 | ibooteutic