Chap 19

948 160 92
                                    


Huweehehhehe.










Happy reading~

***

"Berhentilah menangis, kau membuat baju ku basah." ucap Danu yang kini sudah berada dikamarnya bersamaan dengan Azkia yang masih menangis dipelukannya.

"Aku takut Kak... Mommy, kenapa Mommy menjadi menakutkan?" tanya Azkia yang terus saja bergumam seperti itu.

'memang sifat aslinya' gumam Danu pelan dengan lembut tangannya mengelus rambut Azkia.

"Jangan takut, aku akan melindungi mu kau tenang saja." ucapnya lagi, bagaimana sang kakak akan melindungi adiknya dari penjahat itu.

"Azkia." panggil Satria masuk kedalam dan duduk disamping Danu.

Azkia yang masih sesenggukan itu pun menoleh kearahnya yang kini tersenyum seolah memberitahu semuanya sudah membaik.

"Adikmu mengotori bajuku dengan ingusnya." ucap Danu dengan raut wajah datar menatap Satria

"Mau ku pukul? Dia juga adik mu sialan!" balas Satria tak terima.

"Jangan-" Satria juga Danu menunduk menatap Azkia yang kini terlihat ketakutan.

"Aku hanya bercanda, kau jangan takut seperti itu."

"Jangan berkata kasar didepannya." Satria hanya mengangguk setuju.

Ini pertama kalinya Kedua Kakak itu melihat Adik mereka yang menangis ketakutan karena seseorang.

Beberapa menit kemudian Azkia melepaskan pelukannya setelah puas menangis juga menenangkan diri.

"Ingin minum?" tawar Satria yang akan bersiap untuk mengambilkannya dan Azkia mengangguk.

"Aku ingin mengambilnya sendiri saja Kak." ucap Azkia dengan suara yang serak.

Tak yakin akhirnya Satria membiarkannya mengambil sendiri. Azkia berdiri dari duduknya lalu melangkah pergi keluar dapur.

"Anak itu pasti sangat terkejut." gumam Satria.

"Mungkin sudah saat nya dia tau, kan? mengetahui lebih awal dari pada dibelakangan yang akan membuatnya jauh lebih terpuruk nanti!" balas Danu berdiri lalu melepaskan bajunya, melangkah menuju almari untuk mengambil baju.

"Kau benar, tapi, tidak apa-apa membuatnya seperti ini?"

"Tak akan bertahan lama, anak itu mudah melupakan sesuatu." balas Danu yang membuat Satria menghela nafas.


Dilain itu...

Azkia yang melangkah menuju dapur untuk mengambil air, setelahnya ia melangkah kembali menuju kamar Danu. Rasa takut masih ada pada dirinya setelah melihat raut wajah Sarah yang tak pernah ditunjukkannya didepan matanya sendiri.

Melihat sang ibu tengah berdiri dengan ponsel yang menempel ditelinganya itu nampak penting sekali, ragu untuk mendekatinya namun ada sesuatu yang ingin Azkia tanyakan pada Sarah. Melangkah pelan mendekat kearah Sarah yang membelakanginya itu, namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara Sarah yang terdengar gelisah juga kesal.

"TIDAK! Aku masih memiliki Azkia untuk mendapatkan uang Billar, jadi kau tak perlu khawatir dan sekarang aku masih memikirkan cara untuk membujuk anak itu agar menurut pada ku lagi--"

Pyaaaarrrrr!!!

Gelas yang dipegang Azkia jatuh begitu saja, Sarah yang terkejut itu pun membalikkan badannya dan membulatkan matanya reflek Sarah mematikan sambungan telfonnya.

Thank you, MAMA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang