"Aku pasti bisa nemuin kedua orang tua kamu Eliya, aku janji itu."
....
-Adelino Adi Sanjaya-
SMP Nirwana lumayan terkenal, dengan prestasi dan nama baik sekolah itu. SMP Nirwana juga memiliki SMA Nirwana yang lebih besar dan terkenal hanya murid berprestasi dan anak dari pejabat lah yang bisa bersekolah disana karena biaya nya yang terbilang mahal.
Lino bersekolah disini dengan prestasi nya, ia tak pernah menggunakan uang Rangga untuk biaya sekolah nya. Tapi laki-laki itu berusaha agar tak merepotkan kedua orangtuanya.
Tidak jauh berbeda dengan Eliya gadis kecil itu juga bersekolah disini karena beasiswa yang ia dapat. Dan lebih senangnya lagi ia bisa satu sekolah dengan sahabat nya yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri.
Kalau Gama, laki-laki itu sudah tidak usah di cerita lagi. Ia memang memiliki paras tampan, kulit putih dan cool banyak juga gadis yang menyukai Gama karena Gama itu keren tak ada yang berani dengan nya di sekolah.
Tapi Lino sangat tidak suka dengan sikap Gama yang seperti itu, apa yang ingin di banggakan jika hanya seperti itu. Gama hanya mengandalkan uang kedua orang tuanya dan kekuasaan. Padahal laki-laki ini masih terbilang anak-anak tapi sikapnya benar-benar kelewat umur.
Selesai perkenalkan mereka sekarang lanjut ke kelanjutan kisah mereka ya:)
Disini Gama sedang berjalan menuju gerbang bersama kedua temannya. Dari arah kanannya ia melihat sosok yang sangat ia kenal yaitu Lino.
Gama memberhentikan langkahnya. yang membuat kedua temannya itu terkejut.
"Gama lu, ngerem mendadak banget hampir gue jatoh!" tukas Tristan salah satu teman Gama.
Yang satunya terkekeh geli. "Mangkanya jangan banyak minuman gak jelas." celetuk Jordi.
"Dasar sok suci! Padahal main nya sama cewek terus, ketua OSIS banci." kata nya meremehkan orang yang ia lihat di parkiran sepeda.
"Yang lo maksud Lino, kakak lo Gam?" tanya Tristan.
"Ya iya lah, lo gak liat itu Lino kakak kesayangan Gama." timpal Jordi mengejek Gama. Keduanya tau kalau kedua saudara itu tak akur sejak dulu.
"Lu berdua belum pernah ngerasain di tabok ya?!" ancam Gama tajam.
Keduanya hanya menyembur kuda dan membawa Gama pergi dari sana segera sebelum terjadi hal yang tak diinginkan.
Lino menaiki sepedanya dan tas nya ia berikan pada Eliya agar ia bisa leluasa membawa sepeda nya.
"Udah siap belum nih?" tanya Lino.
"Siap meluncur!" Seru Eliya Semangat.
Mereka keluar dari area SMP dengan berboncengan sepeda. Semilir angin di pinggiran trotoar khusus sepeda membuat keduanya terbawa suasana.
Eliya tersenyum, gadis itu memeluk pinggang Lino agar tak jatuh.
Eliya bersenandung, dan Lino dapat mendengar itu laki-laki itu merasa nyaman berbeda jika ia berada di rumah.
Mereka menyanyikan lagu Sheila on seven yang berjudul Dan. Lagu kesukaan mereka berdua.
Asik di perjalanan tak terasa mereka sampai di bangunan sederhana yang berada di gang kecil yang lumayan jauh dari pusat kota. Rumah Eliya dan neneknya dekat dengan sungai yang di sebrang nya terdapat perkebunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be With You (On Going)
Short Story"Aku ingin kamu kembali." "Aku mungkin tak bisa kembali." "Jangan pernah kembali ke kehidupan Gue lagi!" "Aku ingin akhir cinta ku, bersamamu." "Gue cinta sama Lo, seharusnya lo gak usah berharap sama yang gak ada." ...