Food

13.7K 772 50
                                    

Sakura-sensei

Disclaimer to Masashi Kishimoto

Warning Typo and Rated M for Lemon

Enjoy!

.

.
__________________________

Sudah beberapa jam berlalu namun Sakura masih belum mau menampakkan dirinya keluar dari kamar. Sasuke berkali-kali memanggil Sakura hanya untuk memastikan bahwa Sakura masih berada di dalam sana dan Sasuke bersyukur Sakura menyaut panggilannya.

Sasuke sama sekali tidak meminta Sakura untuk keluar dari kamarnya. Dia berpikir bahwa saat ini mungkin Sakura butuh waktu sendiri dan tidak mau diganggu. Namun jam sudah menunjukkan pukul 7 malam dan itu adalah waktu makan malam. Tak ada tanda-tanda Sakura akan keluar dari kamarnya. Kamar itu sangat sunyi seperti tak berpenghuni sedari tadi, padahal di awal Sasuke jelas-jelas mendengar Sakura terisak.

Menatap kompor dengan wajan yang terpasang di atas tungkunya, Sasuke tidak tahu harus melakukan apa di sini. Walau sudah beberapa menit ia memandangi kompor itu, tetap ia sama sekali belum mendapat ilham untuk melakukan sesuatu. Okay, Sasuke merasa jadi orang bodoh sekarang. Peringkatnya di sekolah setiap tahunnya sama sekali tidak berguna di dapur. Uchiha bungsu yang badung ini sama sekali tidak bisa memasak apapun kecuali ramen instan. Great! Keadaan yang memaksa sekali. Sasuke lapar dan tentu harus melakukan sesuatu karena mungkin saja Sakura tidak akan keluar dari sangkarnya atau mungkin sedang malas melakukan apapun.

Akhirnya Sasuke membuka kulkas besar itu dengan ogah-ogahan. Dan ia melihat begitu banyak bahan makanan mentah yang harus diolah terlebih dahulu, tidak ada yang instan di sini. Justru itu membuat Sasuke menjadi bingung setengah mati. Sungguh dia tidak tahu mengolah bahan-bahan itu sama sekali! Baka!

Sasuke mengeluarkan ponselnya terburu-buru dan menggerakkan ibu jarinya di atas layar ponsel pintarnya.

"Halo? Delivery?"

Dari pada bingung kan?

.

"Sakura? Buka pintunya sebentar!"

Sakura mengerjapkan matanya, terbangun akibat suara Sasuke yang terdengar dari luar. Dia meregangkan tubuhnya, mendesah ketika mendengar suara gemeletuk tulang-tulangnya yang kaku akibat terlalu lama terbaring di atas ranjangnya. Sesaat Sakura menatap langit-langit kamarnya.

Beberapa saat yang lalu seseorang meneleponnya, memberitahu kabar yang mengejutkan sekaligus menyakitkan. Sakit sekali sampai-sampai dunianya terasa terhenti bersamaan dengan napasnya yang tercekat. Ia sama sekali tidak bisa mengeluarkan kata-kata barang untuk berdebat. Yang ada hanya dadanya yang terasa sesak dan hanya bisa bertanya kenapa. Namun yang ia dapat hanya cacian beserta makian yang kasar menusuk hatinya.

Menetes lagi. Sakura tidak bisa menahan air mata itu lagi. Tiap kali mengingat hal yang siang tadi terjadi membuatnya terbayang lagi akan masalah-masalah sebelumnya terjadi. Terlalu banyak dan sungguh ia lelah sekali.

Tak tahan, Sakura mengusap matanya kasar dan sebelah tangannya menekan dadanya yang sekali lagi terasa sesak. Dan wanita itu mengerjapkan matanya, mencoba menahan buliran-buliran air mata yang bisa jatuh kapan saja.

"Sakura!"

Buru-buru bangkit dari pembaringannya dan dengan kasar menghapus jejak air matanya. Tak mau membuat pemuda itu menunggu lama, Sakura lekas membuka pintu kamarnya sebelum suara lelaki itu terdengar kembali.

"Apa?" Tanya Sakura setelah terlihat sosok Sasuke yang berdiri di balik pintunya.

"Keluarlah dulu. Aku membeli beberapa makanan."

SAKURA-SENSEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang