25. Lilin

270 47 3
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa vote, komen, dan share ya.

Cara vote : Lihat ke sudut kiri bawah di sana ada bintang, lalu kalian tinggal klik dan selesai.

***

Seperti apa yang dikatakan oleh Vino kemarin, malam ini di rumahnya tengah ada acara. Yaitu acara dalam rangka menyambut kedatangan Papanya yang sudah setahun tinggal di negara orang, sekaligus perayaan happy anniversary pernikahan kedua orang tuanya.

Penampilan Alin malam ini sungguh sangat cantik. Gadis itu memakai dress berwarna putih, warna kesukaannya. Serta rambut panjangnya yang selalu ia gerai kini di cepol ke atas, membuat leher jenjangnya terlihat sangat jelas.

"Harus banget rambut lo di cepol kek gini?"

Alin yang baru masuk ke dalam mobil menatap Vino heran.

"Emang kenapa? Jelek, kah?"

Vino menggeleng dengan cepat. "Bagus. Tapi gue lebih suka kalo rambut lo gak di cepol."

Alin berdecak, ia tau apa maksud laki-laki itu. Secara tidak langsung Vino menyuruhnya untuk mengubah gaya rambutnya.

"Biarin aja kek gini, tanggung."

Vino hanya mengiyakan. Dia tidak sekejam itu untuk memaksa Alin mengubah gaya rambutnya, karena ia mengerti bagaimana susahnya gadis itu membuat rambutnya di cepol indah seperti sekarang.

Vino suka melihat penampilan Alin seperti ini. Namun ia tidak suka jika nantinya leher jenjang Alin menjadi perhatian para mata buaya. Satu hal yang perlu kalian ingat, para buaya zaman sekarang tidak memandang umur.

Mobil Vino melaju di keramaian jalanan ibu kota Jakarta. Tidak butuh waktu lama, hanya setengah jam saja keduanya sudah sampai di kediaman rumah laki-laki tersebut.

Sejujurnya Alin sangat gugup sekarang. Terlebih pastinya dia akan bertemu dengan kedua orang tua Vino, dan anggota keluarganya yang lain. Walaupun Alin sudah mengenal mereka, tetap saja rasa gugup itu masih ada.

"Lo gugup?" tanya Vino yang mendapatkan anggukkan kepala dari Alin.

"Ada gue," ujar Vino sembari memegang tangan Alin yang terasa dingin.

Alin hanya tersenyum. "Yaudah, ayo masuk, Vin. Nanti acaranya keburu mulai."

Baru saja Alin ingin membuka pintu mobil, akan tetapi pergerakannya terhenti kala Vino menahan tangan kanannya.

"Kenapa?" tanya Alin bingung saat melihat Vino tengah menatapnya penuh arti.

"Apapun yang Jessie lakuin ke gue nanti, lo jangan marah."

Alin terdiam. Dia melupakan fakta tentang Jessie.

"Alin, lo percaya kan sama gue?"

Dia menatap Vino ragu, dan langsung mengangguk seraya tersenyum tipis.

"Alin percaya sama Vino."

Vino menghela napas lega. Dia sangat takut ketika Alin dan Jessie bertemu sesuatu hal buruk akan terjadi. Dan semoga saja yang ia takutkan tidak terjadi.

"Tunggu sebentar. Lo jangan keluar dulu."

Vino keluar dari mobil, lalu berlari memutari mobil dan membukakan pintu untuk Alin. Secara tidak sadar membuat kedua ujung bibir Alin melengkung ke atas.

"Silakan Tuan Putri .... "

Alin terkekeh. "Makasih Vino."

Vino berdiri tepat di samping Alin seraya satu tangannya berkacak pinggang. Alin yang mengerti kode dari laki-laki itu langsung menerimanya dengan senang hati.

Semua pasang mata tertuju ke arah mereka berdua, saat keduanya memasuki area halaman belakang rumah Vino. Tempat acara tersebut dilaksanakan.

Jadi itu calonnya putra tunggalnya Gio.

Mereka serasi, ya. Yang satu ganteng, yang satu cantik.

Ceweknya cakep bener. Tapi sayang, milik si Vino.

Beberapa orang membicarakan mereka berdua. Walaupun dengan cara bisik-bisik, tapi kedua indra pendengarannya masih berfungsi dengan baik.

Alin hanya menunduk karena malu saat mendengar keluarga Vino yang lain membicarakannya.

"Jangan nunduk, nanti mahkota lo jatuh."

Astaga! Bisakah Vino jangan merayunya sekarang? Dia sedang tersipu malu, dan kini ditambah dengan perkataan Vino barusan. Habis sudah, pasti kini wajahnya bersemu merah.

"PINPIN!!"

Tubuh Vino menegang kala mendengar panggilan tersebut. Sedangkan Alin menampilkan raut wajah bingung kala seorang gadis berambut pirang berlari ke arah mereka.

Oh, ralat. Ke arah Vino maksudnya, karena sekarang gadis itu tengah bergelayut manja di lengan laki-laki tersebut, seolah-olah tidak melihat keberadaan Alin.

"Jess, lepas!"

Vino mencoba melepaskan Jessie, namun tenaga gadis itu rupanya cukup kuat. Dia melirik Alin yang tengah menatapnya dengan tatapan masih kebingungan.

"Pinpin kebiasaan banget, sih. Kalo Jeje kek gini suka minta dilepas!"

"Apa? Pinpin?" tanya Alin.

Jessie menoleh ke arah Alin, sepertinya gadis pirang itu baru menyadari kehadirannya.

"Iya, Pinpin," jawab Jessie semakin mengeratkan pelukannya di lengan Vino.

"Lin, mendingan kita temui orang tua gue dulu," ujar Vino menengahi.

Alin terdiam. Jelas hatinya terasa terbakar sekarang, namun ia harus percaya kepada Vino.

Alin tersenyum sangat manis, lalu melepaskan tangan Jessie dari lengan Vino dan giliran dirinya yang menggandeng tangan laki-laki itu.

"Sori, gue pinjem dulu Pinpin lo," ucap Alin masih dengan senyum manisnya, meninggalkan Jessie yang terdiam di tempat.

Sedangkan Vino hanya mencebik kesal. Seenaknya saja apa yang dikatakan oleh gadisnya, memangnya ia barang yang bisa di pinjam?

"Pinpin? Lucu juga," gumam Alin sangat pelan namun masih terdengar oleh laki-laki di sampingnya.

"Kenapa? Lo mau manggil gue dengan sebutan Pinpin juga?" tanya Vino jengah, karena ia pikir Alin tengah menyindirnya.

Alin terlihat berpikir, lalu mengedikkan bahunya tanda tak tau. Keduanya berjalan berdampingan mencari keberadaan orang tua Vino.

"Kalo Jessie manggil gue Pinpin, berarti gue juga bisa manggil lo Lilin. Iya, kan?"

"Semerdeka lo aja!" ujar Alin kesal.

"Nah, kan. Keluar juga panggilan gaulnya," goda Vino.

"Apasih!"

"Yah ... Lilin marah."

"Berisik, Vin. Mendingan cepet cari om Gio sama tante Rere."

"Papa sama Mama, Lilin," ujar Vino mengoreksi.

"Jangan panggil Lilin, Vin!"

"Yaudah, sayang aja, ya?"

"Terserah!!"

Vino tergelak melihat Alin yang terus melangkah ke depan menjauh darinya. Tanpa mereka sadari, keduanya menjadi pusat perhatian semua orang sedari tadi. Dan orang-orang yang melihat tingkah keduanya hanya tersenyum geli.

Dasar anak muda.

Hiraeth 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang