[2] Sahabat kecil

25 12 1
                                    

“Pasti ada, karena dimana ada Lino disitu harus ada Eliya begitupun sebaliknya.”

«Adelino Adi Sanjaya»

3 tahun kemudian..

Laki-laki berusia 14 tahun itu sedang duduk di meja belajarnya, membaca buku pelajaran nya secara berulang-ulang karena 2 bulan lagi ia akan melaksanakan ujian akhir sekolah untuk lulus dan lanjut ke pendidikan selanjutnya.

Rambutnya berwarna hitam, manik coklat terang yang indah menatap Buku dengan teliti.

Dengan kamar yang bernuansa abu-abu dan putih serta simple namun penuh dengan buku-buku yang berjajar rapi di atas meja belajarnya.

Ceklek brak

Pintunya terbuka menampilkan laki-laki dengan rambut brown dan manik hitam legamnya. Menatap tajam sembari memegang beberapa buku.

Bug

"Kerjain tugas gue." tukas nya.

Laki-laki yang terganggu belajar nya itu mendengus. Lalu mendongak menatap laki-laki yang lebih muda setahun darinya.

"Gue lagi belajar." ucapnya tajam.

Laki-laki tiga belas tahun itu terkekeh. "Lo kan pinter No, kerjaan gitu doang paling bentar aja kan buat lo?"

"Tapi gue gak bisa ngerjain kerjaan lo terus Gama, lo ntar mau jadi apa?" jawabnya.

"Gue mau jadi apa itu bukan urusan lo, udah lah kerjain aja gak usah banyak bacot! Gue mau nge-game di rumahnya Tristan." Laki-laki itu adalah Gama, adik Lino.

Gama berbalik sebelum menutup pintu. "Besok pagi harus beres."

Lino tak menjawab, laki-laki itu sudah terbiasa dengan sikap adiknya yang sangat keras kepala. Sejak dulu adiknya itu tak pernah menghargai nya sedikit pun selalu dengan panggilan lo, gue. Panggilan kakak tak pernah ia dengar sejak 3 tahun silam.

***

Matahari pagi sudah menyembul dari ufuk timur, dengan yang menyilaukan menerobos masuk ke dalam kamar bernuansa biru Dongker dengan kondisi yang berantakan.

Bahkan alarm sudah berbunyi sejak tadi, tapi laki-laki 13 tahun itu mengerang sebal.

"Akh ganggu aja!" ucapnya melempar alarm itu mengenai dinding hingga hancur.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka lebar, seorang laki-laki bertubuh jangkung yang sudah rapi dengan seragam SMP nya itu. Berisi di ambang pintu dan melihat Gama adiknya yang masih di atas ranjang dengan piyama tidur nya.

"Buku lo." ujarnya meletakkan di atas meja di kamar Gama.

"Udah jam 7 lo gak sekolah?" lanjut nya.

Gama terkejut bukan main, laki-laki itu bangkit segera dari ranjang nya.

"Ah lu, telat kan gue. Gara-gara lo gak bangunin gue." Umpat nya seraya berjalan menuju kamar mandi melewati Lino dengan menabrak bahu Lino.

Lino hanya diam, menahan nya. Lino menggeleng,  sudah jelas yang salah Gama alarm yang di setel mama nya sudah berbunyi setengah jam yang lalu tapi laki-laki itu tak juga bangun. Setelah Lino yang datang baru dia bangun, cih dasar memang. Lino pun keluar dari kamar Gama untuk segera pergi ke sekolah.

I Wanna Be With You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang