17. Perlahan sia-sia

19 7 3
                                    


Mengapa ini semua berubah secara mendadak? Apakah ini pertanyaan atau penyataan?


🐑🐑🐑

Matahari perlahan mulai menampakkan dirinya di atas langit. Dan hari ini Yandra telah mempersiapkan dirinya untuk bersekolah dan menanyakan sesuatu pada Karina.

"Hah, ayok gue pasti bisa. Jangan lemah dengan senyumannya. Ayok bisa! Jangan mleyot!" Ujar Yandra mengepalkan tangan nya dan mengangkat nya sedikit untuk  menyemangati dirinya.

Yandra keluar dari kamar nya untuk sarapan dan langsung siap siap.

"Bun, Yandra berangkat ya" pamit Yandra.

"Iya hati-hati ya, jangan ngebut kalo naik motor" ujar bunda.

Saat Yandra di halaman rumah Tendra meyapa Yandra.

"Nda, pelan pelan aja ngomong nya sama dia. Gue tau lo emosi karna dia  punya niat buruk, setidaknya jangan nyakitin perasaan nya. Dia juga perempuan yang sebenarnya punya hati lembut" ujar Tendra menasehati Yandra agar berbicara dengan santai dan tidak terbawa emosi.

"Iye iye ribet lo, sana ke kampus. Ntar dosen pembimbing (dosbim) lo ngomel ngomel sampe lo kena mental" ujar Yandra ikut menasehati Tendra balik.

Mereka pun keluar rumah berbarengan dengan tujuan yang berbeda. Ya seperti ini lah rutinitas keluarga Aditama di pagi hari saat weekdays.

🐑🐑🐑

Yandra sampai di sekolah dan langsung berjalan ke kelas.

Saat ia berjalan, semua siswa menatap aneh Yandra.

Kenapa gue di pelototin- batin Yandra.

Ia pun tak menghiraukan tatapan aneh para siswa di sekolah itu. Ia pun mengangkat bahu tanda acuh.

Setibanya ia di kelas ia langsung disapa oleh Rajesa dkk.

"Woy, pacar lo mana?" Tanya Rajesa.

"Entahlah, gue ga jemput dia hari ini" jawab Yandra sambil menaruh tas nya di bangku.

"Heh lo tuh gimana sie? Kalo punya pacar itu ya jemput kek atau minta maaf karna ga jemput gitu" ujar Jenan menasehati.

Maklum, Jenan ini walau ia tak punya gandengan tapi ia sangat paham mengenai relationship. Kalo kata orang orang sih pakar cinta.

"Ya gue lagi ga mood hari ini" ujar Yandra malas dan menenggelamkan wajah nya pada tangan yang terlipat rapi di meja.

"Heh Wayan temen nya Dayu, jemput pacar itu ga perlu pake mood kali! Kok makin lama makin longgar aja sih" ujar Candra kesal.

Candra itu selalu kesel kaya orang pms kalo temen nya bertengkar sama pacarnya. Ya gemes aja gitu. Kenapa kalo bertengkar itu ngga jelasinnya terus terang aja. Kan enak diliat.

Oke lanjut.

"Udahlah, gua yang pacaran kenapa lo yang ribut sih" ujar Yandra kesal.

"Ya lo si kenap-" protes Candra terpotong karena ada suara sedikit keras namun lembut itu terdengar di telinganya.

"Can? Kasih gue ngomong bentar sama Yandra ya?" Tanya Karina.

"Oh iya silahkan" ujar Candra.

"Makasi Can" ujar Karina.

"Ndra, aku minta waktunya sebentar" pinta Karina dan Yandra langsung menarik tangan Karina untuk keluar dan berbicara berdua.

"Ada apa? Cepet, aku ngantuk" ujar Yandra malas saat sudah berada di tempat sepi.

Susah Lupa | Yangyang Karina [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang