Sepasang Mata Elang

11 2 0
                                    

In the midnight of Monday, 27 of September 2021, 1.30 a.m

Sudah lama sekali, sejak post terakhir yang kutulis. Entah, aku yang terlalu malas menulis atau memang tak ada lagi tokoh yang bisa kutulis.

Kali ini, izinkan aku menulis sebuah kisah yang mungkin hanya akan jadi kisah tak bermuara. Ya, karena kamu tokohnya, maka aku akan coba mulai dari sepasang matamu yang menatap tajam, yang sering dijuluki sebagai "mata elang".

Dulu, kukira mata elang adalah julukan yang semata-mata sebuah ledekan akan bentuk matamu yang "belo". Setelah dua minggu mengenalmu, baru aku paham bahwa sepasang matamu yang menatap tajam, seiras dengan elang yang mencari mangsa. Sedikit seram, tapi aku betah berlama-lama memandangmu.

Virus memang gila, ia bisa menyerang siapapun, dimanapun dan kapanpun. Apalagi, si virus cinta. Berkatnyalah, aku si perempuan biasa saja, mau menunjukan diriku dan ketertarikanku pada sosokmu. Gilak memang, berulang kali kukatakan pada diriku sendiri.

Jatuh cinta memang semenyebalkan itu, ya. Maunya sih jatuh pada orang yang mau mengambil kepingan hati kita yang meluruh. Eh, dia malah jatuh di orang yang justru menginjaknya dan membuah jatuh semakin dalam.

Lagi-lagi, kalau ditanya. Apa hal yang ingin kulalui esok hari? Aku cuma punya satu permintaan.
Aku mau mengenalmu, dan kamu pun mengenalku. Bukan tentang apa yang orang katakan tentang kita. Tapi, apa yang akan kita lalui dengan diri kita yang mengenal masing-masing.

Karena nyatanya, manusia adalah tempat paling mudah untuk jatuh, meluruh dan rapuh.

Goresan FatihaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang