"Ah, pusing!"
Alin menempelkan pipi sebelah kirinya ke meja dengan tangannya sebagai tumpuan. Tangan satunya lagi memegang sebuah pulpen, matanya menatap nanar meja yang berserakan dengan kertas-kertas dan beberapa buku yang merupakan tugas kuliahnya.
Ia sedang berada di salah satu restoran. Tentunya dia tidak sendirian, karena pawangnya akan selalu mengekor kemana pun dia pergi.
"Kalo pusing istirahat aja dulu. Jangan terlalu di forsir."
Alin memandang laki-laki di sampingnya dengan tatapan lesu. Ia sengaja pergi ke tempat ini hanya untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Vino yang tidak akan membiarkan gadisnya pergi sendirian memaksa ikut.
Apakah Alin bosan setiap hari bertemu dengan cowok ini? Jawabannya, bisa jadi. Tapi Alin senang jika Vino berada di sampingnya, hanya saja jika sudah menyebalkan rasanya ia ingin memukul laki-laki itu.
"Vino pernah ngerasain gimana pusingnya kuliah?" tanya Alin.
Walaupun mereka sudah berhubungan selama setahun bahkan mungkin lebih, akan tetapi Alin tidak terlalu tau bagaimana Vino dulu. Dia tidak tau dimana laki-laki itu kuliah, ataupun lulusan sekolah mana. Alin tidak akan bertanya, biarkan Vino yang membuka dirinya sendiri kepada Alin.
"Pernah," jawab Vino.
"Vino kuliah dimana? Jurusan apa?"
Untuk kali ini Alin benar-benar ingin tau kehidupan Vino dulu.
"Tumben nanya."
Melihat wajah menyebalkan Vino, Alin hanya menatap laki-laki itu tanpa ekspresi. Tiba-tiba ia teringat sesuatu dan langsung menegakkan tubuhnya.
"Vin, soal Getra gimana?"
"Kok tiba-tiba bahas Getra?" tanya Vino tidak mengerti.
"Ya, Alin masih bingung aja kenapa Getra tiba-tiba keluar dari penjara dan Vino bilang kalo dia gak salah."
"Getra juga pernah bilang ...."
"Gue udah fitnah Bang Ikal, bilang ke si Alvian kalo yang bunuh adiknya adalah Bang Ikal. Padahal pembunuhnya adalah gue sendiri."
Alin masih ingat dengan jelas bahwa Getra mengatakannya. Bersamaan dengan itu, Alin juga mengetahui bahwa dibalik dalang yang pernah menerornya adalah Alvian.
Vino memang belum memberi tau pasal Getra yang sesungguhnya terkait permasalahan tersebut kepada Alin.
"Kok gue gak inget, ya?"
"Vino kan masih di rumah sakit saat itu," jawab Alin.
"Pas kapan?"
"Pas Vino abis mati suri."
Uhuk!!
Vino tersedak minumannya. Dirinya sudah lupa kalau pernah mengalami apa yang namanya kematian, namun saat terbangun dia tidak ingat apa-apa yang terjadi saat dirinya mengalami mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth 2
Teen FictionSetelah melewati beberapa rintangan kehidupan. Kini hanya ada aku, kamu, dan kisah masa depan yang menanti. Tapi, apakah benar mereka ditakdirkan untuk bersama? Start : 13 Agustus 2021 Finish : -