Matahari yang cerah telah menyinari kota Dubai, hari ini Al dan Andin hanya berencana menikmati waktu di apartment sambil menunggu info dari pesukannya tentang Barren.
Ketika bangun tidur tadi subuh, Andin terlihat lebih baik dari semalam tapi setelah sarapan Andin merasakan pusing kembali. Namun, Andin tetap menolak untuk di periksa ke dokter karena ia merasa hanya sedikit kelelahan dan terlalu banyak berada di luar dengan cuaca di Dubai yang tak menentu.
Pada siang harinya, anak buah Al yang berada di New York telah memberikan informasi masi bahwa Barren kali ini benar benar ada disana.
"Selamat siang Pak, saya mau memberi tau bapak bahwa Barren sekarang ada di New York dan salah satu anak buah bapak yang ikut dengan saya pun sudah menyamar sebagai bodyguard Barren, pak"
"Bagaimana bisa? Siapa yang jadi bodyguard Barren? "
"Rohadi pak, karena kemarin ini tangan kanan Barren yang ada di Dubai memberikan informasi tentang bapak dan Barren memutuskan untuk menambah bodyguard, lalu kami menyusun rencana agar tetap bisa mengawasi Barren, dan Rohadi menawarkan diri untuk menyamar menjadi bodyguard Barren dengan kemampuan english speaking yang lancar, pak. Agar Barren pun percaya"
"Baik terimakasih, awasi terus Barren dan saya akan terbang ke New York besok"
-----
Andin membangkitkan tubuhnya, bersandar di headband dan menanyakan kepada Al ada kabar apa lagi tentang Barren.
"Ada kabar apa lagi, mas? " Tanya Andin sambil mengelus lengan Al.
"Katanya Barren benar benar ada di New York saat ini, ndin. Dan anak buah saya juga ada yang nyamar jadi bodyguard Barren disana, dia benar benar dekat dengan Barren""Eumhh, jadi kita ke New York? "
"Iya besok insyaallah"
"Yaudah kalau gitu aku beresin baju nya dulu ya"
"Iyaa, mau saya bantuin? "
"Ga usah" Ucap Andin sambil tersenyum.
"Ok"-----
Mama Rosa dan Papa Har sedang berada di meja makan sambil menyantap makan siang nya. Mereka sedikit berbincang bincang tentang kegiatan hari ini.
"Tadi papa abis ngontrol sedikit proyek di Bandung aja sih, ma. Itu pun virtual" Ucap pala Har.
"Semoga lancar lancar ya pa, oiya kita belum tanya kabar Al sama Andin loh"
"yaudah kita telepon aja yuk""Halo Al, Andin apa kabar? " Ucap Mama Rosa membuka pembicaraan.
"Alhamdulillah ma, pa baik. Mama sama papa apa kabar? " Jawab Andin.
"Baik sayang"
"Gimana Barren itu udah ketemu? " Tanya Papa Har."Belum ma, pa tapi anak buah aku udah ketemu Barren di New York" Jawab Al.
"Terus kalian mau pindah ke New York sekarang? " Tanya papa Har.
"Iya, pa"
"Jaga kesehatan ya kalian pasti capek pindah pindah negara gitu" Ucap Mama Rosa."Iya, pa ini Andin juga udah pusing terus dari kemarin" Jawab Al.
"Eh kamu kenapa sayang? Kamu mau di Dubai aja biar nanti mama sama papa kesana temanin kamu biar kamu ga kecapekan juga lah kalau besok ke New York" Tawar papa Har.
"Ngga, pa gapapa kok aku sekarang juga udah ga pusing udah gapapa kok aku. Papa sama mama ga usah khawatir ya" Ucap Andin sambil tersenyum."Iyaa papa sama mama juga jaga kesehatan insyaallah besok aku bisa ketemu Barren jadi bisa cepat pulang juga"
"Iya, pa"
"Yaudah baik-baik ya kalian disana"
"Papa mama juga ya"
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"----
Matahari telah menghilang diganti oleh bulan, bintang-bintang memancarkan sinarnya di kota Dubai.
Ini adalah malam terakhir bagi Al dan Andin di Dubai. Mereka ingin menghabiskan malam ini dengan kehangatan dan beragam cerita.
"Mas mau makan malam dimana? Atau mau aku masakin? " Tanya Andin.
"Humm, saya lagi pengen butter garlic rice kamu pakai telur mata sapi setengah matang plus ham, terus pas mah dimakan di bungkus sama nori" Ucap Al sambil melihat ke atas membayangkan ucapannya itu."Ih kamu aku juga jadi pengen kan, yaudah aku bikinin ya enak juga sih di apartment ini bahannya lengkap jadi aku ga perlu ke supermarket dulu" Ucap Andin sambil tersenyum.
"Tunggu ya sayang" Lanjut Andin.
"Iya"Setelah 15 menit, hidangan yang Andin masak telah usai dan bisa langsung di santap.
"Kamu mau aku suapin ga? "
"Ga ah hahaaaapp" Ucap Al sambil tertawa tapi tawanya terlalu lebar sehingga Andin bisa menyuapkan butter garlic rice nya masuk kedalam mulut Al.
"Makanya ketawanya jangan kelebaran jadi masuk kan nasinya" Ledek Andin
"Andin, nama depan saya hurufnya apa? " Tanya Al.
"A"
"Ha? Yang bener kek ngomong tu"
"AAAA" satu suapan nasi yang sama dengan tadi pun masuk di mulut Andin.Meja makan itu penuh dengan canda tawa perkara suap-suapan. Mungkin ini menjadi makan malam terindah sepanjang mereka makan malam bersama.
----
Al membuka gordyn membiarkan cahaya dari gedung gedung sekitar masuk kedalam kamar mereka. Al mendekap tubuh Andin, mereka bersandar di headband, suasana sangat tentram.
"Mas, kamu mau punya anak langsung atau tunda dulu? " Tanya Andin.
"Saya ga mau dua duanya"
"Maksudnya? "
"Ya... Saya mau kapan pun itu karena pasti Tuhan sudah merencanakan yang terbaik. Jadi kapan pun saya pasti Terima, apalagi kalau sekarang sekarang" Ucap Al sambil tersenyum ke arah Andin.
"Huuuu" Ucap Andin sambil mencubit pinggang Al."Eh kamu suka nulis di notebook yang aku kasih itu ga si mas? "
"Suka"
"Serius? Coba aku liat"
"Eh enak aja nanti kalau pernikahan kita udah 6 bulan kita tukeran, gimana? "
"Boleh juga tu""Kamu biasanya nulis apa, ndin? " Tanya Al.
"Kepooooooo"
"Biarin""Pipi kamu gemesh banget sii jadi pengen aku cium" Ucap Andin sambil mencubit pipi Al.
"Cium ajaa"
"Ih maunya"Andin mengecup setiap inci pipi Al, begitupun sebaliknya. Malam ini adalah malam terakhir mereka di Dubai, penuh dengan canda dan tawa.
Malam indah dengan sinar bulan dan bintang, serta cahaya dari gedung pencakar langit Dubai, mampu mebuat kami tersenyum.
Jangan biar kan ini cepat menjadi kenangan. Biarkan kami menikmati nya dengan cinta.
Dubai, 2021
Tulis Andin di notebook nya.
Setelah itu Andin menyusul suaminya ke alam mimpi.
Eakkk udah lama niii ga up, gimana kangen ga? Ga lah masa iya wkwkw.
Happy reading, don't forget to vote and comment! 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Control Love
RomanceCinta yang diawal dengan sebuah kontrak, memaksa keduanya berusaha saling menerima satu sama lain. Banyak orang orang misterius datang menghampiri kehidupan mereka. Setelah beribu cobaan yang mereka lalui akhirnya kebahagiaan berpihak pada mereka, e...