[14] Pertemuan ketiga

17 8 0
                                    


Eliya tiba di sekolah nya sekitar jam tujuh pagi sekali setelah menitipkan gorengan nya di warung dekat rumah nya.

Gadis itu melangkah, masuk ke sekolah nya dan langsung menuju Mading sekolah.

Dan Mading sekolah sudah penuh siswa yang berkerumunan melihat pengumuman hari ini. Tentang siapa saja yang lulus tes masuk ke SMA Nirwana.

Eliya berjinjit, bahkan ia tak dapat melihatnya. Eliya mendesah saat ia ingin  berjalan seseorang mencekal lengan nya.

"Eliya."

Eliya pun berbalik, ia dapat melihat mata temannya itu berbinar senang. "Ria?"

"Lo, lo lulus tes Eliya!" tukas Ria girang dan langsung memeluk Eliya.

"Beneran Ria? Kamu liat di Mading itu ada nama aku." tanya Eliya masih belum percaya dengan berita bahagia ini.

"Iya El, coba lo liat deh." Ria menarik Eliya menembus kerumunan di mading utama sekolah.

Ria menunjukkan nama Eliya disana dan benar saja. Nama Eliya Arshavina ada di dalam daftar masuk ke SMA Nirwana.

Alhamdulillah, aku bisa lulus masuk di SMA Nirwana. ujar syukur Eliya dalam hatinya.

"Selamat ya Eliya." ucap Bu Wati yang baru saja tiba disana.

Eliya menundukkan kepalanya. "Iya Bu, saya juga berterimakasih sama Bu Wati. Karena sudah mau membantu saya belajar sampai sekarang."

Bu Wati tersenyum. "Sudah kewajiban saya sebagai guru, untuk membimbing muridnya."

"oh iya Bu jadi kapan Eliya bisa ke SMA Nirwana?" tanya Ria.

"Besok Eliya sudah harus kesana, kamu pergi ke kantor temui pak Ridwan di kantor guru ya." Jelas Bu Wati.

"Besok saya akan menemani, Dony, dan kamu Eliya karena cuma kalian berdua yang lolos." lanjut Bu Wati.

Eliya pun mengangguk paham. "Terimakasih Bu."

"Iya, kalau gitu ibu mau ke kantor dulu ya. Kalian segera masuk kelas. Sebentar lagi bel." tukas Bu Wati lalu pergi dari hadapan Eliya dan Ria.

Eliya dan Ria pun kembali menuju kelas mereka untuk belajar.

***

Gama laki-laki itu sekarang sedang berada di parkiran sekolah dan duduk di atas motornya. Waktu pulang tinggal beberapa menit lagi namun ia ingin pergi karena ada satu urusan yang penting.

Gama menyalakan mesin motor nya dan saat ingin berjalan, ponselnya bergetar di saku seragam nya.

"Halo mah."

"Kamu dimana?"

"Gama masih di sekolah."

"Jangan pulang dulu, nanti aja setelah pulang sekolah baru kamu ke rumah."

Gama membuang napasnya kasar. "Kenapa gak sekarang aja."

"Masih ada papamu di rumah, kamu mau di omelin lagi?"

"Ya udah iya, nanti pulang sekolah Gama ke rumah mama." Putus Gama.

Dan Gama pun memutuskan sambungan telfon itu, Gama melihat ke arah sekolahnya malas sekali jika harus kembali. Ia pun menggunakan kembali helm nya dan berlalu pergi dari sekolah.

Gama menyusuri jalanan kota yang padat, tampang laki-laki itu benar-benar seperti geng motor walaupun masih menggunakan seragam sekolah nya. Kemeja nya terbuka dengan di lapisi t-shirt putih dan almamater sekolah.

I Wanna Be With You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang