8. Gue Dan Mantan Lo Itu, Beda.

415 64 8
                                    

Alin melirik Rima yang tengah memandang Amanda dengan tatapan ngeri. Pasalnya di hadapan mereka bertiga sekarang terdapat beberapa box pizza dan makanan lainnya.

"Lo seriusan mau makan sebanyak ini?" tanya Rima seraya menelan salivanya susah payah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo seriusan mau makan sebanyak ini?" tanya Rima seraya menelan salivanya susah payah. Ngeri melihat makanan segini banyaknya.

"Ya enggak lah. Gue mau kalian berdua yang habisin ini semua."

"APA?!"

Amanda terkikik geli melihat respon kedua gadis yang berteriak seperti terkejut. Bola mata keduanya melotot, mulutnya setengah terbuka.

"Gue mana bisa makan sebanyak ini, Man," tolak Alin halus.

"Gue gak bisa. Nanti badan gue jadi gendut, terus si Dhika berpaling sama cewe yang lebih kurus dari gue."

Amanda mengerucutkan bibirnya. Kedua matanya berkaca-kaca seperti anak kecil yang hendak menangis.

"Ini demi calon keponakan kalian, loh ...."

Lagi-lagi keduanya kalah karena Amanda yang membawa-bawa calon keponakan yang sangat mereka nantikan. Dengan berat hati keduanya mengangguk ragu.

Amanda berubah jadi sumringah kembali ke semula, seketika raut sedihnya hilang begitu saja.

"Lo ikut makan juga?"

"Enggak. Ngeliat lo sama Rima makan aja cukup bikin gue kenyang."

Rima mendesah pelan. Susah payah selama ini ia menjaga bentuk tubuhnya dengan cara diet. Dan sekarang, karena bumil muda yang merupakan sahabatnya tengah mengidam ia harus makan banyak, terlebih makanannya berlemak semua.

"Auto gagal diet gue ...."

"Jangan ngeluh, Rim. Ini tuh namanya rezeki buat lo," jawab Amanda sambil terkekeh.

Alin menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia bingung harus bagaimana sekarang. Pipinya saja sudah cabi, gimana setelah ini? Apalagi dia paling malas jika harus berolahraga.

Bel rumah Amanda berbunyi. Ketiganya yang memang berada di ruang tengah menoleh ke arah pintu.

"Kayaknya ada tamu," kata Rima.

"Siapa sih yang malem-malem datang ke sini?"

"Bentar, biar gue yang buka pintunya," ucap Alin menghentikan Amanda yang sudah akan beranjak dari tempatnya.

Alin segera berjalan untuk membuka pintu. Saat pintu sudah terbuka, dia cukup terkejut dengan kedatangan orang itu.

"Vino ngapain ke sini?" tanya Alin sambil menutup pintu dan menarik tangan Vino ke teras depan.

Dia takut Amanda tidak menyukai kedatangan laki-laki ini, karena Amanda hanya ingin full time bertiga tanpa orang lain lagi.

"Kenapa telponnya dimatiin gitu aja?"

Hiraeth 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang