Aaaaaaaaak, finally aku kembali setelah hiatus dua tahun (yang baru kusadari setelah re-read) padahal sejujurnya, di dunia nyata aku gak sesibuk itu untuk berhenti nambah chapter cerita ini. Kendati aku pasif as author di Wattpad, aku lumayan aktif sebagai pembaca (yup, aku kenal platform ini dari remaja dan memutuskan jadi pembaca garis keras nan setia si oren ini). Ngomong-ngomong soal baca, aku ternyata baru sadar kalau umurku makin tua (soalnya biasanya menolak sadar). Makin ga relate sama bacaan teenlit, ahahahhaha. Aku sekarang lebih banyak baca chiklit metroPop biar bisa jadi mbak-mbak gawl Jekardah. Eitsss, ga hanya itu ko. Aku banyak baca cerita citylite karena penasaran sama suasana kerja di gedung tinggi di kota metropolitan macam Jakarta. Walau aku juga masih bisa merasakan euforia berdiri di TransJakarta sambil marathon K-drama terus mengeluh pegal karna ga dapat tempat duduk yang berakhir ngedumel dalam hati, kemudian mau gamau jadi memaklumi. Namanya juga transportasi publik.
Aku mau kabarin, kalau sekarang aku sudah semester akhir. Masih struggle skripsian yang ternyata ga semudah menuangkan imajinasi ke bentuk tulis, karena skripsi harus punya bukti empiris. Hal itu yang nyebabin aku harus nambah semester disaat teman-temanku sibuk nyiapin berkas untuk wisuda. Ah, tapi hidup kan bukan arena balap?!
(sebuah usaha menyemangati diri yang padahal denial sama keterlambatanku ini) Bukan terlambat ko, hanya timingnya yang beda dari kebanyakan orang.Eitsss, daripada ngomong skripsi yang tiada henti, lebih baik aku cerita intermezzo dunia nyataku sedikit.
Sekarang aku punya hobi baru, nulis caption panjang dan ku share di SW. Harapannya supaya kalau-kalau tulisanku buruk, itu hanya tersimpan seharian.Kalau aku baca ceritaku ini yang rupa-rupa (baca : random abis) rasanya malu sekali, tapi sengaja ga aku hapus. Supaya jadi bukti, kalau aku pernah seberani itu untuk wujudin salah satu mimpiku (jadi penulis) walau tulisanku satu dua bikin senyum, sisanya bikin sakit kepala. Pokonya, untuk siapapun yang sudah sampai chapter ini dan baca notesku, terimakasih ya. Aku ga henti-hentinya bersyukur bisa ketemu pembaca yang walau jumlahnya ga banyak, tapi masih berkenan baca tulisanku. Aku ga janji bakal selalu update rutin maupun secepatnya. Kendati demikian, aku janji cerita ini akan selalu ada sebagai pengingat bahwa hari-hariku bisa aku rayakan apa adanya dan utuh.
Seperti ungkapan Nadin Amizah dalam lagunya, "semua aku dirayakan".
Tulisan ini sengaja kubuat sebagai wadah aku bisa merayakan semuanya. Perasaan sedih, bimbang, marah, sampai virus jatuh cinta dan patah hati yang mengiringinya. Sekali lagi, aku hanya manusia biasa. Kalau ada salah penulisan, kolom komentar selalu terbuka. Rasanya senang bisa bercengkrama dengan kalian walau mungkin sekedar singgah pantau kolom komentar. Walau sejauh ini kolom komentarku masih kosong kinyis kinyis kayak bayi ayam yang baru menetas, xixixixi 🐣🌸
Lain kali, aku mau cerita sama kalian tentang "penyelamatku" semoga kalian berkenan baca yaaa! Ingetin aku kalau aku mungkin lupaaa. I care you so much, guys 🌻🌍✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Fatiha
RandomAku mungkin sama denganmu Yang suka banyak hal menyenangkan Aku pun sama denganmu Yang ingin sesekali dikenal. Izinkan aku hadir ya, Menemanimu kala semesta tak di sisimu Menemanimu bermuara dalam lautan yang sama kemudian Menemanimu melangkah dan...