Appointment 16

319 58 5
                                    

I really love this song👆
How about you?

Cinta tidak akan mengenal kedalamannya sendiri sampai tiba saat perpisahan (Kahlil Gibran)

💜💜💜

Matahari tersungkur di langit barat Hangzhou saat dr. Shen berjalan di bawah lembayung senja. Berjalan menenteng tas kerja, dia menyusuri trotoar, menyapukan pandangan pada jajaran toko dan kafe yang dibatasi pepohonan dan lampu jalan.

Ada kekecewaan berkedip samar jauh dalam hatinya. Seharusnya Zhao Yunlan menemuinya sore ini di klinik. Pemuda kacau itu sudah berjanji dan terdengar sungguhan.

Tapi saat ini matahari sudah terbenam dan Zhao Yunlan belum datang.

Mungkin tidak akan datang.

Ssshhh....

Dr. Shen mendesis, merasa bodoh dan mengenaskan.

Lagi-lagi dia membuatnya kesal.

"Shen!" Sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya yang memegang tas.

Dr. Shen nyaris berteriak 'jambret'. Dia membelalak kaget, yang disambut dengan pemandangan senyum Zhao Yunlan yang menyebalkan.

"Kau..?"

"Maaf aku terlambat," bisik Yunlan.

"Aku memarkir mobilku depan gedung Metropark tapi aku tahu kau pasti sudah keluar dari klinik. Aku menjelajah di jalanan dan melihat sosokmu berjalan sendiri. Nampak sedih dan kesepian."

Dr. Shen membuang wajah.

"Berlebihan," gumamnya.

"Aku ingin bicara sebentar, bagaimana kalau Vanilla Cafe?" ajak Yunlan.

"Aku lelah dan ingin lekas pulang. Maaf, waktu untuk appointment sudah lewat."

Setelah mengucapkan kalimat penolakan, dr. Shen kembali berjalan.

Yunlan seperti biasa, mengikuti laksana bayangan.

"Ini appointment terakhir," ujar Yunlan bersikeras.

Dr. Shen menoleh, pandangannya lega namun bertanya-tanya.

"Dan juga secangkir kopi terakhir." Yunlan menambahkan. Matanya melekat pada wajah sang dokter yang kekuningan di bawah pendar lembayung senja.

"Terakhir???" bibir dr. Shen bergetar.

"Ya. Kali ini kau harus percaya padaku. Aku meminta waktumu. Ini tidak akan lama."

Dr. Shen merenung, matanya merunduk sayu.

"Baiklah..."

Vanilla Sensation Coffee and Bakery's

"Vanilla milkshake kesukaanmu, kan?" Zhao Yunlan menaruh gelas minuman di depan dr. Shen.

Satu cangkir ice Americano untuk dirinya sendiri.

Keduanya duduk di set sofa dekat jendela kaca yang memungkinkan mereka menikmati pemandangan kota di malam hari.

Sang dokter menghela nafas.
"Kau datang terlambat. Lalu kau menjadi penguntit dan memaksaku kemari. Apa tak ada yang bisa kau lakukan?" Dr. Shen memainkan sedotan dalam gelas.

"Tidak ada." Zhao Yunlan tersenyum, semanis biasanya. Tetapi dr. Shen menangkap sesuatu yang lain.

Ekspresi pemuda itu cukup misterius.

"Aku tak tahu kau pulang dari klinik begitu malam hari ini."

"Lalu kau, bukankah kau juga terlalu sibuk bekerja hingga melupakan janji?"

𝐌𝐲 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐬𝐭 (𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang