“Terkadang kenyataan memang membawa kekecewaan yang begitu besar bagi yang tak sengaja mengetahui nya.”
...-Author-
Semua murid SMP Nirwana keluar dari kelasnya karena sudah waktunya pulang.
Laki-laki berponi yang tak lain adalah Lino saat ini sedang merapikan peralatan sekolah nya. Dan semua murid di kelasnya sudah kosong hanya ia yang tersisa disana.
Hari ini hari yang sungguh berat baginya karena ia harus menghindari Eliya. Rasanya hampa dan sepi, beginilah yang akan ia rasakan ketika pergi dari Eliya itu sebab nya ia menjauhi Eliya. Agar Eliya tak sedih jika ia perlahan menjauh dan pergi dari hidup gadis kecil itu.
Egois, itulah yang saat ini Lino pikirkan. Dirinya benar-benar egois bagaimana bisa ia meninggalkan Eliya setelah berjanji pada nenek Ani untuk menjaga Eliya.
Salah satu cara hanya dengan mencari kedua orang tua Eliya, dan Lino akan berusaha untuk mendapatkan informasi lainnya.
Saat ini Lino sudah keluar dari kelas ia berjalan menuju parkiran dan ia melihat Eliya bersama tunggu, Lino menajamkan penglihatan nya.
"Gama?"
Benar itu Gama dan kedua temannya yang sedang bersama Eliya di parkiran. Mengapa Gama bersama Eliya? Selama ini ia menyembunyikan identitas nya kepada Eliya dan juga ia tak pernah memberitahukan bahwa Eliya adalah temannya kepada Gama.
"Lo harus tanggung jawab, lo udah ngotorin seragam gue!" tukasnya tajam.
Eliya gadis itu menunduk di samping sepeda seseorang yang ia tunggu sejak tadi.
"Itu karena kamu yang udah hancurin bekal aku, jadi ini bukan salah aku!" balas Eliya.
Bruk
Gama mendorong Eliya hingga Eliya terjatuh. "Dasar cewek miskin, udah nyata-nyata lo yang buat baju gue jadi kayak gini. Eh sekarang malah balik nyalahin gue."
"Lo Eliya Arshavina, anak beasiswa yang berani lawan Gama." ucap Gama. Eliya masih pada posisinya gadis itu menahan tangisnya.
"Air." Perintah Gama pada Tristan. Dan Tristan menyerahkan satu botol air mineral berukuran sedang pada Gama.
Gama membukanya dan jongkok di hadapan Eliya. "Ini karena lo, udah Bernai lawan gue!"
Gama menyiram Eliya hingga air itu habis. Gama dan teman-teman tertawa puas.
"Besok lo harus gantiin seragam gue yang rusak! Awas aja kalo besok gue gak dapet seragam baru dari lo?!" ancam Gama pada Eliya.
Gama dan teman-teman nya pergi dari sana meninggalkan Eliya yang saat ini sedang menangis.
Sedangkan Lino yang berdiri tak jauh dari sana mengepalkan tangan nya geram. Tindakan Gama pada Eliya membuat Lino sangat sakit, apalagi melihat gadis itu menangis.
Dan saat ini ia pun tak bisa menolong Eliya.
***
Lino sekarang berada di rumah sakit yang tertera di alamat yang di berikan nenek Ani, ia kesini juga setelah mengawasi Eliya hingga gadis itu tiba di rumahnya dengan selamat.
Ya Lino hanya bisa mengawasi Eliya dari jauh saat ini.
Dan sekarang ia akan mencari informasi mengenai orang tua Eliya.
"Ini kan rumah sakitnya Tante Hilda, adik papa." Ya Lino tau ini rumah sakit Hilda milik Tante nya yang saat ini tinggal di Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be With You (On Going)
Short Story"Aku ingin kamu kembali." "Aku mungkin tak bisa kembali." "Jangan pernah kembali ke kehidupan Gue lagi!" "Aku ingin akhir cinta ku, bersamamu." "Gue cinta sama Lo, seharusnya lo gak usah berharap sama yang gak ada." ...