Alya yang kuat

139 12 4
                                    

"Loh kak David mana? Kok Mama sama Papa yang jemput? "tanya Putri kepada Zian dan Alya.

Alya menatap Zian "Kakak kamu lagi keluar kota sayang, "jawab Alya sambil mengelus rambut putrinya.

Terlihat raut wajah Putri yang sedih karena kecewa "Sebenarnya kak David udah gak tinggal sama kita lagi dia udah pindah rumah, "ucap Zian.

"Pindah kemana? Kak David gak mau tinggal lagi y sama Putri? "tanya Putri sedih.

Alya memeluk anaknya "Sayang kak David itu katanya mau tinggal sendiri nanti kalo kamu sudah membaik kita kerumah baru kak David y, "balas Alya sambil menahan dadanya yang sakit dan berusaha untuk tidak menangis.

"Putri mau sekarang aja kerumah kak David, "ucap Putri memohon.

Zian heran kepada anaknya kenapa dia ingin ketemu David sampai memohon seperti itu "Emang kenapa sih kamu mau ketemu sama David hm? "tanya Zian.

"sebenarnya beberapa hari yang lalu kak David datang ke mimpi Putri dia bilang katanya mau pamit tapi Putri gak tau mau pamit kemana,"jawab Putri sambil mengingat mimpi waktu itu "Katanya Putri harus jagain Mama karena kak David mau pergi yang jauh, "lanjutnya.

Alya tak dapat memendung air matanya lagi hingga dia pamit ke kamar mandi sebentar "Sayang Mama mau ke kamar mandi dulu y kebelet pipis, "pamit Alya sambil terseyum di balik kesedihannya.

"Papa Mama kenapa? Kok matanya kaya berkaca kaca sih? "tanya Putri kepada Zian.

"Mama tadi malam gak tidur mikirin kamu terus sayang, "jawab Zian.

Sampai di kamar mandi Alya menangis dalam diam, hal yang tak mudah dalam seorang ibu karena kehilangan anaknya apalagi David adalah anak satu satunya Alya.

Tetapi sekuat apapun dia menangis Alya tidak dapat melawan takdir karena itu sudah garis takdir David untuk meninggalkan keluarganya di usia yang muda.

Alya tidak bisa menyalahkan Putri karena sebenarnya David lah orang yang telah mendonorkan hatinya buat Putri.

Percuma jika dia menyalahkan Putri dalam keadaan seperti itu hal itu akan membuat Putri kembali drob dan lagi David tidak akan hidup kembali.

Memang sangatlah susah untuk mengiklaskan kepergian seseorang apalagi seseorang itu sangat berarti dalam hidupnya.

Alya membasuh mukanya dan memberikan sedikut polesan make up agar tidak terlihat habis menangis.

"Alya kamu kuat ini semua sudah takdir,"gumam Alya menatap pantulan dirinya di cermin.

Akhinya Alya keluar dari kamar mandi dan melihat Putri yang tertawa bersama Zian.

"Sayang sudah siap? Ayo kita pulang,"ajak Alya terseyum.

"Mama gak papa kan? Kok lama banget di kamar mandi? "tanya Putri khawatir.

"Mama gak papa sayang, yaudah sekarang kita pulang yuk! "akhinya mereka bertiga keluar dari ruangan rawat Putri.

'Apa ini cuman perasaan Putri aja? Putri lihat betul mata Mama seperti habis menangis. Apa yang sebenarnya terjadi? 'batin Putri bingung.

"Papa Mama nanti Putri mau beli cake kesukaan Putri bolehkan? "tanya Putri saat sudah sampai di mobil.

"Boleh sayang tapi makannya jangan banyak banyak y kamu kan masih sakit,"jawab Alya.

"Siap komandan, "ucap Putri sambil berhormat kepada Alya.

TBC

Nb:Alya ke kamar mandi yang ada di dalam ruangan rawat Putri y.

Takdir PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang