33. Just Vilin

336 44 28
                                    

Hi, how r u?

***

Kedua matanya fokus terhadap buku yang tengah ia pegang, namun tidak dengan pikirannya. Sesekali jari lentiknya membuka lembaran demi lembaran buku yang lumayan tebal tersebut.

"Kantin, Lin?"

Alin menoleh kepada teman satu kelasnya yang baru saja mengajaknya ke kantin.

"Enggak. Gue di kelas aja," tolak Alin halus.

"Okay. Gue duluan, ya," pamit teman Alin tersebut yang merupakan seorang gadis.

Alin menatap kepergian temannya sampai hilang dibalik pintu kelas. Bersamaan dengan itu suara decitan kursi yang ditarik terdengar. Dan betapa terkejutnya Alin saat melihat Dennis sudah duduk tepat di sampingnya.

"Dennis?!" ucap Alin terkejut.

"Kenapa? Liat gue kok kayak liat setan."

"Ngagetin aja lo," gerutu Alin sambil memalingkan wajahnya.

Pandangan Dennis tertuju ke arah buku yang sedang dipegang oleh Alin, bahkan mungkin tengah ia baca?

"Lo jago juga ternyata baca buku itu."

Kedua alis gadis itu hampir menyatu. "Maksudnya?"

"Lo jago. Baca buku posisinya kebalik."

Alin terkejut disaat apa yang dikatakan oleh Dennis memang benar. Jadi, sedari tadi ia membaca buku dalam posisi buku tersebut kebalik?

Betapa malunya Alin sekarang. Dia memang tidak membaca buku tersebut, melainkan sibuk memikirkan pasca kepindahan Vino yang menurutnya sangat tiba-tiba.

"Lo lagi ada masalah?" tanya Dennis.

Alin menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin ia mengatakan kalau dirinya tengah ada masalah dengan Vino kepada Dennis.

"Gue tau itu jawaban bohong. Lo berantem sama pacar—ralat, maksud gue tunangan lo, kan?"

Walau ragu, tapi pada akhirnya Alin mengangguk.

"Lo udah denger penjelasan dari dia? Atau sebaliknya?"

"Gue gak sempat denger penjelasan dari dia," jawab Alin.

"Gak sempat atau karena lo-nya emang gak mau denger?" tebak Dennis tepat sasaran.

Melihat raut wajah Alin yang tampak terkejut membuat Dennis terkekeh pelan.

"Tenang, gue bukan cenayang."

"Terus, kenapa lo bisa tau?"

Dennis terlihat berpikir untuk beberapa saat. "Kenapa, ya? Karena sebagian dari cewe terkadang kalo pasangannya buat salah gak mau denger penjelasannya terlebih dahulu. Begitupun sebaliknya."

"Karena terkadang penjelasan itulah yang membuat hati kita semakin sakit," sambung Alin tanpa sadar.

Dennis menepuk bahu Alin pelan beberapa kali, membuat si empunya menoleh.

"Hubungan lo sama dia bukan sekedar cinta monyet, apalagi kalian udah tunangan. Jangan sampai karena gak tau fakta sebenarnya hubungan kalian kandas begitu saja."

Hiraeth 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang