Chap 5

631 108 40
                                    

Ehe.



Happy reading~


***

"Dia ibu kandung kami, Sarah"

Lesti menoleh ketika Satria memberitahunya.

"Aku tau, ketika melihat reaksi Azkia padanya... Lebih baik kau masuk dan apa kau sudah makan?" Satria menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu, nanti kedapur aku akan menyiapkan makan untuk mu" ucap Lesti sedangkan Satria hanya mengangguk dan berlalu pergi meninggalkan Lesti yang menatapnya pergi. 

Sejujurnya tadi sebelum mereka pulang kerumah, Sarah mengajak kerestoran untuk makan siang namun Satria lebih memilih menunggu dimobil membiarkan ibu dan adiknya itu bersama.

Tak lama Lesti pergi menuju kedapur untuk memasakkan makan siang untuk Satria. Sedikit lama berkutat didapur Lesti menoleh kebelakangan merasakan seseorang datang dan sedetik kemudian ia terkejut melihat Danu yang datang dengan wajah penuh lebam.

"Astaga, wajah mu kenapa bisa penuh luka seperti itu?" ucap Lesti yang panik itu dengan tergesa melepaskan apron yang tadi melekat ditubuhnya dan meletakkan diatas meja. Sebelum itu Lesti mematikan terlebih dahulu kompornya yang masih menyala lalu mendekat kearah Danu.

"Duduk disini! Aku akan mengambil obat dulu, dimana biasanya kotak obat diletakkan?" tanya Lesti yang sudah mendudukkan tubuh Danu kekursi.

"Ruang tengah dekat tv" Lesti mengangguk lalu melangkah pergi keluar dapur menuju ke ruang tengah mengambil kotak obat.

"Bertengkar lagi?" Danu yang sedang menunggu Lesti itu pun menoleh ketika suara sang kakak terdengar dengan nada datar.

"Bukan urusan mu!"

"Berhentilah bertindak seperti brandalan yang bertengkar sana-sini... Aku harus memberi alasan pada Daddy untuk itu-"

"Aku tidak membutuhkan mu untuk melakukan itu, aku bertengkar juga memiliki alasan jadi diam lah!" ucap Danu lagi dengan melepaskan dasi serta membuka kancing seragamnya hingga menampilkan kaos yang berlapis seragam itu.

"Danu" panggil Sarah membuat Danu menatapnya begitu pula dengan Satria.

Sarah melangkah mendekat kearah Danu dengan raut datarnya. "Kenapa dengan wajah mu itu?" tanya Sarah.

"Bukan apa-apa, ini akan sembuh Mommy jangan khawatir"

Danu berdiri dari duduknya, mengangkat tasnya itu ke pundak lalu berniat melangkah pergi keluar dapur.

"Apa seperti ini kau bersikap pada Mommy mu?" Langkah Danu terhenti dan berbalik kearah Sarah yang menatapnya tajam.

"Maafkan aku, aku akan istirahat sekarang"

"Dasar anak tidak tau sopan santun!" umpat Sarah melangkah mendekat kearah Danu yang masih berdiri disana.

Mendekat dan melayangkan tamparan dipipi lebam Danu.

"Apa kau tidak di didik Daddy mu hingga bisa bersikap tidak sopan pada orang tua hah! Dan lagi kenapa bisa kau berpakaian seragam seperti ini?!" marah Sarah pada Danu yang diam menatap datar wanita yang melahirkannya itu.

"Seharusnya kau mengaca mom! Daddy merawat dan mengajari kami dengan baik, apa kau sebagai ibu pernah mengurus kami dengan baik sehingga seenaknya kau bicara meragukan Daddy yang mengajari kami baik atau tidak!"

sarah merasa mendidih itu pun berniat kembali ingin menampar wajah Danu namun dengan cepat sebuah tangan memegang tangan Sarah.

"Jangan menghentikan ku, aku harus memberi pelajaran pada anak itu"

Thank you, MAMA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang