Setelah shalat subuh keduanya bersiap untuk berangkat ke kantor. Al dengan jas hitam dan kemeja putih, serta celana yang senada dengan jas nya sudah rapih di depan cermin.
Sedangkan Andin, juga mengenakan jas panjang berwarna hitam dengan ornamen girdle berwarna hitam yang diberi garis kotak berwarna gold, serta tak lupa tas branded dengan harga ratusan juta berwarna senada.
"Kamu ke kantor kan, ndin? "
"Iya mas ini aku udah siap"
"Yaudah saya anter ya"
"Ga usah mas ini juga udah setengah delapan kan kamu juga ada meeting jam delapan"
"Yaudah tapi kamu hati hati ya bawa mobilnya"
"Iya mas"
-----
Seluruh karyawan dan staff dari Archaise Modern Cosmetic menyapa Andin yang sedari lobby sudah di kawal oleh staff pengawalan yang disediakan AMC.Andin memasuki ruangannya, memeriksa semua berkas yang berada di meja kerja nya. Lalu, setelah itu ia harus melihat sample produk baru yang akan dikeluarkan oleh AMC.
Disisi lain, Al sedang meeting dengan PT. Persada Makmur. Membicarakan kontrak yang akan dijalankan dalam beberapa waktu kedepan.
Hari ini, seluruh staff keamanan PT. Aldebaran Sejahtera sudah kembali, ruang meeting dijaga ketat oleh 10 staff keamanan. Sehingga, sang pemantau tidak bisa mendengar percakapan Al dengan rekan kerjanya.
"Maaf bos, ruang meeting dijaga ketat"
"Sial"
"Lupakan plan A, jalankan plan B" Lanjutnya.
"Baik bos"
----
Andin sekarang sedang mengkaji kembali hasil sample calon produk terbarunya. Dirasa cukup, ia memutuskan untuk mengeluarkan produk terbarunya bulan depan, dengan persiapan yang matang pastinya.Karena pekerjaan nya telah usai, Andin langsung pergi ke kantor Al untuk mengajaknya makan siang. Tanpa mengabari Al terlebih dahulu karena ingin memberinya kejutan.
Namun, disisi lain Al ternyata sudah selesai pekerjaannya dan pulang dengan waktu yang lebih cepat daripada biasanya.
Al sudah berada di lobby kantornya, menunggu bagian parkir mengantarkan mobilnya, tak lama mobil Al sudah datang.
Al membuka pintunya dan memasukkan kaki sebelah kirinya kedalam mobil lalu--
"AAKHH"
"MAS AL"
Sungguh pemandangan yang sangat menyakitkan, Andin melihat Al ditusuk didepan matanya. Darah yang bercucuran hingga ke jalanan, sontak membuat Andin semakin panik.
"Mas, mas sayang kamu gapapa? "
Al tidak bisa menjawab apapun karena saat ini ia hanya berusaha untuk menahan sakitnya agar Andin tidak semakin khawatir.Dengan satu tangan Andin berada di atas perut bagian samping Al, dengan tujuan untuk mencegah darah yang keluar semakin banyak.
Belum genap 5 menit, Al sudah tidak sadarkan diri, Andin langsung berteriak meminta pertolongan secepatnya. Karena Ambulance datangnya lumayan lama, maka Andin memutuskan untuk membawa Al dengan mobil biasa beserta supir.
Di perjalanan Andin tak henti hentinya berdoa, memejamkan matanya, memanggil nama Tuhan, menyelipkan kata "selamatkan suami hamba" Dengan tangan yang tetap memegang perut bagian samping Al.
Kemeja berwarna putih milik Al sudah terpenuhi oleh darah yang tak hentinya mengalir. Tangan Andin juga kini sudah terlumuri oleh darah.
Sesampainya di rumah sakit, Al segera dibawa ke UGD untuk penanganan pertama. Didepan ruang UGD Andin hanya bisa menggenggam erat tangannya, memberikan kekuatan untuk dirinya sendiri, do'a pun tak luput dari setiap kata yang keluar dari mulut Andin.
Papa Har dan Mama Rosa kini sudah ada di samping Andin, menenangkan menantunya dengan hati yang juga ikut rapuh.
"Andin, gimana Al? " Tanya Mama Rosa.
"Ga tau ma, pa, dokternya dari tadi belum keluar"
"Sabar ya, kita berdoa yang terbaik buat Al" Ucap papa har.Setelah kurang lebih 15 menit, satu dokter beserta tiga suster keluar dari UGD menggiring brangkar yang di isi oleh Al.
"Maaf Pak, bu kita harus membawa pak Al ke ruang operasi, karena lukanya sangat dalam dan menghabiskan banyak darah, apa pihak keluarga setuju? "
"Lakukan yang terbaik dok"Setelah itu suster menggiring brangkar dengan langkah yang sangat cepat yang diikuti dokter, papa Har, Andin, juga Mama Rosa.
Detik detik setiap langkah kaki yang di langkah kan Andin untuk mengantar suaminya ke ruang operasi, seakan menjadi detik paling menyakitkan dalam hidupnya.
Didepan ruang operasi, banyak kursi kosong karena yang ada disitu hanya Andin, Papa Har dan Mama Rosa. Semua terasa sangat menyakitkan, Andin menatap kosong lantai rumah sakit, masih terbayang dipikirannya bagaimana Al bisa ditusuk, terduduk lemah bersandar di pintu mobil, memegang perut nya yang sudah bercucuran darah.
"Ya Allah aku tidak ingin mengeluh atas apa yang terjadi pada hari ini, tapi bisa kah aku meminta diberikan kesempatan yang lebih panjang untuk bisa bersama dengan suami ku. Dengan doa ini aku sampaikan bahwa, aku ingin dia tetap disini, menjaga kami, tertawa bersama kami"
"Setiap darah yang mengalir dari tubuhnya, aku berharap darah itu akan kembali menjadi ribuan partikel doa yang dapat menyelamatkan nya"
"Tak ada satu katapun yang bisa aku ucapkan selain menyebut nama Mu saat ini. Jika nanti ada insan yang keluar dari ruang beku itu, buatlah lisan dia berkata 'suami anda selamat' atau kata kata baik lainnya, Aamiin" (Ruang beku= ruang operasi karena dingin banget kan y).
Seorang manusia berdiri mendekap tangannya, menatap ruangan operasi itu, berharap ada kejadian buruk disana.
"Gua harap lo habis Aldebaran"Hai, happy reading!
Hope you enjoy this story, don't forget to vote and comment! 😍🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Control Love
RomanceCinta yang diawal dengan sebuah kontrak, memaksa keduanya berusaha saling menerima satu sama lain. Banyak orang orang misterius datang menghampiri kehidupan mereka. Setelah beribu cobaan yang mereka lalui akhirnya kebahagiaan berpihak pada mereka, e...