Raka putra baron telah terbangun dari koma.
selama 4 bulan koma akibat luka tembak di dada.
membawa dendam untuk membalaskan kematian
orang tuanya yang di bantai saat masih bayi.
" raka .. terimakasih sudah Kembali .."
isak rara.
raka terkejut ketik...
Baron berada di rumah sedang melihat perkembangan raka yang sudah mulai membaik kata dokter yang menangani psikis raka.sebenarnya baron tidak percaya kenapa raka bisa sampai jiwanya terguncang padahal sejak kecil raka dilatih oleh baron sangat keras. seolah apa yang telah baron ajarkan sangat sia sia jika akhirnya raka berakhir sampai piskisnya terguncang.
Mungkin kah raka sedang berakting padaku ? batin baron melihat raka yang tengah sibuk bermain game.
" ayah ! mau main sama raka ?" ajak raka tiba tiba menoleh ke arah baron.
" iya raka ,ayah mau" jawab baron bangun dari kursi menghampiri raka di ruang tv.
raka segera bergeser sedikit agar baron bisa ikut duduk disebelahnya. " ayah kita main ini "!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" yang kalah harus menurut kata yang menang!" ujar raka pada baron.
" iya sayang " sahut baron sabar.
" ayo mulai!" teriak raka
.
10 menit
.
dipertengahan bermain nyawa yang dimiliki baron tinggal sedikit ,tiba tiba musuh datang dan membunuh baron. baru saat itulah raka muncul dan membunuh musuh yang telah membunuh baron di dalam game. game dimenangkan oleh raka.
..
" ayah kalah ! jadi ayah harus menuruti semua perkataan raka tidak boleh menolak atau membantah" jelas raka terlihat bahagia.
" kenapa begitu ? kenapa ayah tidak boleh membantah ,coba jelaskan pada ayah"? tanya baron
" karna ayah sudah kalah ,tidak boleh membantah!" jelas raka nada riang
baron hanya menghela nafas pelan melihat tingkah laku raka sekarang. " raka ,jujur pada ayah ? apa kau sedang berpura pura sakit didepan ayah ?
raka yang awalnya senang jadi bingung oleh perkataan baron dan memandangnya. " maksud ayah apa ?
menatap manik mata raka dengan serius. " jujur pada ayah ,apa yang sedang kau rencanakan raka! kenapa kau menyembunyikan hal sebesar ini pada ayah" ! tegas baron.
" raka , ayah benar benar minta maaf nak. jangan menangis ,ayah salah sudah memarahi raka" ucap baron langsung memeluk raka hangat.
Mata tajam biru raka menatap fikri yang sedang mengintip dari kejauhan. fikri yang di tatap tajam oleh raka langsung melarikan diri karna takut.
" fikri .. , kau ... Bajingan . ..."
" sekarang raka mau ayah melakukan apa ? Bilang pada ayah nak" lembut baron.
"Mau main dengan fikri , ayah ! semangat raka
" baiklah ayah akan panggil fikri kemari" sahut baron mencari keberadaan fikri. sedangkan raka kembali ke kamarnya.
Kamar
raka langsung mengirimkan pesan kepada seseorang lewat handphone.
Bagaimana keadaan mizuki dia baik? Pesan raka 08217***
08217**
Dia baik tuan ,aku sedang mengikutinya Balasnya
untuk sekarang, awasi dia dulu jangan sampai kabur.kau mengerti!" pesan raka.
..
Raka mengambil sebuah pistol dilaci lalu mengisi dengan peluru kesayangan kemudian menyimpan diatas meja.
" dia benar benar berani denganku ,baik aku akan memberimu hadiah yang tidak akan kau lupakan fikri " ujar raka berdiri dibalik jendela dengan salah satu tangan dimasukan ke kantong.
Ceklek !
masuk seorang pelayan wanita tua yang berumur membawa nampan berisi makan siang raka lalu meletakkan dimeja samping tidur.
sang pelayan mengambil makanan lalu hendak menyuapi raka tapi raka hanya diam tidak membuka mulut.
" maaf tuan , saya pikir tuan ingin saya suapi kalau begitu saya akan menunggu diluar" pamit sang pelayan.
" ibu , raka mau makan disuapi" seru raka bicara. dengan senang hati pelayan menyuapi raka ,saat asyik makan terdengar suara gaduh diluar rumah. membuat pelayan langsung keluar dan mengunci pintu kamar raka.
langkah raka mendekati jendela melihat keluar beberapa anggota tak dikenal sedang melawan penjaga ayahnya. " kalian sangat berisik " ujar raka rendah
mengambil pistol lalu mengarahkan ke beberapa orang dibawah kemudian menembaki dengan jarak jauh.
Dor
Dor
Dor
orang orang bersimbah darah juga penjaga ayahnya yang terluka kecil. sontak mereka melihat ke arah jendela ada raka yang melihat mereka dengan raut wajah polos.
" arhh.. apa mungkin tuan raka ?
" mungkin saja , tapi lihatlah tuan raka tidak memegang pistol"
" iya itu benar mana mungkin tuan raka bisa menembak sedangkan melihat senjata tajam dia takut" ejek salah satu orang
yang lain hanya diam tak berani tertawa. mereka menghormati raka sebagai ketua.
Dor !dor !!
orang yang mengejek raka sudah mati karna ditebak 2 kali dikepala.mereka yang melihat langsung kaget sendiri.
" aku yakin ini pasti ulah tuan raka ,berhati hatilah dalam bicara " bisik yang lain. mereka membawa mayat teman mereka untuk dikubur dengan layak.
raka masih berdiri di jendela dengan polos
" arnold ,kita akan bertemu lagi setelah 5 tahun" ujar raka nada rendah. Mencium pedang yang berada di genggaman tangan.pedang miliknya sudah banyak membunuh nyawa orang termasuk ayah arnold ,ibu rara ,yang terakhir mungkin Arnold atau ayahnya baron.
" kematian abikara harus dibalas dengan nyawa kalian " Batin raka dingin.