14. Menghilang

295 141 128
                                    

HAPPY READING!❤

oOo

Diva berlari menghampiri Nina dan Sherly yang sedang menunggunya di parkiran sekolah mereka. Gadis itu terengah-engah karena berlari dari toilet lantai 3 menuju parkiran sekolahnya.

Sherly mengerutkan keningnya. "Lo kenapa, Div?"

"Diva, Zetta mana?" tanya Nina bingung.

Diva hanya terdiam. Wajah gadis itu terlihat cemas.

"Zetta mana, Diva?" tanya Nina lagi.

Diva menatap Nina takut. "Gue enggak tau."

"Hah? Maksud lo?" Nina membulatkan matanya.

"Gimana bisa lo nggak tau? Bukannya tadi kalian ke toilet bareng?" tanya Sherly dengan wajah khawatir.

"Iya. Tapi tadi gue pergi nemuin Fendy dulu di depan Perpustakaan. Dan setelah gue balik, Zetta udah nggak ada di toilet," jawab Diva.

Nina mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi Zetta. Tetapi, tidak tersambung.

"Kok nggak tersambung sih?" gumam Nina pelan.

Sherly menatap gedung sekolahnya. "Sekolah udah sepi banget. Nggak mungkin kalo masih ada orang di dalem."

"Di parkiran juga cuma ada mobil Nina," ujar Diva seraya menatap sekitarnya.

Nina menghembuskan napas kasar. "Mending sekarang kita cek ke rumahnya. Siapa tau, dia udah pulang duluan."

Ketiganya bergegas memasuki mobil milik Nina. Mobil berwarna merah tersebut melesat meninggalkan parkiran sekolah yang sudah sepi.

***

Sebuah mobil berwarna merah berhenti di depan gerbang rumah besar milik seseorang. Tiga gadis yang menaiki mobil tersebut turun seraya menampilkan wajah khawatir.

Nina menekan bel yang berada di dekat pagar rumah Zetta. Tak lama kemudian, seorang Satpam datang membuka gerbang setinggi 3 meter tersebut.

"Cari siapa, Non?"

"Zetta udah pulang, Pak?" tanya Nina.

"Non Zetta belum pulang."

Ketiganya membulatkan mata mereka setelah mendengar jawaban Pak Satpam. Lalu, Di mana Zetta sekarang?

"Tapi Zetta juga nggak ada di sekolah, Pak." jelas Sherly.

"Waduh... Terus, Non Zetta ke mana?"

Nina meremas kasar rambutnya. "Kita juga nggak tau, Pak."

Pak Satpam mulai panik. Bisa gawat jika Nyonya dan Tuan Aditama mengetahui masalah ini.

Sebuah ide terlintas di otak Diva. "Coba tanya sama Alvin."

Nina mengangguk, lalu segera mengambil ponselnya dan mencari kontak milik Alvin.

***

Melva menatap Alvin yang sedang serius menyetir. Tatapan cowok itu tajam, serta menyimpan emosi yang dapat keluar kapan saja.

"Alvin, harusnya lo nggak perlu bentak Zetta kayak tadi," ujar Melva memecah keheningan.

Alvin berdecak kesal. "Ck! Dia udah keterlaluan. Dan gue nggak bisa cuma diem lihat tingkahnya sekarang."

"Tapi, tadi dia ketakutan karena lo bentak."

SHAMBLES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang