Cinta

2K 273 10
                                    

1 jam berlalu, Al sudah keluar dari ruang operasi dan sudah berada di kamar rawat. Andin selalu menunggu Al kembali sadar. Andin mengambil handphone nya dari dalam tas, memilih nomor yang akan dituju, dan nomor itu adalah nomor Glori.

"Haii ka apa kabar nih udah nikah diem diem aja"

"Alhamdulillah fisik baik, tapi batin kurang baik, ri"

"Kenapa? Ka Al ngapain kaka? Jujur sama riri ka"

"Ka Al ga ngapa ngapain kaka kok, tapi ini ka Al baru aja keluar dari ruang operasi"

"What? Ka Al kenapa ka? "

"Ka Al tadi di tusuk ri didepan kantornya"

"Sama siapa? "

"Aku ga tau makanya aku mau minta tolong sama kamu bisa? "

"Bisa ka mau minta tolong apa, pokoknya semuanya kaka serahin aja ke aku"

"Kamu bisa ga cari orang yang udah tusuk ka Al? Tapi kamu hati hati ya jangan sampai kamu yang di apa apain sama mereka"

"Oh itu kecil ka nanti aku cari okeyy, kaka tenang aja"

"Makasi banyak ya ri"

"Never mind, ka"

Al mulai membuka matanya, melihat sekeliling. Sesekali ia merasakan nyeri di bagian perut nya.
"Mas sayang, kamu udah sadar"
"Ndin"
"S-saya kenapa? " Tanya Al.
"Kamu di tusuk"
"Sama siapa? "
"Aku ga tau mas, tapi aku udah minta Glori buat selidikin ini semua"
"Jangan minta Glori dong, kan dia perempuan kalau dia kenapa kenapa gimana? "
"Udah kamu tenang aja"

"Ada yang sakit ga? "
"Cuman perih aja sedikit"
"Sabar ya"

Hari semakin larut, mata Andin semakin berat, rasa kantuknya semakin menjadi jadi. Tanpa ia sadari ia terlelap dengan tangan Al menjadi tumpuannya.

Al hanya tersenyum memandang muka imut istrinya.

BRUK

Al menoleh ke sumber suara, ternyata itu adalah notebook berwarna navy yang jatuh dari tas Andin ke nakas di sebelah tempat tidur Al.

Al mengambil buku yang sudah ada bolpoin dengan emas 24 karat didalamnya. Al kembali menulis sesuatu di halaman baru buku itu.

Tuhan, jika suatu saat hari ini terulang,
Jangan biarkan aku hidup kembali,
Jika hidupku itu hanya membuat ku melihat wanita dihadapan ku ini meninggalkan aku untuk selamanya.

Biarkan aku yang meninggalkan dia terlebih dahulu,
Agar aku tidak tau rasanya ditinggalkan.

Mungkin jika aku yang pergi duluan,
Dia tidak akan merasakan sakit itu.
Hari ini, detik ini, aku bersumpah aku mencintainya.

Sebelum saatnya tiba, setelah ia bangun dari tidur nya,
Aku akan menyatakan cintaku.
Bismillah.

Andin bergeliat, matanya sedikit terbuka melihat sekitar, dan tersenyum ketika pandangannya tertuju pada suaminya itu.

"Selamat pagi suamiii"
"Pagi istri"
(Jiakh tau ga ini Kong sama nyai tiap pagi gini ni terlalu mendalami peran padahal sama sama cewek oi lah).

"Ih tumben manggilnya gitu"
"Emang kenapa? Salah?"
"Ngga kok aku suka hehe"
"Ga usah cengengesan"
"Maaf"

Al kembali memikirkan apa yang tertulis di bukunya, ia sudah berjanji untuk bisa menyatakan rasa cinta nya kepada Andin.

"Ehm ndin"
"Ya? "
"Kasur saya boleh di naikin ga? "
"Boleh boleh sini aku bantu"

Andin merubah settingan posisi kasur Al agar nampak seperti duduk.

Al menggenggam tangan Andin, menatap nya dengan penuh cinta. Andin menautkan tangannya dengan tangan Al, ia masih menatap Al dengan penuh kebingungan.

"Andin, kamu ingat ga hari ini hari apa? "
"Hari Sabtu, tanggal 15 yang artinya di tanggal itu dua bulan yang lalu kita nikah? "
"Iya, ada hal yang mau saya sampaikan"

Kedua insan itu sudah saling berhadapan. Manik indah mereka sudah saling menatap. Tangan halus mereka sudah saling bertaut.

Kesiapan dalam diri Al sudah hadir, dalam beberapa detik kedepan ia akan menyatakan cinta nya. Berjanji untuk selalu ada disisi Andin.

"Saya-- saya mau kamu tau kalau saya sudah mencintai kamu. Kurang lebih 60 hari sudah kita lalui bersama. Perhatian dan rasa nyaman yang kamu berikan untuk saya itu sangat bermakna"

"Mungkin kamu ga perlu tau seberapa besar rasa cinta saya, karena itu sangat sangat besar melebihi semua yang aada di bumi ini. Tapi kamu perlu tau, kalau saya akan selalu ada di samping kamu, menemani kamu, menjadikan kamu wanita terbahagia di dunia ini"

Tatapan mereka sudah runtuh, keduanya sama sama menahan air mata. Cinta yang tak disangka itu kini tumbuh.

Andin menatap kembali mata Al, terlihat disitu memang cinta lah yang hadir.

"Mas, aku juga mau kamu tau kalau aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, mas. Aku juga janji sama kamu, aku akan selalu ada buat kamu, dan selalu menemani kamu hingga aku bisa membuat kamu bahagia"

"Tapi, kalau suatu saat nanti aku pergi duluan, kamu jangan pikirin aku ya. Jalani aja hidup kamu, aku yakin kamu bisa lebih bahagia"

"Kamu ngomong apasi, saya ga bisa kehilangan kamu, saya udah bilang sama Tuhan kalau saya harus di ambil duluan supaya saya ga bisa merasakan sakitnya ditinggal kamu" Ucap Al.

"Yaudah di ambil bareng aja gimana? Supaya kita ga sama sama tersakiti? " Tanya Andin.
"Good change, my wife! Haha udah ah jangan ngomongin gituan" Ucap Al.
"Lah kamuuu duluaaaannnn" Ucap Andin sambil mengelitiki Al.
"Aaaa Andin udah dong ini masih perih tauk"
"Hehe iyaa maaf sayang"

Kedua insan itu masih asik dengan candaan yang muncul karena rasa bahagia nya hari ini.

"Eh ndin saya kapan bisa pulang? "
"Tahun depan"
"Ih serius dong"
"Hehe iya aku ga tau kan dokter aja belum kasih tau mas, sabar yaa"
"Hmm"


Oh I spend my weekend, with write the wattpad, aye ayeee.
Tadinya mau nyanyi you know me too well tapi ga jadi deh.

Yaudah happh reading guys!
Don't forget to comment and vote!

Oiya kalau niat nanti ada chapter tambahan ya😉

Out Of Control LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang