[9] Perpisahan

18 9 0
                                    

“Kak Lino!!”
...

-Eliya Arasyavina-


Mendung serta gerimis tak membuat gadis bernama Eliya itu patah semangat.

Ia berlari menuju bandara, gadis itu tadi menaiki angkot untuk sampai ke bandara tapi karena kemacetan di akibatkan pohon tumbang di jalan tadi membuat nya berlari untuk segera menghampiri Lino.

Ia tak peduli dengan gerimis, yang terpenting ia bisa mencegah Lino pergi dari sini.

Sekarang udah jam 9.45 ya Tuhan, aku mohon biarkan aku bertemu dia. kata Eliya dalam hati.

Ia pun tiba di bandara, Eliya kembali berlari masuk kedalam mencari dimana laki-laki yang tega pergi meninggalkan nya tanpa pamit.

Eliya berkeliling ia tak pernah pergi ke bandara jadi ia tak tau dimana penerbangan keberangkatan ke luar negeri.

Bruk

"Maaf pak." Eliya terburu-buru karena bandara yang cukup padat ia menabrak orang-orang yang berjalan.

Eliya berhenti di tengah-tengah dan ia sama sekali tak melihat laki-laki yang ia cari.

"KAK LINO!" teriak Eliya. Air matanya sudah tak bisa aja tahan Eliya menangis disana.

"Kak Lino hiks... Kenapa kak Lino tega ninggalin Eliya.. hikss.."

Eliya mendengar pengumuman di bandara itu. Gadis itu berhenti menangis dan menajamkan pendengarannya.

Pesawat keberangkatan, London Inggris akan segera berangkat. Semua yang masih di luar bandara di mohon untuk segera check in.

"Itu pasti pesawat kak Lino." Beo nya.

Eliya kembali berlari ke arah suara itu. Dan ia melihat banyak orang yang masuk ke dalam ruangan itu.

Eliya berisi sana memperhatikan setiap orang yang masuk kesana.

Dan tak lama kemudian ekor matanya menangkap sosok yang sedari tadi ia cari.

"KAK LINO."

Laki-laki itu berbalik mendengar suara yang sangat ia kenali memanggil dirinya.

"Eliya?"

Eliya berlari dari tempatnya secepat mungkin, dan menubruk laki-laki yang terkejut. Bagaimana bisa gadis kecil ini tau, dan jika begini akan sulit baginya untuk pergi dan melupakan Eliya.

Eliya memeluk Lino erat, berharap tak akan kehilangan laki-laki ini.

"Kak Lino mau kemana? Kak Lino tega ninggalin Eliya sendiri disini!"

"Kak Lino udah ingkarin janji!"

"Kak Lino jahat! Bahkan kak Lino gak pamit dan ngomong ke Eliya kalau kakak mau pergi?"

Segala kata-kata pertanyaan yang Eliya simpan, Eliya ungkapkan di dalam dekapan laki-laki itu.

Lino membalas pelukan Eliya ia mengusap punggung Eliya. "Maafin aku Eliya, aku gak bisa nepatin janji itu ke kamu."

Eliya mengurai pelukannya. "Kak, kenapa kak Lino pergi tiba-tiba?"

"Kak Lino harus lanjut ke luar negeri Eliya, banyak tujuan dan sesuatu yang kak Lino harus cari disana." tukas Lino sendu.

Eliya menangis seperti nya ia tak bisa membuat Lino tunggal disini.

Lino menangkap kedua sisi wajah Eliya menghapus jejak air mata gadis itu.

I Wanna Be With You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang