Jungkook menghela napas. Tangan besarnya terangkat untuk mengelus pipi halus sangat kekasih. Sedangkan yang diperlakukan seperti itu hanya memejamkan mata, hanya menikmati, juga masih tak bisa memberikan penjelasan apapun atau ia akan tersedu-sedu.
"Bukankah ini impianmu dulu? Kenapa kau keluar, sayang? Hm?"
Jimin membuka matanya yang langsung bertemu pandang dengan manik hitam nan bulat milik kekasihnya. Daripada menjawab, ia lebih memilih mengambil kedua tangan besar jungkook untuk ia genggam dengan erat.
"Sayang?" panggil jungkook sekali lagi.
"Aku hanya bermimpi ingin menjadi pengacara, bukan paralegal." jawabnya lirih.
Hening.
Jungkook melepaskan tautan tangan mereka. Sebagai gantinya, ia menarik sisi bahu jimin agar tubuh mungil itu bisa masuk dalam rengkuhan hangatnya. Dia mengelusi rambut panjang gadisnya, terkadang juga mengecupi pucuk rambut jimin yang katanya harum nya sungguh membuat ia mabuk melebihi saat ia meminum alkohol.
"Mungkin kita bisa membahas hal ini lain kali. Karena, kurasa topik ini masih sensitif untukmu, kan?"
Jimin mengangguk pelan. Ia memejamkan mata dan membiarkan tubuhnya menyender penuh pada tubuh kekar sang kekasih. Jungkook terkekeh.
"Aku mempunyai berita baik. Kau ingin mendengarnya?"
"Apa?" tanya jimin dengan suara serak. Sejujurnya, ia sudah merasakan kantuk mendatangi tubuhnya. Tapi, kantuk itu berhasil lenyap saat jungkook berkata,
"Seminggu lagi, ibumu akan melakukan proses sidang kembali!"
^^^
Jimin tak tau apa-apa. Seminggu yang lalu, tiba-tiba jungkook mengatakan jika ibunya bisa melakukan sidang ulang setelah bertahun-tahun kasusnya resmi ditutup. Jimin tak menyangka. Ketika ia bertanya pada jungkook pun, pria itu hanya membalasnya dengan tersenyum.
Dan disinilah ia, dengan mulut menganga karena terkejut dan tak percaya. Di dalam ruang sidang ini, didepan sana, Jungkook, kekasihnya sedang duduk ditempat kedudukan hakim ketua. Lalu, taehyung, sahabatnya, duduk dalam posisi jaksa dengan sang papa yang duduk disebelah ibunya menjadi pengacara. Tak sampai disana, seseorang yang dikenalnya sebagai paman kesayangannya, Lee Hyeongsu, saat ini tengah mengenakan pakaian tahanan juga duduk ditempat terdakwa sembari menggerutu kesal.
Selama acara persidangan, maniknya berkaca-kaca. Juga ia sering membekap mulutnya sebab merasa tak percaya pada bukti yang sudah ditampilkan dalam layar didepan sana. Bahkan ibunya sudah terisak-isak, menunduk kalut serta sesekali menatap jimin dengan pandangan yang sudah tak kosong lagi. Mengetahui hal itu, jimin menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Ibu...
Tak ada yang lebih mengharukan lagi selain ketukan palu oleh jungkook yang menyatakan ibunya bebas dan hyeongsu yang harus menjalani hukuman seumur hidup berada dibalik jeruji besi, juga ketika sang ibu yang menatap jimin dengan binar kehidupannya.
^^^
Ketika perawat memperbolehkan ibu jimin untuk keluar sebentar, tanpa banyak kata, jimin segera menyeret ibunya untuk bergabung bersama yang lain di restoran terdekat dari tempat sidang.
Disana sudah ada taehyung dan jonghoon yang duduk berdampingan, lalu jungkook yang duduk dihadapan mereka. Jimin langsung saja membawa sang ibu untuk duduk disamping jungkook, sedangkan ia memilih duduk diujung meja yang menyediakan single kursi. Sebelum itu, jimin dan ibunya membungkuk menyapa mereka yang sudah menunggu kedatangan mereka.
Jimin tersipu ketika jungkook memperkenalkan dirinya kepada sang ibu, "Aku tidak tau ibu akan mengizinkan ku untuk memanggil ibu atau tidak untuk saat ini. Tapi, yang pasti kau akan jadi ibu mertuaku seterusnya." kata jungkook disertai cengiran khas miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔
FanfictionGadis cantik itu ingin menjadi seorang pengacara yang benar-benar bisa membela terdakwa yang tidak bersalah. Sayangnya ia tidak sepintar itu, lebih tepatnya ia yang anak yatim tidak mampu untuk bisa menjadi seorang pengacara handal. Dia merasa sanga...