Angin malam menyeruak tajam, tubuh Lily menggigil. Namun, tiba-tiba jaket jeans menyelimuti punggung dan bahu cewek itu dengan cepat setelah langkah mereka keluar dari gedung studio. Ya, itu jaket jeans milik Gilby.
"Nanti mampir lagi ya Ly," ujar Prada sembari mengelus sayang rambut Lily. Cewek itu langsung tersenyum dan mengangguk semangat.
"Il, gih anterin Lily, udah malem."
Gilby berdehem, lalu berjalan dengan cepat ke parkiran, mendahului Lily. Membuat dua insan itu terheran. Tak mau ambil pusing, Lily langsung menyusul Gilby setelah bersalaman.
Sebetulnya, Gilby marah. Lily mengabaikannya dan asik mengobrol dan berfoto dengan Prada. Ya walaupun mereka sempat berfoto berdua, tapi tetap saja foto Lily dengan Prada lebih banyak!
"Kak, fotonya jangan lupa dikirim ke emailku, ya!" ujar Lily tanpa menatap Gilby. Cewek itu membuka ponsel, mengetikkan pesan kepada Dira kalau dia akan segera pulang ke rumah.
Gilby melakukan perintah Lily. Mengirim foto itu. Tapi hanya lima gambar dari total tiga puluh, mungkin. "Udah," celetuk Gilby lalu melempar ponselnya asal ke dashboard mobil.
Jari Lily langsung bergerak ke aplikasi email. Dahinya langsung berkerut heran. Hanya ada satu email, yang artinya itu belum semua dikirim.
"Kok cuma foto yang sama Kakak? Yang sama Tante Prada kok nggak ada sih?" Lily memanyunkan bibir sembari menyodorkan ponsel ke depan wajah Gilby yang sudah siap menyetir.
"Kehapus," jawabnya enteng.
Lily berdecak kesal. Padahal dia berniat mengunggah foto bersama Prada di Instagram. Cowok ini benar-benar menyebalkan. Melihat reaksi Lily, Gilby mengulum senyum. Agaknya dia sudah tidak marah, sekarang gantian Lily yang marah.
•••
Hari libur, tapi Lily tidak bisa berpacaran. Gilby ada latihan skateboard. Jadwal cowok itu beberapa hari terakhir dan kedepan sangat sibuk. Lily benar-benar bosan. Ingin jalan-jalan.
"Ah iya, kan aku mau cetak foto yang waktu itu!" Lily segera membuka laptop, menyalin file foto ke flashdisk.
Soal fotonya dengan Prada, Gilby mengirimnya setelah mereka sampai di rumah. Dan acara ngambek mereka berdua berakhir besok paginya.
Setelah selesai menyalin lebih dari tiga puluh foto, Lily bergegas ke tukang cetak foto depan komplek. Jalan kaki dan sendiri.
"Kak, mau cetak foto ya!" ujar Lily sembari menyerahkan flashdisk dan menjelaskan ukuran yang diminta.
Cewek itu memilih duduk menunggu karena memang cukup banyak. Pasti lama. Namun, saat sedang asik menunggu seseorang tampak mengisi tempat di samping Lily.
Lily yang pada dasarnya 'pekaan' terhadap pergerakan ataupun perasaan eh— langsung menoleh.
"Eh, Kak Senu?"
Senu berdehem menanggapi sapaan Lily. "Kok sombong banget sih Kak sekarang?" tanya Lily frontal.
Cowok yang berniat membeli materai itu menerjapkan mata. "Sombong? Enggak kok, cuma takut ada yang marah aja kalau gue deketin lo."
"Kak Gilby maksudnya? Mana ada Kak Gilby marah, kan cuma nyapa."
Senu tersenyum tipis, namun tak menjawab. Dia beranjak membayar materai. Setelah itu kembali mendekat ke arah Lily dan mengusap rambut cewek itu. "Gue duluan ya."
Lily hanya menagguk canggung. Sepertinya dia salah sudah menyapa cowok itu. Lihat, Senu seolah mendapatkan harapan baru. Ck.
"Kak, ini fotonya sudah selesai," ujar Kakak pencetak foto. Lily mengguk dan membayar.
Dia tersenyum puas melihat polaroid tersebut, lalu berjalan keluar. Namun, di saat tengah asik memperhatikan foto-fotonya dengan Gilby dan Prada, seseorang tak sengaja menabrak. Membuat puluha foto itu tersebar. Berserakan di jalan. Tubuh Lily juga nyaris oleng, namun dia berhasil mempertahankan keseimbangan.
"Ah, sorry." Cewek yang baru menabraknya langsung membantu Lily untuk memungut foto tersebut.
"Nggak pa—" Kedua cewek itu sama-sama termenung saat pandangan mata mereka bertemu. Tidak, lebih tepatnya mereka terkejut. Terkejut karena figur wajah mereka yang nyaris serupa, padahal kenal saja tidak.
"Kok, mirip sama aku?!" jerit Lily dalam hati.
Dengan cepat, cewek di depan Lily memutus kontak pandangan mereka, lalu kembali membantu Lily memungut polaroid tersebut. Namun, ketika dia mendapati sebuah foto yang berisi sosok yang pernah menghabiskan waktu mereka bersama membuat dirinya lagi-lagi terkejut.
"Gilby?" gumamnya lirih.
Lily yang merasakan gerak-gerik aneh dan gumaman tak jelas dari cewek di depannya pun bersuara. "Maaf? Itu fotonya—"
Cewek itu menggelengkan kepala, lalu tampak ragu-ragu memberikan foto itu pada Lily. Bahkan jemarinya enggan melepas foto itu, sehingga Lily menariknya agak kasar.
"Maaf ya, gue ...... keinget sama seseorang gara-gara foto itu. Ah iya, boleh kenalan? Gue Rea."
•••
Lily tak menyangka jika mereka berdua bisa akrab dengan cepat. Baru beberapa jam bertemu, mereka sudah tertawa dan mengobrol banyak hal. Padahal awalnya Lily sempat risih.
Rea sudah pulang, sekarang, dia sendirian menunggu Gilby menjemput. Cowok itu bilang, dia sedang menuju ke sini. Awalnya Lily tak mau merepotkan, tapi Gilby memaksa. Ya sudah.
"Ly?" panggil Gilby sembari menyodorkan helm dan skateboard miliknya. "Pake, sekalian bawain skateboard gue."
Lily mengangguk. "Kak, Kakak nggak tanya gitu aku keluar sama siapa?"
Gilby mengerutkan dahi, lalu membantu Lily memasang helm. "Emang jalan sama siapa, hm?"
Senyum sempurna terbit di bibir Lily. Gilby heran, bahagia cewek ini ternyata sesederhana itu. Dan senyuman Lily itu benar-benar virus bagi Gilby. Buktinya, cowok itu tertular. Dia tersenyum seperti orang gila di balik helmnya.
Kemudian, dia mengamati Lily yang langsung naik ke jok belakang sembari memeluk skateboard miliknya erat.
"Tadi kan aku ketemu sama orang yang mirip aku." Perkataan Lily barusan sukses membuat senyuman di bibir Gilby luntur. Pegangannya pada stir motor semakin mengerat.
"Namanya Rea, orangnya asik banget tau Kak. Coba aja kalau tadi Kakak ke sini pas kita masih ngobrol, pasti—"
"Pegangan, gue mau ngebut," potong Gilby dengan nada dingin, kemudian menyalakan mesin, melaju kencang seperti angin ribut.
"Kak Gilby kenapa?"
•••
Note :
Untuk merayakan rank 1
di tag Lalisa! Hahaha. See
you kapan-kapan. Jangan
lupa jejaknya ya! 😜

KAMU SEDANG MEMBACA
GILBYLILY
Teen Fiction[YIBO X LISA] / discontinued Lily bingung, sebenarnya apa alasan Shera dan Jean menyuruhnya lekas putus dengan Gilby? Peringkat : #1 in Lalisa [ 02 - 11 - 21 ] 22 SEP, 2021 | ibooteutic