Guest

662 91 39
                                    

Heeseung POV

Ya tuhan! Aku berani sumpah, aku tidak berniat untuk merusak hubungan mereka berdua, bohong, aku ada niat, hanya 15%.

Sudah 30+ email yang ku kirim pada Jay, untuk menanyakan hubungan mereka berdua. Tapi tak satupun email yang dibalas olehnya.

"Heeseung-ah, ayo kita makan malam! Keluar lah, jangan mengurung dirimu dikamar terus menerus."

Suara ibu terdengar dari balik pintu kamarku yang bercat coklat. Kulirik jam yang menunjukan pukul 19.47 dan kupikir ini adalah waktu makan malam.

"Sebentar lagi, bu! Aku akan turun kebawah."
Tak butuh waktu lama, suara langkah kaki di tangga terdengar. Ibu sudah turun.

Hidupku sekarang lebih mewah dibanding aku tinggal dengan kedua orang tuaku dulu, saat keluarga masih utuh, sebelum aku diusir.

Yah, tapi aku bukan orang kaya yang tinggal di apartement mewah berlantai dua, bukan orang kaya yang mempunyai deretan mobil lamborghini, ferarri atau sebagainya.

Yang kumaksud lebih mewah adalah, mencukupi kebutuhan hidup, mungkin juga karena faktor orang yang kubiayi sekarang hanya ibu.
Beda dengan dulu, sangat terbatas.

Aku membuka pintu dan berjalan menuju meja makan, sesosok malaikat tanpa sayap itu tersenyum padaku seraya menaruh piring. Tak lupa untuk menciumnya dan duduk.

Aku langsung menyambar ayam di depanku, dengan sigap ibu memukul tanganku."Baca doa dahulu!"

"Aku lapar, bu" Erangku

Tidak membalas perkataanku, tapi matanya yang menatapku sekarang mengartikan semuanya.
"Ck! iya, iya."

Aku mengangkat kedua tanganku dan mulai memimpin berdoa. Langsung ku sambar goreng di depanku, ibu hanya menggeleng-geleng.

"Bagaimana kabar- ah ibu lupa namanya, Beomgyu! ya dia, apa kabar dia?"

"Baik-baik saja." Jawabku malas. Beomgyu adalah mantanku, sebenarnya semua mantanku itu hanya pelampiasan. Hatiku masih pada Jay.

"Hyunsuk?"

"Sama."

"Taehyun?"

"Baik."

"Geonu?"

"Juga baik."

"Junkyu?"

Kenapa ibu menanyakan semua mantanku? hft.

"Hm."

"Jay?"

Aku diam tak menjawab. Kuberitahu, menurutku, ibu bisa membaca pikiranku, setiap kali aku menyembunyikannya takkan berhasil.

Sekarang, aku pura-pura menikmati makanan juga tertebak oleh ibu. "Baik, ceritakan"

Menaruh garpu dan sendok di piring secara bersamaan, dan menghela napas. "Seminggu lalu aku bertemu dengannya, aku mencoba untuk meminta maaf dan memintanya untuk kembali, ia memaafkanku, namun ia sudah punya yang lain, lalu-"

"Dengan bodohnya kau mencium Jay dan ketahuan dengan pacar barunya?" Ibu memotong dengan cepat, karena ia tahu aku tak ingin bicara.
Yang kulakukan hanya mengangguk.

"Hidupmu memang penuh dengan drama Heeseung, terbiasalah." Kata ibu seraya berdiri dan berjalan ke arah dapur.

Lihat? Ibu bukan orang yang tepat untuk bercerita jika ada masalah.

Ibu juga termasuk orang yang cuek, aku sudah dianggap bisa menyelesaikan semua masalah, sebab itu ia hanya menambahkan kalimat-kalimat tidak membantu jika aku bercerita.

My Gay Teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang