Perubahan sikap Gilby semakin kentara. Lily tidak tahu kenapa. Semenjak cowok itu menjemputnya sehabis ngobrol ringan bersama Rea, Gilby jadi jarang tertangkap bola mata.
"Mungkin sibuk? Lagian kelas dua belas kan udah pada mulai try out," gumam Lily meyakinkan dirinya sendiri.
Cewek itu sedang duduk sendirian di kantin. Kedua temannya sedang sibuk mengikuti remidian.
"Lo Lily kan?" suara berat menggema di telinga Lily. Dia dengan cepat, dia menoleh dan mengangguk.
"Gue Juna. Temennya Gilby," ujarnya sembari meletakkan sepiring mie goreng di meja. Lalu, tanpa izin duduk di depan Lily.
Meski agak canggung, Lily mencoba untuk tersenyum menanggapi Juna. Sedangkan cowok di depannya mulai menyuap mie ke dalam mulut.
Hening. Lily sibuk mengaduk bakso yang dia pesan. Tidak berniat mencari topik percakapan. Namun, tiba-tiba Juna kembali bersuara. "Lo nggak mau nanyain sesuatu gitu sama gue?"
Pertanyaan dari Juna mampu membuat pikiran Lily penuh. Penuh akan tanda tanya mengenai Gilby, lagi. Tapi, dia tidak mau melampaui batas privasi. Ya, Gilby juga pasti butuh itu bukan? Tidak seluruh hidup Gilby itu tentang Lily. Dia paham.
"Ah enggak ada Kak. Lagian, apa yang mau aku tanyain?"
Juna mengangguk. Dia tahu Lily masih sungkan. Apalagi dia datang-datang langsung sok akrab. Pasti Lily juga risih.
Dalam benaknya, selagi Gilby masih waras dan tidak melakukan hal bodoh, Juna tidak mencegah. Dia tahu benar temannya itu pasti sedang bingung.
"Kali aja lo mau tanya Matematika sama gue?" Bodoh. Juna sangat lemah Matematika. Namun agar pertanyaannya tadi terlihat tidak menjurus pada Gilby, cowok itu jadi asal ceplos.
Lily terkekeh pelan. Juna aneh. Namun, atmosfer di antara mereka jadi lebih baik setelahnya. "Kakak jago Matematika? Boleh deh kalau ada tugas, nanti aku tanya."
Cengiran lebar terlukis di bibir Juna. "Gue bercanda. Gue nggak bisa matematika."
Keduanya tertawa. Seolah kata canggung tadi sudah terbang dibawa angin. Hanya saja, belum genap dua menit mereka tertawa, sebuah tangan mendarat di lengan Lily.
"Ikut gue."
Pandangan Juna maupun Lily terfokus pada Gilby yang tiba-tiba menarik Lily berdiri.
Lily menerjapkan mata beberapa kali, kemudian bertanya. "Kenapa ya, Kak?"
Gilby terdiam sejenak. Sejujurnya dia juga tidak tahu kenapa tiba-tiba kakinya bergerak dengan cepat menghampiri dua insan yang tengah asik mengalun tawa ini. Rasanya aneh. Dia tidak suka Lily berduaan dengan Juna. Meski Juna sendiri adalah teman baiknya.
"Ikut."
Setelah satu kata lolos dari bibir Gilby, Lily ditarik pergi menjauh dari kantin. Sedangkan Juna hanya menggelengkan kepala melihat drama kecil yang baru saja dia saksikan.
"Kayaknya ini semua salah gue deh," gumamnya pelan. Entah kenapa dia takut, Lily sakit hati nanti. Padahal selama ini, dia biasa aja.
•••
"Kak?"
Sudah sepuluh menit sejak Gilby mengajaknya ke uks. Cowok itu hanya diam menatap tirai jendela. Sebentar lagi bel masuk, maka dari itu Lily memutuskan untuk mengintrupsi.
"Kakak ada masalah?"
"Ada."
Lily sedikit terkejut karena Gilby membalas pertanyaannya begitu cepat. "Kak Ilby boleh cerita sama aku kok," balasnya sambil tersenyum.
Bagaimana Gilby bisa cerita? Salah satu masalahnya saja terletak pada Lily. "Gue belum terbiasa. Yang jelas, lo terlibat banyak dalam masalah gue yang sekarang."
Kerutan tercetak jelas di dahi Lily. "Maksudnya gimana, Kak? Aku bikin masalah emang? Kapan?" tanyanya, dia benar-benar tidak tahu.
Gilby merubah posisi duduknya yang awalnya menghadap ke depan menjadi ke samping, menatap Lily dengan lekat. Suasana kembali hening. Bel berbunyi dengan sangat nyaring, menandakan mereka harus segera masuk kelas. Namun, baik Gilby maupun Lily masih setia menulikan telinga.
"Sedari awal ketemu sama lo, lo udah bikin banyak masalah. Masalah di pikiran sama di hati gue." Gilby menghela napas sebelum melanjutkan. "Harusnya gue nggak ngaggap lo masalah ringan."
Sejak awal Gilby bertemu Lily, dia sudah tau cewek itu bisa dengan mudah mengakses hidupnya. Namun Gilby berpura-pura tak peduli. Sampai Juna menghasutnya untuk mengambil jalan ini. Harusnya jika dia tidak kembali, masalah hati dan pikiran Gilby tidak akan seberat ini. Namun nyatanya, dia datang lagi.
Dering ponsel membuat Lily dan Gilby mengalihkan pandangan. Lily masih kebingungan. Kebingungannya semakin bertambah saat matanya tidak sengaja menangkap nama kontak yang muncul di layar ponsel Gilby.
Rea. Tidak lupa dengan emoji love terpampang jelas di sana.
"Kak—"
"Gue pergi dulu," potong Gilby sembari menjauh. Wajah cowok itu tadi terlihat terkejut sekaligus takut. Terkejut karena Rea menghubunginya tiba-tiba dan takut Lily akan tahu semua.
"Rea siapa? Kenapa namanya—ah enggak mungkin. Kayaknya aku harus tanya sama Kak Juna."
•••
Note :
Jejaknya jangan lupa 😎

KAMU SEDANG MEMBACA
GILBYLILY
Teen Fiction[YIBO X LISA] / discontinued Lily bingung, sebenarnya apa alasan Shera dan Jean menyuruhnya lekas putus dengan Gilby? Peringkat : #1 in Lalisa [ 02 - 11 - 21 ] 22 SEP, 2021 | ibooteutic