Chap 18

800 148 111
                                    


Guys, gue seneng banget Chapter sebelumnya 100 lebih vote yeayy thank you semuanya🤗













Happy Reading~




***

"TAK"

tes...

tes...

tes...

Sarah melepaskan ikat pinggang nya begitu saja ketika melihat darah mengalir di bagian atas telinga Danu, ketika Sarah memecutkan ikat pinggang nya yang terkena ujung besi ikat pinggangnya kearah kepala Danu yang kini terdiam.

"Apa yang kau lakukan, kau berniat membunuh anak mu?" tanya pria didepannya itu. Rasa terkejut Sarah berubah menjadi senyuman.

"Jika itu terjadi baguslah... Kita akan aman!" ucap Sarah puas.

"Hahahaha...." Sarah menatap Danu yang tiba-tiba tertawa didepannya.

"Sebaiknya kau pulang saja, Suamiku sebentar lagi pulang" ucap Sarah dan pria itu mengangguk lalu melepaskan pegangannya pada tubuh Danu yang kini terjatuh terduduk dilantai.

"Baiklah aku pergi dulu" Sarah mengangguk mengiyakan.

Berlalu perginya pria itu, Sarah berjongkok menyamakan tingginya pada Danu.

"Ingat ya bocah! Jika kau sampai membuka mulut pada Daddy mu.... Maka Mommy tak segan-segan membunuh mu!" ucap Sarah mengancam Danu dengan mencengkram dagu anaknya, lalu menghempaskannya.

Tak lama dari itu Sarah tiba-tiba tergesa mengambil ikat pinggangnya dan ia masukkan kedalam tas. Lalu memperbaiki penampilannya dan menarik memaksa Danu akan berdiri.

Pintu terbuka menampilkan sosok Billar dengan wajah lelahnya itu masuk kedalam rumah.

"Ada apa ini?" tanya Billar ketika melihat darah dilantai.

"Billar.. Lihat kan Danu membuat ku khawatir, tadi dia menghampiri ku saat pulang dan ku bilang jangan berlari tapi dia tak mendengarkan ku... hiks... pada akhirnya dia terpeleset dan kepalanya menghantam meja.." jelas Sarah dengan dramanya.

Billar melangkah cepat mendekat kearah Danu untuk memastikan kondisi putranya itu, luka goresan melebar membuat Billar sontak khawatir. Apakah anda tidak melihat luka yang lain tuan?

"Aku akan kerumah sakit, kau jaga rumah" ucap Billar yang tadinya merasa lelah itu pun langsung tergantikan dengan raut wajah khawatir.

Menggendong Danu dan melangkah tergesa keluar rumah menuju kerumah sakit terdekat untuk mengobati Danu secepatnya.

"Anak gila itu seharusnya mati saja, dasar!" gumam Sarah tersenyum lalu melangkah pergi menuju kekamarnya.

Flashback off.



***

"KAKAK.... BANGUN!!!" Danu terlonjak kaget dan terbangun dari tidurnya ketika mendengar teriakan keras dari sampingnya juga sesuatu yang menimpa kedua kakinya.

Membuka mata dan lihat lah, rupanya Azkia yang membangunkan tidurnya dengan naik keatas pangkuannya.

"Tidak bisakah kau tenang?" tanya Danu datar menatap adiknya itu.

"Kau membolos pelajaran ya? Bel masuk sudah bunyi dari tadi!"

"Hm, lalu kau? Jam olahraga sudah selesai kenapa belum mengganti seragam?" tanya Danu balik dan Azkia menatap seragamnya.

Thank you, MAMA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang