12

857 126 3
                                    






Junkyu meringis memegangi konter dapur. Pergulatan panasnya dengan haruto kemarin berlanjut sampai ia tak sadarkan diri direngkuhan sang suami.


"Maaf"


"Gapapa kak" jawab junkyu pelan, mereka sama-sama kelebihan hormon.


Celana dan dalaman junkyu diturunkan, haruto mengoleskan salep pada luaran lubang istrinya. Bengkak, saat dioles haruto meringis sendiri, pasti perih.


Mengecup pantat sintal junkyu, haruto bangkit lalu mengusap rambut istrinya. Ia masih merasa begitu bersalah, bagaimanapun ia andil paling banyak buat junkyu pegal-pegal dan lecet bagian bawahnya.


"Sana kak, udah jam masuk kerja"


"Aku dirumah aja?"


"Nggausah. Ntar siang pulang bentar, bawain aku makanan kafetaria kantor kamu"


"Okay, gapapa ditinggal?"


"Iya ya ampun"


Junkyu kembali ke kamar setelah haruto betulan berangkat. Pantatnya tak nyaman duduk, ia akan dikasur seharian.


"Cih, dikasih tubuh langsung luluh" gumam junkyu sambil cekikikan.











Junkyu terpaksa membuka matanya saat tusukan jari dipipinya tidak berhenti. Haruto duduk memandangnya sambil tersenyum tipis.


"Makan dulu, tidur lagi nanti"


Junkyu mengulurkan tangan agar ditarik duduk, tapi setelah duduk ia sontak berdiri, pantatnya masih nyeri.


"Masih sakit, makanku gimana dong"


"Sakit banget?"


Junkyu berpikir sebentar, lalu ia mengangkat bahu tak yakin.


"Gapapa lah kak, buat makan masa dilewati"


"Bener? Maaf ya"


"Minta maaf mulu, gapapa kok ditahan bentar. Yuk ntar kamu kelamaan"


Haruto mengangguk berjalan dibelakang junkyu, tatapannya menyiratkan ke khawatiran.







.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari Hati • HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang