Bocah polos yang tak tahu permasalahan diantara aku dan kamu datang seperti malaikat pendekat dan berpikir bahwa apakah dia insan yang dikirim Tuhan untuk menjadi penengah masalah diantara kita.
🐑🐑🐑
"Lo pergi aja kalo ga ada perlu disini" ujar Karina pada Yandra.Sudah 5 menit sejak pertemuan mereka dan hanya berdiam diri satu sama lain karena bertarung dalam pikiran mereka sendiri.
"Ini tempat umum, terserah gue mau ngapain" ujar Yandra.
"Lo kalo ga niat kesini gausah. Mending lo bucin sama Yiren, sampe tolol sekalipun gue ga peduli" ujar Karina.
"Hidup hidup gue terserah gue sampe tolol kek, sampe goblok kek terserah gue. See Tapi gue ga mau hari ini. Gausah sok ngatur-ngatur" ujar Yandra.
"Kok lo nyolot sih?! Gue kan cuma ngasi tau doang" ujar Karina tak terima dengan jawaban yang Yandra berikan. Karina pikir Yandra akan pergi begitu saja meninggalkan Karina sendiri, tetapi ternyata ekspektasi nya jauh dari itu. Yandra tetap berdiam diri disana tetapi tidak duduk di sebelah Karina.
"Gue cuma jawab" ujar Yandra.
Entah bola darimana datang dan mengenai kaki Yandra, dan seorang bocah cilik memakai baju pasien menghampiri nya yang merupakan pemilik bola tersebut.
"Permisi kak boleh aku ambil bola nya nggak?" Tanya anak tersebut pada Yandra.
"Ini. Hati-hati mainnya ya" beritahu Yandra sambil mengusap kepala pada anak tersebut.
"Ohiya kenapa kakak ngga duduk? Pacal kakak aja duduk" ujar anak tersebut dan lancang menarik Yandra untuk duduk disebelah Karina.
Posisi mereka saat ini adalah anak kecil tadi berada di tengah dan diapit oleh Yandra dan Karina.
"Kak mumpung aku main tendili jadi aku ikut kakak ngobrol sm pacal kakak ya. Boleh kan?" Tanya anak tersebut.
Tanpa berpikir panjang Yandra memperbolehkan nya.
"Ohiya kenalin nama aku Saka, umur Saka masih 6 tahun. Nama kakak siapa?" Ujar bocah cilik pemilik bola yang bernama Saka.
"Halo Saka nama kakak Karina" ujar Karina menerima kehadiran Saka di sampingnya. Walau agak sedikit tidak nyaman tapi ia berusaha agar Saka tak tahu soal itu.
"Nama kakak Yandra" ujar Yandra.
"Kenapa Saka disini? Saka ngga sekolah?" Tanya Karina.
"Saka belum sekolah ka Kalin, karna Saka dibilang sama doktel masih sakit jadi ga boleh sekolah dulu. Takut nanti sakit Saka kelual lagi" ujar Saka bercerita.
"Udah berapa lama Saka disini?" Tanya Yandra yang mulai ikut dalam obrolan Saka.
Saka mulai menggerakan jari mungil nya dan mulai menghitung berapa lama sudah di rumah sakit ini.
"Segini kak. Banyak kan?" Ujar Saka menunjukan jarinya pada Yandra. Dapat dilihat dari isyarat jari Saka yaitu 6 hari.
"Wah lama banget ya, Saka pasti bosen, tapi tenang sekarang ada kakak yang sering main sama Saka" ujar Yandra.
"Asikk!! kak Kalin juga ikut ya, bial kita sama-sama main baleng" ujar Saka sangat antusias.
"Ohiya kenapa kakak Yandla ga duduk disini? Kaka belantem? Kata nenek jangan belantem nanti dimalah mama telus ga dikasi main lagi. Jangan belantem ya kak" ujar Saka. Bahkan anak kecil yang masih dibilang tidak tau apa-apa tau soal ini, tapi kenapa orang dewasa menganggap hal kecil yang mungkin saja menjadi perkara besar ini meremehkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Susah Lupa | Yangyang Karina [Lengkap]
Short Story"Jangan pernah mengatakan maaf itu dosa hanya karena kamu terlambat mengatakannya" - Karina Lestari "Gue cowo munafik. Gue lebih percaya yang belum tentu ada dibanding lo yang nyata di depan gue" - Yanandra Aditama "Gue lakuin hanya karena kurang pe...