Jean dan Shera membulatkan tekad untuk menjodohkan Lily dengan Senu. Menjodoh-jodohkan teman adalah keahlian mereka sedari dulu. Meskipun mereka sendiri masih jomblo.
Kebetulan, jamkos terjadi di seluruh kelas di SMA Palapa. Para guru mengadakan rapat besar-besaran untuk mempersiapan kelas dua belas menghadapi ujian di semester dua nanti. Ide Shera untuk mempertemukan Lily dengan Senu di perpustakaan siap dilancarkan.
"Ly, lo udah pinjem buku paket Fisika buat ulangan lusa belum?" tanya Shera. Lily yang awalnya sibuk merebahkan kepala di meja kini duduk tegak.
"Oh iya aku lupa. Kalian udah pinjem?" Jean dan Shera mengangguk kompak, membuat Lily memanyunkan bibir singkat.
"Gih pinjem, nanti keburu abis. Soalnya kata Bu Riska stock-nya dikit," saran Jean.
Lily mengangguk paham, cewek itu langsung bergegas ke perpustakaan. Sedangkan Shera dan Jean tampak ribut untuk menghubungi Senu. Mereka bertiga sudah sekutu. Cowok itu jelas mendukung perjodohan yang dilakukan Jean dan Shera.
Lily telah sampai di perpustakaan. Dia mengedarkan pandangan, mencari buku paket yang dia incar. Senyumnya terulas saat melihat satu buku tersisa di rak. Tapi saat tangannya hendak meraih buku tersebut, seseorang lebih gesit mengambilnya.
"Lo kurang cepet," ujar cewek berambut agak pirang itu dengan senyum meremehkan. Lalu, pergi meninggalkan Lily yang sudah menekuk wajah.
Saat kaki Lily hendak melangkah ke pintu keluar, dia melihat Gilby. Tengah tidur nyaman di bangku-bangku yang si susun secara memanjang dengan satu buku tergeletak di dada bidangnya.
Gilby itu seperti magnet. Selalu ada kelakuan cowok itu yang menarik Lily untuk mendekat. Lily berdiri menatap Gilby sembari menggelengkan kepala. Matanya bergerak ke buku yang Gilby baca.
Buku Fisika kelas sebelas.
Dapat dipastikan, cowok ini mengambil buku secara acak tanpa berniat membaca. Karena memang Lily sedang membutuhkan buku tersebut dan tak mau mengganggu tidur nyaman Gilby, dia akan berusaha keras untuk mengambilnya pelan-pelan.
"Kak Gilby aku ambil buku paketnya ya?" tanya Lily.
"Iya, nggak papa Ly, ambil aja." Bukan, bukan Gilby yang menjawab. Melainkan Lily sendiri, tak lupa dengan nada berat khas cowok itu. Setelahnya Lily terkekeh geli.
Lily memindahkan setiap jari yang melekat di buku itu. Namun insting Gilby terlalu kuat, dengan cepat cowok itu menarik tangan Lily tanpa membuka mata. Tubuh Lily ambruk di atas Gilby.
Jarak wajah keduanya sangat dekat. Lily bisa mencium parfum Gilby dan merasakan hembusan napas cowok itu. Perlahan, Gilby membuka mata. Menatap mata bulat Lily yang polos dengan penuh seringaian.
"Nyaman banget di atas gue? Gue cowok kalau lo lupa," suara serak khas bangun tidur Gilby membuat Lily buru-buru berdiri.
"Kan Kakak yang narik aku," bela Lily sembari membenarkan rambut. Lalu pura-pura menatap ke arah lain. Entah kenapa, dia jadi kikuk dan malu.
Gilby beranjak dari posisi tidur. "Mau apa?"
Lily melirik cepat ke buku paket yang masih Gilby pegang dengan erat. Kemudian menunjuknya dengan tatapan memohon. "Mau itu, hehe."
Gilby mengangkat buku itu ke depan wajah Lily. "Ini?"
"Iya!"
Sebetulnya Gilby tak ada urusan dengan buku paket setebal ini. Tebakan Lily memang benar, dia hanya asal mengambil. Tapi, bermain-main sebentar agaknya menyenangkan. "Boleh. Dengan satu syarat."

KAMU SEDANG MEMBACA
GILBYLILY
Teen Fiction[YIBO X LISA] / discontinued Lily bingung, sebenarnya apa alasan Shera dan Jean menyuruhnya lekas putus dengan Gilby? Peringkat : #1 in Lalisa [ 02 - 11 - 21 ] 22 SEP, 2021 | ibooteutic