63

852 110 9
                                    

Heyyy

Happy reading

🔔🔔🔔🔔🔔🔔🔔🔔🔔🔔🔔🔔



Author POV

Langit sudah bersama para sahabatnya. Tak lama datanglah Gading dan yang lainnya.

"Ngit, gimana keadaan Pelangi?" tanya Sinta, Langit hanya menggeleng saja

"Gaes Pelangi gimana??" tanya Sinta lagi. Dan semua hanya menggelengkan kepala Mereka.

Semua langsung hening dengan kesedihan mereka.

"Dok,,, gimana keadaannya?" tanya Langit saat dokter keluar dari ruangan

"Pelangi saat ini keadaanya masih kritis. Dan dia akan segera kami pindahkan ke ruang ICU" jawaban dokter membuat semua semakin sedih

"Dok, lakukan yang terbaik untuk dia. Tolong pindahkan dia ke ruang ICU VIP. Berikan pelayanan yang terbaik untuk dia" ucap Langit

"Sudah pasti. Saya akan berusaha yang terbaik untuk dia" jawab dokter

Setelah pelangi dipindahkan di ruang ICU, semuanya hanya dapat menjaganya dari luar, dan melihat Pelangi terbaring lemah di ranjang dengan bantuan alat medis melalui kaca. Hanya dua orang saja yang diizinkan masuk.

Setelah diizinkan, Langit langsung masuk untuk menghampiri Pelangi. Dina yang hendak masuk dicegah oleh Sinta

"Biarin Langit yang masuk dulu ya. Ntar lo bareng gue" kata Sinta

-
-
-
-

Langit POV

Aku berjalan masuk ke dalam ruang ICU, tempat Pelangi berada dengan keadaan tak berdaya kepala hingga leher Pelangi diperban, hanya mulut, lubang hidung dan mata sebelah kanannya yang tidak di perban. Tangan kiri Pelangi di gips karena tulangnya retak.

Alat-alat medis pun terpasang ditubuh nya. Aku tak kuat melihatnya seperti ini. Aku sangat merindukan kejailannya dan candaanya.

Ku raih tangan lemasnya dan ku genggam dengan lembut.

"Ngi, lo kuat ya. Gue tau lo cewek paling kuat yang pernah gue temui. Ngi, gue kangen sama lo. Maafin gue, gue bener-bener bego dan emang gak berguna. Maafin gue Ngi. Lo harus sembuh ya. Lo mau marah atau bahkan benci sama gue gak papa asalkan lo sembuh. Lo tenang ya, gue bakal tuntut orang-orang yang udah nyelakain elo" bisikku kepada Pelangi.

Aku terus menangis disamping Pelangi. Aku sudah tak tahan melihat kondisi Pelangi saat ini. Akupun keluar dari kamar Pelangi, saat aku keluar diluar sudah ada mama, papa, om Wijaya dan tante Sandra.

Mama langsung memelukku dan menenangkan aku, sedangkan om Wijaya dan tante Sandra masuk menghampiri Pelangi

-
-
-
-
-

Author POV

Tante Sandra dan om Wijaya sudah berada di ruang ICU. Mereka memperhatikan putri tercintanya.

"Sayang, ini mami sama papi ada di samping kamu. Ayo bangun nak, katanya mau peluk mami sama papi.maafin mami ya udah mengabaikan kamu sayang. Mami hanya ingin memberikan yang terbaik buat kamu. Tapi ternyata mami salah. Kamu gak bahagia, kamu kurang perhatian dari kedua orang tuamu yang hanya sibuk mengurusi kekayaan" ujar tante Sandra sembari mencium tangan putri ya.

"Pelangi sayang, cepet sembuh ya. Katanya kamu kangen sama papi mami. Ini papi sama mami udah ada disamping kamu sayang. Sayang, maafin papi ya yang egois dan gak pernah ada untuk kamu. Papi sayang banget sama kamu" om Wijaya mencium kening Pelangi yang tertutup perban.

Disisi lain, Langit yang masih menangis sesegukan masih terus dipeluk tante finda agar tenang.

"Ma, Langit jahat banget sama Pelangi. Dia selalu ngelindungin aku ma. Tapi aku malah marah-marah sama dia. Ma, aku cowok yang bodoh dan gak berguna ma. Maafin aku yang gak mau dengerin mama"kata Langit dalam pelukan tante Finda

"Hussshhh,,, kamu gak boleh ngomong gitu ya. Itu semua karena salah paham sayang" jawab tante Finda

"Tapi, kalo aku gak ke makan omongan Loly pasti gak akan kayak gini. Aku bodoh gak bisa bedain yang salah dan yang benar"

"Cukup ya, saat ini yang dibutuhkan adalah do'a yang terbaik buat Pelangi"

"Iya Ngit, saat ini Pelangi cuma butuh do'a yang terbaik untuk dia. Bukan penyesalan dari kamu. Menyesal boleh tapi ingat batasan. Jangan karna menyesal, kamu terpuruk meratapi penyesalan mu itu" ujar om Hendri

"Iya pa. Pa, maafin Langit udah kasar sama papa ya" ucapan Langit dibalas dengan pelukan hangat dari seorang ayah yang dia rindukan.

Semua masih diam mencoba menenangkan diri melihat sahabat mereka tak berdaya.

-
-
-
-
-

Hari berganti pagi, mereka masih setia menemani Pelangi di ruang tunggu. Wajah pucat mereka tercetak jelas di wajahnya.

"Kalian lebih baik istirahat, Pelangi biar om sama tante yang menjaganya" ujar om Wijaya

"Iya, kalian udah pucat. Nanti kalian sakit" sahut tante Sandra

"Langit, kamu juga pulang ya bersama mama dan papa kamu" kata om Wijaya kepada Langit

"Gak om, Langit tetap disini. Langit gak mau ninggalin Pelangi" jawab Langit

"Sayang kamu pulang dulu ya. Besok kamu harus sekolah lho. Bsk pulang sekolah kamu bisa datang lagi dan menemani Pelangi" rayu tante Sandra

"Iya sayang, ayo kita pulang" ajak tante Finda

"Ya udah Langit pulang, tapi kalo ada perkembangan apapun pada Pelangi tolong hubungi Langit ya" pinta Langit

"Iya Langit" jawab om Wijaya

Akhirnya om Hendri, tante Finda, the rainbow dan spooky sky pun pulang.

"Ma, papa pulang sebentar ya. Papa mau ambil perlengkapan kita" izin om Wijaya

"Iya pa" jawab tante Sandra

Sesampainya om Wijaya di rumah, dia langsung mencari simbok untuk membantunya mengemas perlengkapan.

"Mbok, bantu saya siapkan barang2 perlengkapan untuk dirumah sakit ya" pinta om Wijaya

"Ya Allah tuan, siapa yang di rumah sakit. Dimana nyonya? Apa nyonya yang masuk rumah sakit?" tanya simbok

"Nyonya baik-baik aja. Dia sekarang sedang menjaga Pelangi. Pelangi lah yang sedang dirawat di rumah sakit" jawab om Wijaya

"Ya Allah non Pelangi kenapa bisa dirawat di rumah sakit?" tanya Simbok lagi

"Ceritanya panjang mbok. Ayo mbok cepat bantu saya"

"Baik tuan"

Setelah selesai mengemas perlengkapan, om Wijaya segera kembali ke rumah sakit.

"Tuan, saya ikut ya" pinta simbok

"Lebih baik besok aja. Biar besok simbol yang mengganti untuk menjaga Pelangi, dan nyonya bisa istirahat" jawab om Wijaya

"Baik tuan"

Om Wijaya langsung pergi ke rumah sakit




✴✴✴✴✴✴✴






Sedih banget Pelangi terluka

UHHH,, kira kira gimana ya?

Jangan lupa vote, comen and follow ya

Barbar Couple (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang