Regrets, Love and Plans

7.6K 528 47
                                    

Sakura-sensei
.
Chapter 24
.
Warning Konten Dewasa

.
Credit © Masashi Kishimoto

.

.

Putih dan ada seberkas sinar penerang. Itulah yang pertama kali Sakura lihat ketika matanya sayup-sayup terbuka. Otaknya berputar ke beberapa waktu yang lalu, dia jelas ingat apa yang telah terjadi.

Dirinya dan Sasuke berlutut di hadapan Fugaku, memohon maaf dan meminta restunya. Entah malaikat mana yang membisikkan dirinya untuk berbuat demikian. Namun jujur saja, dia tidak sampai hati melihat Sasuke dicerca dan berusaha sendirian. Ada rasa di hatinya yang membuat dia selalu ingin bersama pemuda itu, apapun keadaannya.
L

alu setelah itu matanya menggelap dan kesadarannya hilang entah kemana, yang terakhir kali dia ingat hanyalah dekapan hangat ketika tubuhnya telah tumbang.


Lamunannya terhenti saat dirasa ada tangan besar yang mengusap tangan dan dahinya. Sasuke, menyambut kesadaran Sakura dengan senyum tipis yang tulus di saat-saat situasi yang tidak mengenakkan ini.

"Merasa lebih baik?" Tanya Sasuke.

"Apanya yang lebih baik? Ketika yang kuingat pertama kali adalah kau yang sedang berlutut dan menangis."

Sasuke mengernyit, "tidak tidak. Aku tidak menangis."

"Lalu tadi apa?"

"Tadi itu mataku lagi pipis."

Sakura tak menghiraukan gurauan Sasuke. Ia tau bahwa Sasuke hanya ingin membuat dirinya merasa lebih baik saja. Hatinya tak bisa berbohong, ia merasa sakit saat melihat pemuda yang ia kira baik-baik saja ternyata rapuh juga. Sakura menyesal karena tak pernah benar-benar mengenal Sasuke.

"Maafkan aku."

Sasuke menghela nafas, "kenapa kau terus meminta maaf?"

"Karena telah membuatmu melalui ini."

Sakura merasakan genggaman tangan Sasuke mengerat, serta tatapan Sasuke yang semakin dalam menatapnya.

"Kau tidak bersalah. Kau ingat saat pertama kali aku memaksamu?"

"Kenapa kau malah membahas itu? Bayi ini tidak hadir dari pemaksaan itu."

"Aku tau. Maksudku, akulah yang memulai cerita ini sendiri. Membawamu sampai ke titik ini. Maaf Sakura, aku benar-benar menyesal."

Sakura menegakkan badannya, menelan ludah susah payah, "apa maksudmu menyesal? Kau menyesal?"

"Sakura-

"Kau menyesal melakukan banyak hal denganku? Menyesal sampai ke titik ini?" Sakura menatap Sasuke, berkaca-kaca. Seraya dada dan lehernya yang semakin memberat.

"Dengar, Sakura. Tidak ada yang lebih baik daripada saat bersamamu. Aku senang sekali, kau harus tau itu. Tapi bukankah jalan yang seperti ini benar-benar menyulitkanmu?" Ucap Sasuke, "aku menyesal karena aku terlalu terburu-buru, aku tidak tau cara yang aman sampai harus membuatmu seperti ini." Lanjutnya.

SAKURA-SENSEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang