Chap 15

800 116 46
                                    


Kalian sehat? Alhamdulillah.








Happy reading~

***

3 bulan kemudian...

Hari-hari Lesti seperti biasanya, mejadi ibu rumah tangga untuk anak dan juga suaminya, yang membuat Lesti sedikit tenang dan melega itu ketika Azkia si putri kecil cantiknya itu makin kesini sudah sedikit menjadi jinak dan mau mengakui keberadaannya itu, walaupun belom sepenuhnya menerima Lesti sebagai seorang ibu.

Sarah? Entah lah! Sejak terakhir kali wanita itu datang dan diusir Billar, Sarah tak pernah mengganggu keluarganya sama sekali hingga sekarang. Namun soal meminta uang itu selalu meneror Billar, akan tetapi Lesti memberitahu Billar agar tidak memberikan Sarah uang lagi dan Billar pun menurutinya.

Hingga wanita itu mengancam akan mengambil ketiga anaknya dari tangan Billar dan mengganti hak asuh mereka bertiga.

"Sudah pulang?"

"Ck, padahal aku ingin mengejutkan mu Ma!" keluh Danu yang mendesah kecewa ketika ketahuan oleh Lesti yang tersenyum.

"Detak jantung mu yang memberitahu ku" balas Lesti menoleh kearah Danu yang bingung menyentuh serta melirik dada kirinya.

"Bagaimana bisa?" tanya Danu bingung.

"Hanya jiwa seorang ibu yang mengetahuinya.... Bagaimana sekolah mu hari ini?"

"Hmm... Seperti biasa membosankan" jawab Danu yang menerima sodoran gelas air dari Lesti dan langsung meminumnya.

"Dimana Satria dan Azkia?"

"Mereka ke perpustakaan kota, katanya mencari buku pelajaran, mungkin sebentar lagi pulang" jawab Danu lalu berdiri dari duduknya.

"Aku kekamar dulu" Lesti mengangguk dan disitu Billar masuk.

"Tumben sudah pulang?" tanya Lesti yang menatap wajah lelah suaminya itu.

Lesti mendekat lalu berjinjit mengecup bibir tipis Billar, melepaskan dasi juga jas suaminya.

"Aku lelah, dikantor membuat ku pusing" adu Billar yang kini memeluk tubuh istrinya.

"Jika begitu mandi lah, makan dulu lalu tidur" pinta Lesti.

"Nanti saja" balas Billar yang kini menyandarkan wajahnya dibahu sang istri.

Dimenit kemudian Satria dan Azkia pulang, masuk kedalam dan berhenti ditempat. Lesti yang menyadari itu pun langsung menaruh telunjuknya dibibir agar tidak berisik, Satria paham itu langsung mengajak Azkia keluar dari dapur. Tatapan sengit Azkia dibalas dengan senyuman oleh Lesti.

"Mandi dulu tuan, nanti lagi pelukannya" ucap Lesti dengan menepuk beberapa kali punggung Billar.

Billar menegakkan tubuhnya menatap wajah Lesti yang selalu cantik disetiap harinya itu, apa lagi bibir manis nan penuh itu terasa lembut nan kenyal ia rasakan. Bahkan Billar terus saja mendapat protesan kesal dari Lesti ketika dirinya tak sengaja atau saking gemasnya tanpa sadar menggigit bibir bawah Lesti hingga sedikit terluka.

Mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Lesti, melumatnya pelan.

"Kau memang selalu terasa manis" puji Billar setelah melepaskan ciumannya, mendengar itu pun kedua pipi Lesti memerah malu.

Begitu pun Billar yang gemas itu kembali mendekatkan wajahnya ke bahu Lesti.

"Aku mandi dulu" pamit Billar mengecup sekilas bibir Lesti lalu pergi.

Lesti tersenyum menggelengkan kepalanya, ia kembali ke dapur dan menyelesaikan kegiatannya yang tertunda. Sekilas ia meraba bekas gigitan Billar, entah kenapa perasaannya saat ini tidak enak seakan hal yang membuatnya menangis akan terjadi.



Thank you, MAMA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang