Sakura-sensei chapter 18
.
© Masashi Kishimoto
.
Warning!
Lemon di Chapter ini!
..
.
Ujian praktek telah berakhir. Semua murid senior sudah bisa bernafas lega. Dan mereka tengah menunggu hari ini dengan antusias. Perkemahan menjadi faktor utama mengapa mereka terlihat begitu antusias bahkan dengan rela bangun tidur pagi-pagi buta.
Semakin antusias ketika tiga bus besar telah berjajar rapih di halaman depan sekolah. Masing-masing mobil bisa diisi oleh gabungan dari dua kelas, pun dengan beberapa guru.
Murid-murid telah berada di bangkunya masing-masing. Dan seperti biasa, murid perempuan dan guru-guru akan memilih bangku-bangku di depan sedangan murid-murid lelaki selalu di belakang. Seperti itu sudah tradisi.
"Sial. Kenapa kita harus satu mobil!" Gumam Sasuke sambil mendudukkan dirinya.
Naruto yang duduk di sampingnya juga teman-temannya yang lain hanya bisa mendengus. Mereka mengira kalau perkataan Sasuke ditujukan kepada mereka. Padahal bukan. Sasuke tidak buta untuk melihat kepala merah yang sudah duduk di bangkunya. Beberapa bangku dari tempatnya.
Mobil belum berjalan tapi mood nya sudah memburuk karena matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata hijau Gaara. Sasuke bersyukur Sakura duduk bangku paling depan bersama Ino-Sensei sehingga mata Gaara tidak akan jelalatan mencuri-curi pandang pada sensei-nya.
Mobil pun akhirnya berjalan meninggalkan sekolah. Anak-anak pun mulai ribut, antusias akan perjalanan mereka menuju perbukitan Takinawa yang berada di suatu desa yang cukup jauh namun masih berada di kota Konoha. Takinawa ini menyuguhkan keindahan alam yang masih begitu asri berupa perbukitan yang memiliki air terjun yang sangat indah, tersambung ke aliran sungai yang jernih. Disitulah mereka akan membangun tendanya dan bersenang-senang.
"Baiklah anak-anak. Kita sudah sampai di Takinawa. Silakan taruh barang bawaan kalian di manapun kalian mau setelah itu kita harus makan siang terlebih dahulu baru kita akan membangun tenda."
Seiring dengan berakhirnya perkataan Ino yang cukup nyaring, anak-anak pun pergi menaruh tas mereka dan setelah itu duduk berjejer dengan rapih, menunggu para guru dan panitia membagikan kotak makanan mereka.
Mereka makan dengan sangat antusias karena mereka sudah kelaparan. Perjalanan cukup memakan waktu dan perut mereka tak punya kapasitas kesabaran yang besar, selalu merasa lapar.
"Okay. Jika kalian selesai tolong rapihkan kembali jangan sampai ada sampah yang tersisa. Setelah itu silakan bangun tenda masing-masing." Ucapan nyaring Sakura terdengar menginterupsi segala aktivitas yang ada.
Sasuke mengambil tendanya. Dia memutuskan untuk satu tenda bersama Neji dan Sai, ogah bersama Naruto sebab dia punya feeling buruk kalau Naruto pasti suka mengorok.
"Bantu aku meluruskan stiknya." Ucap Neji.
Namun ucapannya tak digubris Sasuke. Dilihatnya Sasuke malah sibuk melamun. Atau memandangi sesuatu. Padahal tak ada yang aneh di depan sana. Hanya ada Sakura-sensei yang sibuk memasang tenda dibantu oleh Kakashi-sensei.
CTAKK
"Awwh!"
Sasuke mengaduh. Diliriknya tajam Neji yang baru saja memukulnya dengan stik tenda. Memasang wajah tak berdosa padahal sudah dengan sengaja memukul jidat agung Sasuke cukup keras.
"Bajingan." Umpat Sasuke.
"Kubilang bantu aku meluruskan stiknya." Ucap Neji sedikit sewot. Uchiha ini pasti mau enaknya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKURA-SENSEI
RomanceSasuke tergoda. Sensei-nya yang cantik itu berhasil menarik hatinya yang semula tak peduli hal apapun tak terkecuali cinta. Namun bagaimana jadinya bila ia melakukan kesalahan yang sangat fatal. Dan bagaimana dia akan mempertanggungjawabkan hasil da...