Tetap up walau nggak ada yang baca-_-
Typo dimana-mana hatiku senang😴
Happy reading kawand^_^
Special chap San & Adel
"Lo?!"
"Apa?"
"Jadi lo?!"
"Apa?"
"Lo!!"
"APA?!" Karena kesal dengan pertanyaan Adel, lawan bicara Adel pun menjawab dengan sedikit membentaknya.
"Kok lo disini? Heh! Lo mau bolos ya? Ngaku lo!"
Sang lawan bicara melotot saat dirinya di tuduh akan bolos. Tentu saja tidak terima, siapa juga yang akan terima jika dituduh seperti itu?
"Enak aja lo bilang gue mau bolos, orang gue mau ke sekolahan."
"Terus ngapain disini?" Tanya Adel.
Menghela nafas sebelum menjawab, "bukannya gue udah bilang? Nyari jalan masuk ke sekolah yang aman."
Adel berpikir keras untuk mengingat-ingat kapan lawan bicaranya pernah bicara seperti itu. Sepertinya ia hilang ingatan beberapa saat. Dua menit kemudian Adel menganggukkan kepalanya, sepertinya ia sudah mengingat sesuatu.
"Terus mau lewat mana?" Tanya Adel sambil berjalan menuyusul saat lawan bicaranya mulai berjalan.
"Ikutin gue saja."
Adel hanya mengikutinya berjalan sambil melihat-lihat sekitar. Kurang lebih sekitar sepuluh menit akhirnya mereka sampai di gerbang belakang SMA CAKRAWALA.
"San? Kenapa berhenti? Nggak masuk?" Adel bertanya karena tiba-tiba San berhenti. Yang bersamanya sedari tadi adalah San.
"Gue rasa gerbangnya dikunci," lalu ia melihat kearah tembok pembatas, "hemm, kita lewat sana."
Adel molotot mendengar perkataan San, "lewat sana?" Tanyanya dengan menunjuk kearah tembok pembatas dan di balas anggukan oleh sang lawan bicara. "Lo aja kali yang lewat sana, lo kan cowok sedangkan gue cewek mana bisa."
San berdiam sebentar, lalu ia menyerahkan tasnya pada Adel, "gue yang naik, lo tunggu disini dan jagain tas gue."
"Lah lah lah.. terus gue gimana?"
"Ya lo tunggu disini. Nanti gue bukain gerbangnya. Anda paham?"
Adel menganggukan kepalanya, "wokeh. Jangan lama-lama lo."
San memutar bola matanya malas. Ia segera menaiki pohon mangga yang tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi. Kenapa San memanjat pohon mangga? Agar ia bisa melewati tembok pembatas tentunya.
"San! Buruan!" Teriak Adel saat San sudah sampai diatas.
"Sshhh... berisik lo!"
Kreeek...
Keduanya sontak menoleh ke sumber suara. Muncullah bu Budi -ibu kantin gedung Bahasa- keluar lewat gerbang tersebut.
"Ehh baru berangkat neng?" Tanya bu Budi pada Adel.
Sedangkan Adel sendiri hanya cengengesan tidak jelas, "hehe iya nih bu, kesiangan."
"Sendirian aja neng?"
"Nggak kok bu, tuh temen saya lagi nongkrong diatas," jawab Adel sambil menunjuk San yang masih berada diposisi semula. Bu Budi mengikuti arah tunjuk Adel, "lah.. mas San? Ngapain disitu mas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BRYAN SAN || Choi San
Teen Fiction. . . "Hai, gue San." "Gimana rasanya dapet kasih sayang dari orangtua?" "Gimana rasanya jadi anak indigo? Apa orang-orang menerima lo dengan keadaan lo yang bisa melihat sesuatu yang tidak semua orang bisa lihat? Apa orangtua lo menerima kelebihan...