Next step

660 77 6
                                    

Ni-Ki POV

Tak ada pembicaraan sama sekali.

Sekitar 3 jam yang lalu, sejak kami dikeluarkan dari sekolah, aku dan Jay kembali ke apartementnya. Dan sudah 3 jam juga kami saling diam.

Jay hanya berbaring di sofanya dan menatap langit-langit, terkadang menghela napas berat, dan memejamkan matanya.

Aku tak tahu apa yang ada dipikirannya itu, sebenarnya bisa saja aku berbohong tadi, tapi kenapa ia malah memilih untuk jujur?

"Hei," la menoleh saat aku memanggilnya dengan pelan. "Kau belum makan, mau kubuatkan sesuatu?"

la kembali menatap langit-langit, tak butuh waktu lama Jay duduk lalu menatapku. Memberi isyarat bahwa ia menyuruhku untuk duduk disebelahnya.

Matanya mengerjap-erjap, bibirnya ia tekuk ke bawah, mungkin ia sedang mencoba menunjukan ekspresi kesalnya, namun menurutku malah terkesan lucu.

Aku terkekeh dan langsung duduk di sebelahnya.
Baru 3 detik aku duduk, ia langsung menyenderkan tubuhnya di dadaku.

Ah, rasanya rindu sekali dengan aroma tubuhnya ini. Dan hangat badan mungil nya.

Sudah 2 minggu kira-kira aku tak seperti ini dengannya.

"Ayo kita cari pekerjaan lain." Ucapku seraya mengelus surai coklat gelap miliknya.

la menggeleng,"Tidak usah" Ucapnya lirih

"Tapi kau butuh pekerjaan"

Lagi-lagi ia menggeleng

Huft, aku tahu kejadian ini sangat membuatnya terpukul.

Tapi bukan berarti ia lemah seperti ini, argh sudahlah, ia mungkin hanya butuh waktu.

Hening beberapa menit, kami sibuk dengan pikiran masing-masing, Jay mengatur napasnya sedangkan aku terus mengelus rambutnya, menikmati lembutnya ditanganku, dan wangi rambut juga tubuhnya.

Andai aku punya uang banyak, atau sudah menjadi pria sukses, aku pasti akan cepat-cepat menikahinya.

Jadi Jay takkan kebingungan seperti ini dengan pekerjaan. Aku akan menyuruhnya duduk manis dirumah dan menungguku pulang.

"Ni-Ki," Aku menghaming singkat menjawabnya.

Jay mendongakan wajahnya, sekarang wajah kami hanya berjarak 3 ruas jari.

"Nikahi aku."

Seketika tubuhku menegang dan menatapnya kaget.

Hei, aku baru saja memikirkannya, tolong jangan membuatku memikirkannya lebih dalam.

Jay masih menatapku menunggu jawaban. Aku segera memalingkan wajahku dan membawanya kepelukan, sengaja menjatuhkan tubuh di sofa.

Jay sekarang berada di atasku, ia sedikit merubah posisinya.

Tangan kirinya melingkar indah di perutku, wajahnya yang bersandar di dadaku menghadap kiri seraya memainkan lenganku

"Aku butuh balasanmu."

Ukhh tuhan kepalaku sakit seketika.

Hanya mengelus kepalanya pelan, aku memenjamkan mataku.

Apa yang harus kukatakan?

"Ni-Ki, jawab"

"Aku janji akan menikahimu setelah aku punya pekerjaan lagi. Dan gajiku sudah mencukupi."
Hanya terdengar dengusan darinya.

Argh, pasti jija seperti ini aku akan tidur di sofa. Badan rasanya sakit bagai tertimpa kapal pesiar yang penuh dinaiki ribuan orang.

Namun rasa sakit itu tergantikan saat sesuatu yang kenyal juga manis mendarat dibibirku.
Aku tahu pemilik bibir ini, segera aku mendekap tubuhnya, tentu aku masih menutup mataku. Namun aku melanjutkan lumatannya.

My Gay Teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang