-- Mohon di ingat typo bertebaran dimana-mana mohon di maklumi walau merusak suasana saat membaca, terima kasih --
[author mimilynnris][HINATA'S POV]
'Jika ingin berlatih, kau harusnya mengajakku. Bukan mengajak angin.'
'Dan jika ingin berlatih, jangan di bawah hujan deras seperti ini. Bagaimana jika kau sakit?'
'Jangan lakukan hal seperti ini lagi tanpa sepengetahuanku, aku khawatir padamu.'
Aku menampar pipiku sendiri untuk menghilangkan ucapan-ucapan Kageyama yang membuatku malu, entah kenapa aku merasa bahwa kata-kata itu tidak mau pergi ketika aku sedang menghafal dialog-dialog penting. Namun dari sini aku berpikir, kenapa sikap Kageyama tiba-tiba berubah seperti itu. Apa kepalanya terhantam sesuatu? Atau dia salah minum susu, atau bagaimana? Sikapnya membuatku takut sekaligus bingung, apa itu hanya sebuah pencitraan atau dialog yang dia tambahkan untuk drama nanti. Tapi jika pencitraan, tidak ada orang lain kecuali aku dan dia yang ada di luar, mungkinkah itu kata yang memang keluar dari mulutnya untukku?
Tiba-tiba perasaanku menjadi bimbang. Dimana aku malah terus memikirkan ucapan Kageyama yang entah kenapa malah terus berputar di ingatanku. Aku merasa bahwa Kageyama yang berdansa bahkan memarahiku karena khawatir bukanlah Kageyama yang aku kenal. Karena Kageyama yang aku kenal hanyalah seorang lelaki yang memiliki emosi yang sangat tinggi, pendominasi, menyebalkan dan juga sering membentak. Namun Kageyama yang tadi, jauh dari semua itu, bahkan dia nampak seperti orang lain ketimbang seorang Kageyama Tobio. Aku langsung tersadar dari lamunanku saat mendengar pintu rumah yang terbuka, terlihat paman Rion yang nampak basah kuyup karena hujan, aku langsung menghampirinya sambil memberikan handuk kering dan teh hangat.
"Paman kenapa bisa basah kuyup seperti ini? Bukannya pakai mobil?" Tanyaku bingung melihat paman Rion yang sangat basah kuyup.
"Iya, hanya saja tadi paman kerja di luar, jadi basah seperti ini." Jawabnya yang membuatku mengangguk mengerti.
Aku membawakan tasnya, sedangkan paman Rion segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku senang kedatangan di rumah ini, seakan-akan rumah kembali hidup ketika paman Rion pulang. Apalagi Natsu yang sangat senang dengan paman Rion yang sudah menganggap kami seperti anaknya sendiri. Ya, semenjak kedatangan paman Rion, semua kembali normal. Tidak lama paman Rion keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi bagian bawah, terkadang aku merasa malu jika harus melihat paman Rion yang bertelanjang dada, tubuhnya sangat bagus membuatku sedikit iri karena tidak bisa sepertinya. Namun paman Rion berkata jika ingin tubuh seperti dia, maka harus sering berolahraga, termasuk bermain voli. Paman Rion tiba-tiba membawa sesuatu dari tasnya, dia mengetuk kamar Natsu lalu memberikan kantung itu pada Natsu. Aku tidak tau apa isinya, namun melihat raut wajah Natsu yang bahagia membuatku berpikir bahwa itu adalah hadiah. Aku kembali menghafal dialog tanpa melihat naskahnya, tapi entah kenapa sangat sulit. Bagaimana aku bisa melupakan dialog yang baru saja aku ucapkan bersama Kageyama tadi sore dengan mudah? Dasar pikun.
"Ada masalah Shouyou?" Tanya paman Rion membuatku terkejut.
"Eh paman. Hehe, tidak ada kok." Jawabku sedikit canggung.
"Hm. Paman dengar akan ada drama yang akan di gelas sebelum camp musim semi di mulai. Kenapa kamu tidak beritahu paman kalau kamu terpilih menjadi pemeran utamanya?" Lanjut paman Rion sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Paman tau dari siapa kalau aku menjadi pemeran utamanya?" Tanyaku benar-benar malu.
"Paman tau dari teman dan atasan paman. Dia bilang akan ada drama tahunan yang selalu di gelar untuk menyambut camp pelatihan di musim semi." Jawab paman Rion sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN ✔️
Fanfiction[ End ] Summer rain, hujan yang singgah di musim panas. Ungkapan mereka, pemberi warna dalam kehidupan bagi seseorang yang begitu spesial. Dibalik semua itu, terdapat rasa sakit dan rasa takut yang mereka simpan, tidak akan pernah mereka ungkapkan...