16

873 106 6
                                    









Waktu terasa cepat berlalu, kini perut junkyu sudah kentara memasuki minggu ke 23. Belum mengambil, membuat haruto dan teman-temannya tak absen memberi wejangan pagi hari secara langsung maupun online.


Tidak repot ngidam ini itu, masih manis dan ceria sejak bulan pertama.


Lucunya, yang mual morning sickness adalah haruto.


Kasihan tapi junkyu ketawa juga karena pasti sang suami diejek rekannya habis-habisan.


"Pak, pengen apa? Biar saya beliin gapapa"


"Saya bawa salad buah pak, kalau mau saya bagi. Kan pasti pengennya yang seger-seger"


Junkyu terkikik mendengar kehebohan yeji dan heejin, ia mengibaskan tangan. "Saya pengen puding stroberi tadi, karena pengen. Kalian nggausah repot-repot"


"Namanya juga bumil pak, gemes gitu kami exited"


"Makanya buru nikah juga biar ngerasain, seru"


Yeji dan heejin terbahak, mereka belum terpikir untuk menikah sama sekali. Ruang guru pagi ini ramai ya...












Haruto langsung mencari istrinya ke ruang depan setelah mandi. Agak pening dan perutnya seperti berputar, ia merasa mendusal tubuh junkyu akan  meredakan.


Junkyu tersenyum saat haruto mendekat, memekik gemas saat wajah tampan sang suami mendusali lehernya. Pinggangnya pun dipeluk


"Awas kak, kena anak kita"


Haruto berdehem, membuat junkyu berjengit geli karena nafas hangat pria itu mengenai lehernya.


Setelah memberi kecupan singkat ke leher lembut junkyu, haruto agak menjauh-kini menyandarkan kepalanya manja pada pundak sang istri.


"Kamu besok ikut ke kantor kalo aku masih mual ya"


"Gamauuu, kakak pake sampo sama sabunku aja. Kan nggak mual jadinya, lagian aneh banget dedek bayi udah gede gini masih mual-mual"


Haruto memijit keningnya, masa ia memakai sabun mandi junkyu. Aroma manis dan lembut.










.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari Hati • HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang