-- Mohon di ingat typo bertebaran dimana-mana mohon di maklumi walau merusak suasana saat membaca, terima kasih --
[author mimilynnris]Rion menepuk jidatnya karena tidak percaya bahwa pennyclown dengan berani membobol kamar Hinata dan Kageyama di saat-saat seperti ini. Tentu Kageyama yang mengingat semuanya langsung menjadikan tubuhnya tameng untuk Hinata, dia merasa bahwa badut jelek itu tidak akan melukainya lebih karena yang menjadi sasarannya bukanlah dirinya ataupun Rion, tapi yang menjadi sasarannya adalah Hinata. Rion dengan terpaksa harus membunuh pennyclown itu di depan Kageyama, namun tiba-tiba Rion mundur. Dia mundur bukan tanpa alasan, karena dia tau bahwa di belakang ada lima pennyclown yang sudah menyerupai Hinata dan juga Kageyama, itu lebih berbahaya di banding dengan satu pennyclown yang belum menyerupai siapapun.
Kageyama mempertahankan posisinya tanpa menyadari bahwa ada seorang lelaki yang sudah berada di belakangnya, Rion menghela nafas karena dia harus merepotkan kakaknya lagi untuk kesekian sekalinya. Ya, lelaki yang ada di belakang Kageyama adalah Ryu, dan Ryu sudah memblokir semua akses masuk dengan waktu lima detik. Mata Kageyama langsung di tutup oleh Ryu, dan Ryu pun meminta Rion untuk menghabisi satu pennyclown saja dan sisanya dia yang urus.
"Maaf merepotkan mu lagi kak." Ujar Rion merasa bersalah.
"Tidak masalah, lagipula kau harusnya tidak mendapatkan tugas untuk menjaga. Kau harusnya duduk di rumah bersama istrimu." Balas Ryu mengingat bahwa Karina sedang hamil.
Setelah di rasa cukup, Ryu menyingkirkan tangannya dari mata Kageyama. Ryu dengan cepat bersikap normal di depan Kageyama agar tidak terlalu mencurigakan, tapi.
BRUK!
Kageyama membulatkan matanya ketika melihat tangan Ryu kiri Ryu yang terpotong di depan matanya oleh pennyclown. Ryu nampak memasang raut wajah biasa saja, seakan-akan dia tidak merasakan sakit apapun setelah pennyclown itu memotong tangannya, malah Ryu dengan mudah menendang pennyclown itu hingga terjatuh dari keluar balkon. Kageyama mengingat bahwa kamarnya dan Hinata berada di lantai lima, itu artinya lelaki di depannya sudah membunuh seseorang dari ketinggian. Tentu Kageyama langsung mundur dan menjauhkan Ryu dari Hinata, dia tidak ingin Ryu melakukan hal yang mengerikan seperti itu pada Hinata.
"Tenang saja Kageyama, aku tidak akan melukaimu ataupun Hinata." Ujar Ryu sembari tersenyum.
"Paman tidak bohong kan?" Tanya Kageyama memastikan bahwa Ryu tidak akan melakukan hal itu.
"Iya." Jawab Ryu singkat.
Kageyama pun mulai tenang dan tidak terlalu takut pada Ryu, walaupun Ryu duduk bersebelahan dengan seorang wanita yang memberikan Natsu liontin. Kageyama juga menyadari bahwa di leher Ryu terdapat lambang yang sama dengan liontin yang di berikan oleh wanita itu pada Natsu, dan itu artinya Ryu memang baik.
"Paman, cepat obati tanganmu." Ujar Kageyama mengingat bahwa tangan Ryu terpotong.
Ryu hanya tersenyum dan mengangguk, tentu itu sangat aneh. Dimana-mana orang yang baru saja terluka separah itu pasti merintih kesakitan bahwa pingsan karena kehabisan darah, tapi Ryu hanya tersenyum dan mengangguk dengan santai. Ryu melepas jas dokternya, dan terlihat luka potong itu benar-benar nyata, tapi anehnya tidak ada darah yang mengalir, yang Kageyama lihat hanyalah tetesan cairan hitam seperti lumpur yang keluar menggantikan darahnya. Potongan tangan Ryu tiba-tiba berubah menjadi lumpur, lumpur hitam pekat itu bergerak seakan hidup dan ingin kembali pada tempatnya, Kageyama merasa bahwa ini hanyalah mimpi, namun tidak sengaja kakinya merasakan lumpur itu memang hidup dan bergerak mendekati Ryu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN ✔️
Fanfiction[ End ] Summer rain, hujan yang singgah di musim panas. Ungkapan mereka, pemberi warna dalam kehidupan bagi seseorang yang begitu spesial. Dibalik semua itu, terdapat rasa sakit dan rasa takut yang mereka simpan, tidak akan pernah mereka ungkapkan...