Bagian 2

1.6K 88 1
                                    

"masalah akan terus berdatangan tak peduli kamu kuat atau tidak."

Sesampai di kelas ia langsung duduk di meja nya tepatnya di samping clara sahabatnya.

"Za" lo kenapa kok lesu banget?"

Eza hanya terdiam dia terus mengingat kejadian semalam rasanya ia sngat tidak bersemngat dalam melakukan apa pun

"Za? Eza!"
Clara menepuk pundak eza.

"Eh kenapa ra maaf gua ga dnger."

"Za lo kenapa?"

"Lagi ada masalah ya?"Ucap clara ia sangat khawatir .

"Ehh ga kok raa gua gapp."

"Lo jangan bohong za,lo pasti lagi sembunyiin sesuatu kan?"

"Udah ra gua gapp lupaiin aja."

"Za!" Lo itu anggap gua apa sih? Gua ini sahabat lo klau ada apa"ceritaiin aja. Dengan itu lo bisa lebih tenang
Jangan di tahan raa."

Dengan tidak sengaja air mata eza terjatuh saat mendengar ucapan dari sahabat nya itu.

"Raa lo gabakal ninggalin gua kan?
Lo bakal selalu ada buat gua kan ra?
gua ga punya siapa-siapa disini
Bahkan hidup gua serasa ga guna."

Clara langsung memeluk tubuh eza ia tak tega melihat sahabat nya itu menangis.

"Zaa.. lo kenapa eum"

"Cerita dengan tenang gua ga tega liat lo kek gini..dimana eza yang dulunya selalu tersenyum ceriaa suka gangguin gua."

"kenapa eza yang sekarang berubah drastis
Gua ga suka liat sahabat gua kek gini".

"Raa"orangtua lo gimna? Sayang ga sama lo?"

"Klau misalnya lo dapat nilai kurang memuaskan gimana lo di marahin ga ra?"

tanya eza dengan air mata yang terus menetes.

"Gua selalu disemngatin walaupun hidup gua sederhana,tapi kluarga gua bner-bener jadi tempat ternyaman buat gua."

Mereka selalu ada disamping gua..beruntung gua dimiliki oleh mereka."

"Heumm enak yah lo beruntung banget raa
Gua pgen tukar posisi kek lo".

"Kenapa ortu gua berbeda ra knpa gua ga seberuntung lo."

"Lo beruntung za ga boleh ngomong gitu
Bahkan lo terlahir tanpa kekurangan apa pun."

"Tapi" itu semua ga yang seperti lo liat ra, Gua sakit gua ga kuat ."

"papa selalu ga ngehargai apa yang gua dapat ia selalu membandingkan gua dengan ka arlan."

"Gua capek ra, gua pengen kayak kak arlan yang selalu mendapat perhatian lebih."

"Kenapa gua berbeda ra?ucap eza terdengar dari suaranya yg sudah terisak isak menangis."

"Kenapa ga ada yang bisa ngertiin posisi gua, Kenapa ga ada orang yang bersyukur milikin gua."

"Kapan gua rasakan itu za" hiks..hiks..

Hati claraa sangat sakit mendengar cerita dari eza, ia tidak menyangka dan begitu sulit untuk membayangkan jika keluarga eza ternyata sangat kejam.

Yang ia tau papanya begitu ramah dan sopan.
Tapii itu semua tidakk ia salah besar.

Ia memeluk tubuh eza.

"Udahh za" jangan dipikirin lagi ya ntar lo bisa sakit..  ga perlu di ingat hal yang ga penting za, Lo kuat lo ga selemah apa yang mereka liat."

"Tapi gua capek hiks..hiks..
Klau lo mau nangis, nangis aja jangan ditahan tapi ingat ya, jangan berlebihan dan jgan sampai larut dalam kesedihan"...

"Lo gaboleh anggap klau lo ga punya siapa-siapa yang bisa ngertiin lo,
Gua disini disamping lo za gua selalu ada buat lo."udah yah jangan nangis..

"Makasih raa" gua beruntung banget punya lo
Jgan tinggalin gua ya."

"Ga perlu makasih gua ini sahabat lo za, Lo bisa cerita apapun ke gua dan kapan pun itu gua bakal selalu dengar."

"Iya ra."

"Sekarang hapus air matanya jangan ngelamun terus heum gua ga suka."

"Iya clara" ucap eza dengan tersyumm.

"Eh mau ke kantin ga"laper nih hihi ucap clara yang sedang memegang perutnya."

"tapi gua ga laper lo aja ya ra."

"Gak" pkoknya lo hrus ikut."

"Iya deh iyaa".





Tiba tiba gael melihat eza tapi kali ini berbeda ia melihat wajah wanitanya itu seperti sedang tidak baik baik saja

"Raa"gua boleh ikut gabung~lirih gael

"Iya boleh aneh banget si lu tinggal duduk aja kali." ucap~clara

"Kenapa el? Tumben nyamperin gua,biasanya lo kan jam segini sibuk terus."

"Za" lo habis nangis ya,lo kenapa?"

"Lo ga perlu tau el ga bakal peduli juga."

"Za" jujur aja, atau ada yang nyakitin lo? jgan bikin gua khawatir gini ra."

"Jijik gua denger kalimat lo tadi"
Urus aja tuh sahabat lo, ga usah sok perhatian."

"Lo kenapa sih jadi orang cemburu banget, Gua cuma sahabatan sama dia".

"Tapi berlebihan ajg!"

Eza memukul meja ia tidak bisa mengontrol emosi nya.

"Pergi lo sekarang!"

"Za?"

"Gua bilang pergi, pergi el!"

Gael langsung meninggalkan eza ia sangat malas jika berurusan hanya karna masalah hal sepele.

EzaquelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang