Appoinment 19 (End)

691 52 10
                                    

💜 Happy Reading 💜

Berapa hari berlalu sejak terakhir kali mereka berjumpa dan bicara malam itu di tepi danau barat?

Sehari? Seminggu?

Sepertinya cinta tidak berhenti di sana.

Shen Wei bangun setiap pagi dan masih terkejut jika menemukan Zhao Yunlan di sisinya. Namun terkadang dia mengamati wajah damai pemuda itu yang terlelap dalam senyuman aneh. Siapa yang tahu mungkin dia bermimpi cabul.

Sejak malam mereka menyatakan cinta, dan menjalani hubungan. Tidak ada tempat seindah rumah. Dan perasaan seperti ini tidak akan ia biarkan sirna dengan mudah.

💜💜💜

Zhao Yunlan merasa berada di dalam sebuah kamar luas dan indah beraroma harum. Ada tempat tidur king size berlapis satin merah. Lilin-lilin wangi, bunga mawar merah di tiap sudut kamar. Di mana ini? Jelas bukan kamar Shen Wei. Rumah tuanya tidak memiliki kamar seindah ini. Juga jelas bukan kamar miliknya. Kamar tidur Zhao Yunlan meskipun luas tapi sedikit berantakan. Ya, itu kata yang tepat.

Ini pasti kamar hotel, tapi Zhao Yunlan tidak ingat kapan mereka memesan hotel. Mereka belum menentukan agenda liburan bersama.

Ini pasti salah satu kamar-kamar di surga, dan malaikatnya sudah hadir di sini. Dia menoleh ke satu sisi dan mendapati Shen Wei duduk di sampingnya. Wajah lembutnya nampak berkilau dan sinar matanya sedikit liar seakan menatap mangsa. Shen Wei melingkarkan lengan di bahunya dan tangannya yang lain mengangkat tangannya untuk mencium jemari. Mahluk lembut dengan ciuman yang juga lembut.

"Yunlan, kau terlihat bingung. Apa kau belum minum anggurmu?" Shen Wei bertanya santai, merasa sedikit malu karena bertindak agresif lebih dulu pada pria bengong di sisinya.

"Tunggu! Apa kita benar-benar pengantin baru?"

Shen Wei tersenyum. Dia hanya berusaha menggoda Yunlan karena ia tahu dia tidak akan bisa menahan diri terlalu lama untuk memeluk dan bercinta dengannya. Dia merindukannya bahkan ketika mereka selalu bersama.

"Tentu. Apa aku terlihat manis malam ini?"

Yunlan menggeram mendengar pertanyaan tolol Shen Wei.

"Sangat manis. Tidak perlu minuman manis lagi atau bahkan madu. Kau membuatku gila."

"Bukankah kau sudah gila," Shen Wei menyindir, tersenyum kecil.

Dia bangkit dari tempat tidur, menuju satu meja di mana tersedia sampanye di atasnya beserta dua goblet kaca.

Menuangkan dua gelas sampanye dia membawanya dan memberikan satu pada Yunlan.

"Mari kita bersulang anggur pernikahan."

Yunlan bingung tapi dia menerima gelas sampanye itu.
"Tapi, kapan kita menikah?"

"Ah, kau sudah lupa. Tapi tak apa. Jadi kau tidak ingin melakukan ritual malam ini?"

"Maksudmu?"

Shen Wei tidak sabar dengan pertanyaan bodoh Yunlan. Dia meletakkan gelas ketika mereka sudah mengosongkan isinya. Mengulurkan telapak tangan, membelai wajah Yunlan lembut hingga mata pemuda itu terpejam.

Ketika Yunlan membuka matanya lagi, dia menemukan bahea Shen Wei telah membaringkannya di tempat tidur.

"Bagaimana menurutmu tentang bersenang-senang sepanjang malam ini?"

Shen Wei mengurung Yunlan dalam pelukan, matanya memerah oleh keinginan kuat. Yunlan senang melihat perkembangan sikap Shen Wei dan menyukai getaran yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐌𝐲 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐬𝐭 (𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧) 🎉
𝐌𝐲 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐬𝐭 (𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang